EYD (Ejaan Yang Disalah-gunakan)

plend es de qhu...........................kgen jgga ea ma klen.......................kpand qta reonian a??????khu tnggu eaa...........kbart a.......”

“CorY yA wen,tdii niYa gk smpet tag2 in ph0to qta qe kLYan cmUAH,..”

“hha . smasma wen . kbarku baekbaek ajj . gman kbarmu ? skaliskali dtg la k methosa.”

"PENGUMUMAN : bhwa, BBFkmbli d tyangkan d tipi,tpat a d indoziar.jgn lupa nnton iia,plend.bbf maen dri pkul 3 sore. HIDUP BBF....!!!!!! bgi pnggmar stia bbf, tolonk d tonton,iia...............................SEKIAN,PLEND.........." 

Pernah membaca status Facebook anak-anak remaja sekarang nggak? Ini ada contohnya. Keempat kalimat itu kuambil dari profil Facebook seorang keponakanku yang duduk di kelas 2 SMP yang lazim disebut Anak Baru Gede alias ABG. Pertanyaanku cuma satu:
Kira-kira, kawan-kawan blogger mengerti nggak dengan apa yang dimaksud kalimat-kalimat diatas?

Kalau aku sendiri, terus-terang, aku pusing tujuh keliling membacanya. Minta ampun ribetnya. Hampir semua bagian dalam kalimat itu melanggar tata cara bahasa Indonesia yang kukenal sejak dulu. Mulai dari penggalan kata yang amburadul (seperti: ’sama-sama’ diganti menjadi ’smasma’), penggunaan huruf besar yang berantakan (seperti: ’kalian’ diganti menjadi ’kLYan’), istilah bahasa Inggris yang di-Indonesiakan seenaknya (seperti: ’friend’ diganti jadi ’plen’), penulisan kata sesuai dengan bunyinya (seperti: ’ya’ diganti menjadi ’iia’), penulisan kata yang disegaja tidak lengkap (seperti: ’kembali’ diganti menjadi ’kmbali’) dan beberapa keanehan lagi (aku sendiri jadi capek menulisnya)

Anehnya, kawan-kawannya semua pada mengerti apa maksud dari tulisannya itu dan membalas dengan kalimat yang sama anehnya juga. Tak jarang, keponakanku ini juga mengirim sms dengan tulisan-tulisan seperti itu. Aduh, jangankan untuk membalas, membacanya saja sudah puyeng.

Rasanya, wajar saja kalau muncul kekhawatiran dari para pemerhati pendidikan di negeri ini. Pergeseran dalam penggunaan bahasa Indonesia saat ini sudah semakin parah. Kalau dulu, sewaktu fitur pesan pendek alias sms sedang booming, semua kata dibuat singkatannya. Tujuannya agar pengiriman sms (yang dihitung berdasarkan karakter) itu jadi lebih murah. Bahkan ada salah satu temanku dulu yang menulis sms tanpa spasi. Coba bayangkan. Tanpa spasi! Jadi, kita harus membacanya dengan ekstra teliti. Kalau tidak, pasti nggak bakal ngeh dengan maksud smsnya.

Menurutku, keanehan tanpa spasi itu saja sudah cukup parah. Ternyata, mucul fenomena baru yang lebih parah lagi. Malangnya, kerusakan ini justru terjadi di kalangan remaja yang notabene masih mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya. Bisa-bisa anak cucu kita ke depan nantinya sudah tidak bisa lagi menemukan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar lagi. Karena sekarang saja, Bahasa Indonesia seperti sudah kehilangan wajah aslinya. Terlalu banyak perubahan. Terlalu banyak pengrusakan. Lama-kelamaan semua ini akan menyebabkan bahasa Indonesia kehilangan identitasnya dan lenyap dari peredaran. Dan tak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Nasib...


Selamat Hari Natal 2009


Selamat Hari Natal 25 Desember 2009

Ini hanya posting singkat saja, kawan-kawan. Menurutku, tak ada kata yang bisa mewakili betapa spesialnya hari ini bagiku dan kawan-kawan Kristen lainnya. Meskipun aku yakin, tidak semua diantara kawan-kawan yang merayakan Natal, izinkanlah aku membagikan semangat Natal yang sedang kami rasakan saat ini.

Selamat Natal untuk kawan-kawan Kristiani dimanapun berada. Semoga kelahiran Kristus juga ada di hati kita. Membimbing dan mengaruniai kita kasih yang akan membuat kita semakin mensyukuri apa yang sudah kita peroleh di hari-hari yang lalu. Dan menyadari betapa besar cinta Bapa kepada kita semua.

Selamat Hari Natal 2009!
Tuhan Memberkati,
Syalom

Tags

Selamat Hari Ibu

Ini kali kedua aku merayakan hari ibu, setelah menjadi seorang ibu. Sejak dulu aku selalu menyempatkan diri untuk menelepon emak-ku tercinta di kampung halaman. Hanya untuk mengucapkan ”Selamat Hari Ibu” untuknya. Seandainya saja aku bisa bertemu langsung, pasti ucapan itu akan diselingi dengan peluk dan cium di pipinya yang mulai keriput.

Hari ibu ini berbeda dengan hari wanita. Kalau hari perempuan, pastinya dirayakan oleh semua perempuan. Baik yang tua, muda, gadis, ataupun sudah menjadi ibu. Tapi hari ibu umumnya ditujukan kepada perempuan yang sudah menjadi ibu atau memiliki anak. Sehingga, umumnya juga yang memberikan ucapan ”Selamat Hari Ibu” adalah oleh seorang anak kepada ibunya.

Kasih ibu memang tak ada bandingannya di dunia ini. Dulu aku belum bisa memahami sepenuhnya besarnya cinta dan pengorbanan yang diberikan emakku kepadaku dan adik-adikku. Setelah punya anak, sedikit aku mulai bisa memahami seperti apa tugas dan tanggung jawab yang harus dipikulnya ketika kami masih kecil-kecil dulu. Semua tugas berat itu akan dimulai sejak anaknya lahir.

Hampir tidak ada ibu yang baru punya anak memiliki wajah secerah dan sebahagia ibu-ibu di iklan televisi. Hari-hari sesudah melahirkan akan dibanjiri dipenuhi dengan kegiatan begadang siang dan malam. Merawat bayi baru lahir ternyata sangat melelahkan. Bahkan di malam hari pun harus bangun setiap dua jam sekali untuk memberikan ASI. Istirahat di siang hari pun tidak maksimal, karena ASI harus tetap jalan. Setelah memasuki usia 6 bulan, ASI memang sudah tidak setiap dua jam lagi, tapi digantikan dengan membuat makanan semi padat seperti bubur dan sejenisnya.

Begitu usia satu tahun, harus mulai melatih anak berbicara dan berjalan. Membimbing agar ia bisa berjalan tegak di kedua kakinya. Mengajaknya bicara meskipun hanya sedikit yang bisa dimengerti oleh ibu dari sekian banyak celoteh penuh liur dari anaknya itu. Membersihkan kotoran, mengganti celana ketika pipis, memandikan, menidurkan. Dan semuanya yang tak bisa terucapkan satu persatu. Sangat memeras perhatian dan tenaga. Apalagi dulu kami ada bertiga dengan kelahiran susun paku alias berderet. Sehingga, semua kerepotan itu pasti tak terbayang ketika tiga anak kecil saling bersaing berebut perhatian. Bagaimana lagi dengan mereka yang terdiri dari keluarga besar, seperti suamiku ya? Mereka ada 9 bersaudara! Hanya 2 yang perempuan, sisanya laki-laki semua. Aduuh, salut sekali sama mertuaku itu. Perempuan perkasa.

Untuk Hari Ibu ini, aku mau mengucapkan ”Selamat Hari Ibu” untuk semua blogger perempuan yang sudah menjadi ibu.

Seperti mbak Lidya, mbak Evylia, mbak Dyah, dan semu blogger ibu lainnya yang kebetulan mampir disini. Selamat Hari Ibu, ya. Semoga tetap menjadi seorang ibu yang penuh cinta dan belas kasih..
Tags

Mommy Mayonnaise dan Mirror On The Wall

Aku agak repot belakangan ini. Bukan repot masak atau sejenisnya. Tapi repot mengubah domain blog-ku yang Mommy Mayonnaise dari domain gratisan blogspot, jadi domain berbayar dot com. Tapi, jangan salah. Aku sama sekali tidak mengeluarkan uang. Karena pembayaran domainku sudah lunas sampai dua tahun ke depan. Coba tebak, pembayarannya dari hasil review berbayar kemarin. Hahaha..


Penggantian domainnya sukses dengan bantuan seorang kawan yang ahli. Blog Mommy Mayonnaise sudah berubah wujud dalam waktu singkat. Tapi, muncul masalah baru.

Sebelumnya Mommy Mayonnaise sudah dapat PR2 (meskipun agak kurang terurus. Hehehe). Sekarang, PR dan Alexa-nya ambruk jadi N/A. Wajar juga, karena ganti domain, otomatis masih belum terjaring oleh Google. Bakal kerja keras lagi nih. Seperti baru buat blog. Seharian ini saja aku menghabiskan waktu untuk mengedit semua link di blog direktori yang aku punya. Mendaftar ulang di Google, Yahoo dan sejenisnya. Menghubungi kawan-kawan blogger yang bertukar link denganku agar mengganti alamat url lama dengan yang baru. Benar-benar repot.

Makanya, baru sekarang aku bisa posting lagi disini. Blog ini adalah satu-satunya yang tidak akan kupasangi iklan apapun. Blog idealis. Kemarin aku cuma posting satu saja review berbayar, yang memang membutuhkan blog berbahasa Indonesia. Tapi untuk Google Ads ataupun PTC lainnya, sepertinya tidaklah. Semua jatah iklan akan kumasukkan ke Mommy Mayonnaise saja. Mudah-mudahan PR dan dan Alexa-nya cepat kembali.

Blog itu rencananya akan kukelola secara lebih serius. Bahkan lebih serius daripada blog yang ini. Makanya, berganti domain. Kan sayang kalau sudah dibayar tapi tak diurus kan? Selagi PR nya belum tinggi, diubah saja domainnya.
Dan yang paling penting dari semuanya adalah harus tetap rajin menulis. Iya nggak? Hehe... Selamat ber-blogging ria...

Tags

Konsumen Listrik Indonesia

Pemadaman bergilir yang dilakukan PLN akhir-akhir ini benar-benar membuat jadwal ngeblog jadi tersendat-sendat. Masalah ini begitu klisenya sehingga nyaris tidak ada penyelesaian sama sekali. Anehnya, pemadaman ini bisa hilang selama beberapa bulan (seperti beberapa bulan kemarin), lalu mendadak muncul lagi seperti sekarang ini. Apa karena major overhaul nya juga hilang timbul ya?

Ibarat penjual jasa, PLN seperti menjual produk yang amburadul. Masyarakat sebagai konsumen terpaksa harus merelakan diri diperlakukan semena-mena seperti ini. Apa karena PLN satu-satunya perusahaan yang menyediakan listrik di negara ini, lantas konsumen jadi tidak bisa mendapatkan haknya sesuai dengan kewajiban yang sudah dijalankannya?

Setelah mencari kesana-sini, akhirnya aku menemukan juga UU Perlindungan Konsumen (UUPK) yang disahkan tanggal 20 April 1999. Di dalamnya tercantum delapan butir hak-hak konsumen yang ingin aku bagikan juga disini.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapat advokasi dan perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan atau sebagaimana mestinya.

UU Perlindungan Konsumen inilah yang memayungi dan menjadi dasar hukum bagi tiap konsumen yang merasa haknya dilanggar. Tapi, apakah semua konsumen mengetahui hak-hak yang dimilikinya ini? Sepertinya tidak. Banyak konsumen yang memilih untuk berdiam diri bahkan ketika hatinya sebenarnya dongkol melihat barang atau jasa yang dibelinya tidak sebagus yang diharapkannya. Mereka menyadari penyimpangan itu, tapi mereka memilih untuk tidak ribut.

Mayoritas konsumen enggan menyuarakan haknya dengan dua alasan utama. Pertama, merasa pesimis kalau keluhan mereka akan ditanggapi dengan baik. Kedua, tidak tahu kepada siapa harus mengajukan protes, karena tidak adanya mekanisme yang mengatur tata cara pengajuan keluhan (complain).

Kalau dikaitkan dengan masalah pemadaman listrik ini. Apakah masyarakat sebagai konsumen sudah menyadari perlindungan hak UUPK atas jasa pengadaan listrik oleh PLN? Apakah masyarakat tahu tapi pesimis kalau keluhannya akan ditanggapi dengan baik? Atau malah tidak tahu kepada siapa harus mengajukan protes. Sepertinya, untuk saat ini, masyarakat masih akan memilih untuk diam saja dan bersikap nrimo meskipun haknya tidak didapat secara maksimal, sementara kewajibannya tetap harus dilaksanakan, apapun alasannya. Entahlah.
Tags ,

Dunia Anak Indonesia

Hari Minggu kemarin, sewaktu kami sedang berhenti di perempatan lampu merah, aku melihat sebuah baliho besar yang mengiklan-kan acara final pembuatan film anak-anak. Bukan acaranya yang menarik perhatianku, tapi slogan dari acara itu yang dicetak tebal dan dituliskan di bagian yang paling mencolok.
Kalimat sederhana tapi penuh makna.

Begitu selesai membaca kalimat itu, mata akan langsung beralih ke segerombolan anak jalanan yang berkumpul di bawah lampu merah dekat baliho itu berdiri.

Ada yang jadi pengamen dengan alat musik seadanya di jendela-jendala mobil. Ada juga yang jadi pengemis sambil menggendong adiknya yang masih balita di punggungnya, lalu berlarian kesana-kemari. Ada juga seorang anak laki-laki yang membawa kemoceng lusuh kesana-kemari dan menawarkan jasa mengelap debu instan sambil menunggu lampu kembali hijau. Biasanya usahanya itu dibalas dengan klakson dari pemilik mobil yang menyuruhnya berhenti mengelap mobilnya. Inikah wajah dunia anak Indonesia?


Anak-anak Indonesia kebanyakan sudah mulai bekerja mencari uang sejak usia yang sangat dini. Mereka bahkan mengerjakan pekerjaan yang orang dewasa saja menolak untuk mengerjakannya. Tapi, kenapa ada orang yang mau mempekerjakan tenaga anak-anak yang masih kecil seperti itu? Jawabannya singkat. Karena anak-anak bisa dibayar dengan upah rendah dan selalu bisa diintimidasi oleh majikannya. Itu untuk anak-anak yang bekerja di tempat-tempat menyedihkan, seperti menjadi pemulung, pengemis bahkan anak-anak yang menjadi kuli di tambang-tambang. Mereka bekerja karena terhimpit masalah ekonomi. Mereka mungkin bahkan tidak berani memikirkan kemungkinan untuk bersekolah.

Apakah himpitan ekonomi adalah satu-satunya alasan anak memasuki dunia kerja terlalu dini? Tidak. Karena ternyata anak-anak yang memiliki orang tua yang mampu secara finansial pun tetap tercebur juga. Contohnya sudah sering kita lihat, seperti anak-anak yang menjadi artis di televisi. Seperti: Marshanda, Tina Toon, Baim ataupun

Alanis si keriting lucu yang dulu membintangi sinetron Doo Bee Doo. Mungkin, karena kita melihat mereka selalu tampil manis dan ceria di depan tv, kita jadi lupa kalau mereka hampir tidak memiliki waktu untuk bermain karena harus melewatkan hari di lokasi syuting sinetron kejar tayang.

Orang tua dari beberapa artis-artis cilik ini bahkan mengaku dengan terus terang, kalau anak mereka kadang suka rewel di lokasi. Sehingga harus mencari cara untuk bisa membantu anak-anak mereka kembali memperhatikan proses syuting. Anak-anak itu bahkan makan, tidur dan mandi di lokasi. Alanis pemeran Doo Bee Doo dulu bahkan sudah mulai syuting sejak dia belum bisa berbicara. Tugasnya cuma tampil bengong di depan kamera dan memancing rasa gemas penonton. Dia adalah salah satu artis cilik yang mengucapkan kata-kata pertamanya di hadapan kru sinetron dan bukannya di rumah bersama orang tuanya.

Inilah dunia anak Indonesia. Anak yang bekerja adalah hal lumrah disini. Orangtua beranggapan kalau hal itu wajar, mengingat anak memang harus bekerja membantu orangtuanya yang tidak mampu. Anak menganggap bekerja pada usia dini itu kerena, apalagi kalau menjadi artis. Kan orang tuanya masih kebagian jatah menjadi menejer dan bisa mengatur arus keuangan yang dicari dari peluh anaknya yang masih balita.

Mungkin saja inilah yang menjadi latar belakang dari pembuat slogan di atas.
”Dunia anak bukan bekerja. Dunia anak dunia belajar, bermain dan berkreasi!”
Tags

Neraka Di Infernonya-Dante (8)

Untuk kisah di Lingkaran Pertama Lapisan Ketujuh ini, bisa dilihat disini.

-Lingkaran kedua, untuk mereka yang jahat kepada dirinya sendiri.
Disini ditemukan mereka-mereka yang tidak mengasihi dirinya sendiri. Seperti melakukan bunuh diri atau tidak menjaga kesehatan dirinya dan juga mereka-mereka yang tak pernah punya waktu untuk menikmati hidupnya dan tidak mau bergembira. Mereka yang selalu bersedih, meskipun dalam situasi yang berbahagia. Tempat ini disebut juga Hutan Bunuh Diri. Sebuah hutan yang gelap dan sangat berbahaya yang dipenuhi pepohonan yang berdaun hitam. Jiwa orang-orang yang bunuh diri ini akan dikurung dalam setiap pohon-pohon berduri yang ada disana. Dan pohon-pohon inilah yang secara terus menerus diserang oleh Harpy-Harpy yang menjijikkan yang terbang di atas tempat terkutuk ini.

Harpy adalah perwujudan burung raksasa yang memiliki wajah wanita dewasa. Ketika para Harpy memakani ranting pepohonan ini, menghancurkan daun-daun dan dahannya, maka bagian yang luka itu akan mengeluarkan darah. Dan selama darah itu masih mengalir, maka jiwa yang terperangkap dalam pohon itu akan bisa mengeluarkan suara. Karena mereka yang menghancurkan tubuhnya sendiri adalah orang-orang yang mengingkari wujud manusianya. Jadi, moral utama dalam kehidupan mereka adalah penghancuran diri sendiri. Sehingga mereka hanya diizinkan berbicara melalui luka dan air mata. Hanya melalui darah mereka sendirilah mereka bisa mengeluarkan suara.

Ada juga sekelompok orang-orang yang berlarian kesana-kemari di dalam hutan. Mereka adalah mereka-mereka yang telah menghancurkan harta miliknya agar bisa lebih kaya lagi. Misalnya, orang-orang yang membakar rumahnya untuk memperoleh ganti rugi asuransi. Mereka dihukum abadi akan dikejar-kejar oleh anjing ganas. Jika mereka tertangkap, anjing-anjing itu akan mencabik-cabik mereka.

Di sela-sela Hutan Bunuh Diri ini terdapat area pembuangan sampah yang berisi semua sampah polusi yang dihasilkan manusia. Tempat ini adalah untuk mereka-mereka yang merusak diri sendiri dengan menghasilkan polusi lingkungan. Beberapa diantara mereka dikejar-kejar oleh buldoser yang hidup. Beberapa yang lain dikutuk untuk bekerja di pabrik-pabrik yang menyemburkan kotoran seperti yang mereka lakukan untuk meraup keuntungan semasa hidupnya.

Dua kelompok orang terlihat sedang sibuk bekerja. Kelompok pertama bekerja menyusun bagian-bagian barang-barang canggih yang telah rusak dan berusaha memperbaikinya. Sementara kelompok yang satunya berusaha merusaknya kembali dan kemudian menyerahkan bagian-bagian yang sudah terpisah itu untuk disusun ulang kepada kelompok pertama
.
Ada beberapa bagian dari tempat pembuangan sampah ini yang dilalui oleh selokan-selokan dengan air yang dipenuhi sampah jorok berbau busuk. Ada juga beberapa yang tergeletak di kolam minyak dan terus menerus dipatuk oleh burung pemakan minyak. Gas berbau busuk dan sampah-sampah polusi lainnya juga memenuhi tempat ini, termasuk gas air mata. Terdengar suara-suara yang terus menerus merintih, suara jeritan motor dan derakan mesin-mesin. Aliran sungai darah mendidih, Phlegethon, juga mengalir melalui lingkaran ini.

-Lingkaran ketiga, untuk pelaku kejahatan yang menentang Tuhan dan alam
Lingkaran ketiga dari Neraka Lapisan ketujuh ini adalah untuk mereka-mereka yang semasa hidupnya melakukan kejahatan menghujat Tuhan. Baik itu dengan mengutuk Nama Tuhan ataupun dengan menghina alam yang merupakan anugerah Tuhan.
Pendosa-pendosa yang tinggal disini adalah para penghujat Tuhan, lintah darat dan pelaku sodomi. Mereka akan terperangkap selamanya di Tanah Pasir Terbakar, yang secara terus menerus menurunkan hujan api yang besar yang akan menghilang begitu menyentuh tanah. Tapi akan langsung membakar jika menyentuh tubuh para pendosa itu.
Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Tanah Keburukan. Dan disini, ketiga jenis pendosa tadi akan mengalami perlakuan yang berbeda.

Para penghujat Tuhan akan ditelanjangi dan ditarik dalam posisi telentang di tanah di bawah hujan api. Beberapa diantaranya berteriak-teriak dan mengutuk Tuhan.
Para pelaku sodomi yang juga telanjang, akan mengembara selamanya di tanah yang membara itu, atau berjongkok di tanah dengan beralaskan tangan mereka sendiri.
Para lintah darat akan merangkak di pasir yang panas sambil membawa karung uang yang besar di leher mereka. Mereka menggunakan perhiasan-perhiasan mahal, tapi identitasnya ditutupi. Ini sebagai simbol bagaimana mereka telah kehilangan identitasnya karena terlalu memburu harta. Dan warna pakaian mereka menandakan klan keluarganya.
Perusahaan simpan pinjam adalah contoh lintah darat di zaman modern dan juga dikutuk disini.

Aliran darah mendidih sungai Phelegethon mengalir melalui lingkaran ini sampai ke bagian tepinya menuju ke Lapisan Ke-delapan. Disini badan sungai semakin menyempit tapi aliran darahnya semakin deras. Terdengar suara seperti jeritan dari dalam arus air yang warnanya merah terang. Aliran ini kemudian jatuh dengan suara yang mengerikan ke jurang yang dalam menuju Lapisan Kedelapan.
Tags

Koin Peduli Prita

Apa yang terjadi kalau ada salah satu anggota masyarakat mengalami ketidak adilan dari sebuah lembaga? Maka masyarakat luaslah yang akan bertindak menunjukkan keadilan untuknya. Kasus Prita adalah salah satu dari contoh untuk ini.

Setelah pengadilan memutuskan Prita sebagai pihak yang bersalah dan diwajibkan membayar uang penalti sebesar ratusan juta rupiah, dia hanya bisa pasrah. Meskipun ia juga pasti telah mengalami kerugian moral dan materil sejak kasus ini bergulir, ia sepertinya sudah memutuskan untuk menyelesaikan kasus yang carut-marut ini. Dia cenderung lebih merasa bingung tentang bagaimana dia akan membayar penalti sebesar itu daripada memikirkan posisinya yang divonis bersalah.

Meskipun pengadilan telah memutuskan Prita bersalah, sepertinya masyarakat luas memiliki pandangan yang berbeda. Dan karena keputusan pengadilan tidak bisa diganggu-gugat, masyarakat pun mencari cara lain untuk membantu memberikan keadilan bagi Prita. Cara yang dipilih sangat sederhana dan menyentuh hati. Koin peduli Prita. Tidak ada aksi penggalangan dana dengan gala dinner mewah ataupun konser yang mengundang artis papan atas. Masyarakat hanya mengumpulkan kepingan-kepingan uang logam yang bisa disumbangkan hampir seluruh lapisan masyarakat.

Tak hanya orang dewasa. Mahasiswa, pelajar, hingga anak-anak pun bisa menyisihkan uang logam yang kadang tidak dipergunakan (atau bahkan terlupakan) di dalam saku mereka. Tak hanya orang kaya, tukang becak dan supir angkot pun menyempatkan diri untuk menyumbangkan beberapa keping uang logam. Sekilas upaya ini seperti sia-sia. Bayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengumpulkan uang logam sebanyak 200 juta rupiah? Dan kalaupun terkumpul, bayangkan besarnya wadah yang dibutuhkan untuk menampungnya.

Tapi, yang menjadi poin utamanya disini adalah bagaimana keadilan itu punya banyak wajah. Kalau gagal mendapat keadilan dari sebelah kiri, masih ada sisi sebelah kanan. Prita mungkin sedih atas vonis berat yang dijatuhkan padanya. Dia mungkin bingung dengan besarnya penalti yang harus dibayarnya, sementara dia hanyalah ibu rumah tangga biasa dan dari keluarga sederhana. Tapi, Koin Peduli Prita ini pasti akan sangat menyentuh hatinya. Sedikit banyak, itu akan membangkitkan semangat di dalam kalbunya. Dan memberi harapan, bahwa dia tidak sendiri mengalami kesulitan ini. Koin-koin yang terkumpul dari posko-posko peduli Prita mungkin terlihat tidak menjanjikan untuk saat ini.

Tapi menurut informasi, posko sejenis sudah semakin banyak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Medan. Coba perhatikan, aksi kemanusiaan seperti ini memang biasanya bersifat menular. Sama halnya dengan ketika orang-orang menyumbang untuk korban-korban bencana alam. Semua pihak akan membantu semampunya. Menurutku, hanya masalah waktu saja, sebelum Posko peduli Prita ini semakin banyak dan semakin menjamur di berbagai tempat.

Bersamaan dengan itu, muncul pula masalah baru. Akan selalu ada orang yang mengail di air keruh. Posko juga harus bertanggung jawab untuk memastikan uang-uang logam yang terkumpul itu memang dipergunakan untuk membantu Prita dan tidak diselewengkan. Memang bentuknya hanya uang logam, tapi sepuluh ribu keping pecahan seratus rupiah adalah sama dengan seratus lembar uang sepuluh ribuan. Sama-sama satu juta rupiah kan?

Koin peduli Prita adalah tanggung jawab besar dan mudah-mudahan bisa membantu meringankan beban Prita.
Tags

Neraka Di Infernonya-Dante (7)

Bagian Ketujuh: Lapisan Ke-enam (Kota Dis)
(Untuk para penganut bid’ah)

Setelah melewati Lapisan Ke-lima, Dante menuju ke lapisan berikutnya. Tempat ini adalah tempat penghukuman abadi untuk mereka-mereka yang menganut ajaran bid’ah semasa hidupnya. Termasuk dalam kategori ini adalah agama-agama yang melenceng dari agama Kristen tapi masih menganggap diri sebagai Kristen.
Aliran-aliran kepercayaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Alkitab. Agama-agama yang menyelewengkan penafsiran Alkitab untuk untuk kepentingan tertentu. Juga mereka-mereka yang atheis, penganut animisme, penyembah berhala

Neraka pada lapisan ini masih terbagi atas dua bagian lagi:
Pertama, daerah kosong yang dipenuhi makam dengan batang-batang besi membara bertonjolan di atasnya. Beberapa diantaranya bahkan tampak begitu merah karena panasnya. Masing-masing besi itu mewakili jiwa orang-orang yang menganut paham bid’ah semasa hidupnya. Mereka terkurung dalam lubang-lubang besar mirip tong yang bertebaran diantara makam-makam itu. Di dekat masing-masing makam juga terdapat lempengan besi yang berukuran cukup besar dan berfungsi untuk menutup lubang-lubang itu. Udara disini terasa panas dan kering.

Kedua, ada dataran luas di Kota Dis yang menyerupai musoleum yang terbuat dari marble putih. Terdapat deretan koridor selebar sekitar lima meter dengan tinggi yang hampir sama disana. Udara di dalamnya sejuk, berbeda dengan panas menyengat yang ada di bagian luar luar. Musik yang merdu dan manis mengalun lembut dari suatu tempat dan volumenya tidak pernah berubah. Di dalam musoleum, terdapat dinding yang ditutupi marble berbentuk persegi empat yang diatasnya tertulis daftar nama-nama, tanggal lahir dan tanggal kematian. Kadang-kadang juga terdapat potongan puisi. Di belakang masing-masing lempengan inilah terkurung orang-orang yang tidak mempercayai Kristus. Kalau dinding lempengan itu diketuk, kadang-kadang bayangan mereka bisa muncul keluar.

Di sisi lain, terlihat beberapa ceruk padat memenuhi dinding. Di dalam setiap ceruk ini terdapat sebuah jambangan besar. Di seberangnya terdapat terdapat beberapa ruangan kecil yang dihiasi dengan ornamen kuburan yang sangat besar dalam berbagai model. Setelah beberapa saat, maka akan mulai terdengar geraman, rengekan, kemarahan, kutukan dan sebagainya yang datang dari dalam kuburan-kuburan itu.

Beberapa dari koridor yang terdapat di musoleum ini mengarah kembali ke gerbang besi Kota Dis. Sementara yang lainnya menuju ke Lapisan Ketujuh.
Di tepi Lingkaran Keenam berbatasan dengan Lingkaran Ketujuh, tercium bau amis yang menjijikkan. Sehingga siapapun yang memasukinya mungkin harus berhenti beberapa saat dulu untuk membiasakan diri.

Bagian Ke-delapan: Lapisan Ke-tujuh
(Untuk mereka-mereka yang memiliki sifat bengis, kasar dan kejam)

Lapisan ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang dikutuk karena sifat kasar dan kekejaman yang seperti binatang semasa hidupnya. Penjaganya bernama Minotaur.
Disini terdapat tiga lingkaran yang ditentukan berdasarkan jenis dosa yang mereka lakukan.

-Lingkaran Pertama, berada tepat dibawah Lapisan Keenam.
Ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang suka berlaku kasar pada tetangganya, baik itu dengan cara membenci, membunuh ataupun merampas.
Di lingkaran ini pula terdapat Sungai Phlegethon (Phlegyas) yang dialiri darah yang mendidih. Baunya tidak tertahankan. Berisi darah segar dan bergumpal.
Mereka yang berada disana akan meronta-meronta untuk menyelamatkan dirinya agar tidak tenggelam dan hal ini akan berlangsung selamanya. Kedalaman sungai ini tergantung pada dosa masing-masing. Semakin besar dosanya, maka sungai tempatnya berada akan semakin dalam.

Sementara itu, seekor centaur (kuda berkepala manusia) dan jiwa-jiwa terkutuk yang telah pernah mengalami kekerasan di masa hidupnya akan berpatroli di sepanjang tepi sungai. Mereka siap memanah setiap pendosa yang berusaha mengangkat dirinya dari sungai darah itu melewati batas yang ditentukan. Para pendosa yang dihukum di sungai ini mengenakan seragam seperti yang mereka pergunakan di masa hidupnya dulu. Mata mereka terlihat berkabut dan wajahnya tanpa ekspresi. Pemimpin para centaur ini bernama Chiron, putra Saturnus dan Philyra yang terkenal karena kebijaksanaannya.
Ia kemudian menunjuk centaur lain bernama Nessus untuk memandu Dante dan Virgil menyeberangi sungai Phlegethon.

Disungai darah yang mendidih ini ada satu kapal kayu yang tenggelam terkatung-katung. Di dalamnya terdapat orang-orang jahat yang menjadi penjual budak semasa hidupnya. Mereka terperangkap di bawah alat pemanggangan di dek kapal. Dante juga melihat sebuah pulau yang dibentuk dari sekumpulan pekerja hukum yang pada masa hidupnya telah dengan sadar melepaskan banyak penjahat yang seharusnya dihukum, yang telah membebaskan pembunuh-pembunuh dari hukuman dengan tidak adil. Mereka akan terpuruk saling menindih satu sama lain dan berusaha agar orang yang sedang ditindihnya tetap merasa lelah hingga tidak mampu melawan, kalau tidak pulau itu akan hancur berantakan karena fondasinya bangkit dan melarikan diri dan mereka semua tercebur ke sungai darah. Atau bahkan mencoba untuk berbalik menindih mereka yang diatasnya. Jadi, meskipun tempat ini tidak dibanjiri darah, para penghuni pulau itu tetap tidak bisa bergembira. Di satu tempat, aliran darah sungai Phlegethin ini akan menurun melewati sisa tingkatan ini dan jatuh ke Lapisan Kedelapan.

Untuk Lingkaran Kedua, lihat di posting berikutnya.
Tags

Neraka di Inferno-nya Dante (6)

Bagian Keenam: Lapisan Kelima
(Untuk mereka yang pemarah dan pemurung)

Aliran Sungai Styx yang mengalir dari Neraka Lapisan Keempat telah menjadikan lapisan ini terdiri atas rawa-rawa bau yang tersebunyi di balik kabut tebal. Kedalaman rawa ini hanya setinggi mata kaki, tapi sangat licin dan menjijikkan. Ada banyak pohon yang rendah dan semak-semak yang bertebaran tak beraturan. Tempat ini adalah rumah untuk dua jenis pendosa. Orang yang pemarah dan pemurung.
Disini, jiwa-jiwa yang tak terhitung banyaknya itu akan saling menyerang satu sama lain dalam lumpur. Mereka semua adalah jiwa-jiwa yang dikuasai oleh amarah. Mereka bahkan marah terhadap diri mereka sendiri sehingga mereka juga menyerang dan menggigit tubuhnya sendiri.

Virgil juga menunjukkan kepada Dante gelembung-gelembung udara yang tampak di atas lumpur. Gelembung itu menandakan bahwa ada jiwa-jiwa yang terbaring di dalam lumpur. Itu adalah jiwa-jiwa si pemurung. Pada masa hidupnya, mereka menolak menerima pencerahan spiritual. Setelah mereka meninggal, mereka akan dikubur di bawah lumpur Styx yang bau. Mereka akan mengeluarkan suara-suara gerutuan sehingga memunculkan gelembung udara yang naik ke permukaan lumpur.
Setelah melewati bagian tepinya yang berlumpur, Sungai Styx akan semakin dalam di bagian tengahnya. Disini juga terdapat orang-orang pemarah yang masing saling berkelahi di bawah air. Dan orang-orang pemurung juga terbaring di bawah permukaan air. 

Terdapat menara-menara hitam yang besar berbaris di sepanjang tepian rawa. Menara-menara ini merupakan terminal kapal. Ada pancaran cahaya berwarna merah seperti api atau laser yang memancar dari jendela paling dari setiap menara, mengarah ke menara-menara sejenis yang berada di seberang Sungai Styx. Itu adalah Kota Dis, kota tempat Setan berada.
Sinyal ini adalah untuk untuk memberitahukan bahwa si pembawa kapal, bernama Phlegyas, sedang berlayar membawa penumpang yang hendak menyeberang ke Kota Dis. Phlegyas adalah seorang pria besar yang berjanggut lebat dengan mahkota pendek dari emas yang selalu berdiri di bagian depan kapalnya.
Ia membawa penumpang dari satu terminal ke terminal yang lain di sisi Sungai Styx.

---Menyeberangi sungai Styx---
Setelah menyeberangi sungai Styx, kabut mulai menghilang dan udara terasa semakin panas. Entah bagaimana seluruh kabut itu bisa terbakar habis sehingga tampaklah di seberang Styx, dinding lumpur tebal yang bau seluas seperempat mil di bagian depan Kota Dis. Dinding-dinding itu terlihat bagaikan tirai raksasa, dengan bagian lengkung berbentuk menara yang terbuat dari besi membara. Beberapa diantaranya sepertinya cukup panas untuk bisa membakar karena terlihat merah menyala.
Api abadi yang membakar di dalam kota adalah satu-satunya sumber cahaya di dalam neraka. Di satu bagian terdapat gerbang raksasa yang memotong bagian dinding. Iblis menjaga setiap bagian dari dinding terbuka tempat gerbang itu berada.
Daerah ini adalah akhir dari "Neraka Bagian Atas" dan awal dari "Neraka Bagian Bawah"

Diantara Neraka Lapisan Kelima dan Keenam, di dalam Kota Dis, merupakan tempat birokrasi Neraka untuk manusia, seperti layaknya di dunia nyata. Sebuah gedung besar yang pekerjaannya adalah membuang waktu untuk melakukan hal-hal yang samasekali tidak membantu. Mereka meminta ribuan berkas sebelum mau bertindak untuk menolong. Lupakan niat untuk mencoba melarikan diri lewat jendela. Karena besi-besi itu akan berubah menjadi panas membara kalau didekati orang yang memiliki niat untuk kabur.
Hewan-hewan berbulu akan muncul kalau gedung sudah dipenuhi terlalu banyak orang. Ia akan melayang dari langit dan memanggil Medusa agar mengubah mereka semua menjadi batu dan dilemparkan ke neraka selamanya. Lewat dari tempat ini, ada jalan menuju ke Neraka Lapisan Keenam
Tags

Uang Parkir Masuk Kantong Siapa?

Kalau sudah yang namanya hari Libur, pasti semua tempat makan dipenuhi pengunjung. Betul nggak? Mungkin karena yang ibu-ibunya juga jadi pengen libur masak. Atau bisa juga karena ingin menikmati hidangan restoran sekali-sekali. Jadi, tak perlu heran melihat barisan kendaraan bermotor yang berjubel memenuhi halaman restoran, bahkan ada yang sampai memenuhi pinggir jalan raya.

Biasanya yang seperti ini dialami oleh restoran yang sudah terkenal namanya. Terkenal karena enak dan terkenal karena murah. Hehehe.. Karena ”merakyat”, biasanya juga pihak rumah makan tidak memiliki area khusus untuk parkir pengunjung. Berbeda dengan restoran yang bisa dikategorikan restoran mewah, biasanya pasti menyediakan area parkir khusus yang dijaga satpam. Pengujung bahkan tidak perlu membayar uang parkir alias gratis. Hanya saja, biasanya restoran mahal seperti ini tidak terlalu dipadati pengunjung, jadi pengaturan parkirnya juga lebih mudah.

Tapi bagaimana dengan restoran murah meriah yang menjual makanan yang tak kalah enak dengan restoran mahal? Dalam konteks ini, yang kumaksudkan (berdasarkan pengalamanku) adalah restoran cina. Mayoritas orang Medan adalah penyuka makanan cina. Apalagi yang berada di pinggiran jalan atau yang sekedar membuka usaha di lantai dasar rukonya. Selalu padat pengunjung. Mereka tidak punya tempat parkir khusus, jadi pengunjung yang berniat makan di tempat itu harus memarkirkan kendaraannya di sepanjang pinggir jalan.

Kalau hari libur, pinggir jalan itu akan dipenuhi kendaraan yang parkir di kedua sisinya. Begitu berjubelnya, sampai-sampai kendaraan lain yang hendak melintas melalui jalan itupun agak terganggu. Dan siapakah yang diuntungkan oleh keadaan ini? Jawabannya adalah tukang parkir.

Tukang-tukang parkir ini juga bisa lebih dari satu orang. Sepertinya sudah ada pembagian area yang sudah disepakati bersama. Dan satu dengan yang lain tidak akan merebut ”jatah” yang bukan miliknya. Hanya dalam hitungan beberapa menit saja, tangan mereka sudah dipenuhi lembaran-lembaran seribu rupiah yang diberikan para pemilik kendaraan. Aku jadi bertanya-tanya. Kemana larinya uang parkir yang diperoleh mereka itu setiap harinya ya?

Dari penampilan, biasanya tukang-tukang parkir ini akan menggunakan rompi warna oranye terang dengan tulisan ”Dishub” di punggungnya (meskipun ada juga yang tidak). Tapi, apa yang bisa menjamin bahwa mereka benar-benar berasal dari dinas pemerintahan? Toh rompi sederhana seperti itu bisa dengan gampang dibuat kan? Apalagi para tukang parkir ini biasanya tidak memiliki bundel kwitansi resmi dari Dishub. Siapapun yang mengenakan rompi oranye itu bisa saja mengaku-ngaku dari Dishub. Tapi, kepastian mengenai kemana uang parkir yang mereka dapatkan itu akan disetorkan, wallahualam!

Sudah menjadi rahasia umum kalau ”preman” juga mengambil peran dalam ”pengelolaan” uang parkir ini. Kronologisnya begini: setiap orang yang hendak memungut uang parkir dari sebuah lokasi, harus memberikan ”setoran rutin” kepada para preman yang menguasai area tersebut. Mereka akan berbagi hasil. Si tukang parkir menggunakannya untuk mencari nafkah, dan si preman akan ”menjaga” tempat mencari nafkahnya itu. Jadi, meskipun di bagian belakang rompi si tukang parkir bertulisan ”Dishub” tapi uang yang mereka dapatkan akan masuk kantong pribadi.

Mungkin karena uang parkir ”hanyaseribu rupiah, pemilik kendaraan jadi ”malas” berargumen dengan si tukang parkir, misalnya dengan meminta kwitansi untuk pembayaran yang dilakukannya. Bahkan ada pula tukang parkir yang ”berani” meminta pembayaran dua kali lipat, dengan alasan ”setoran hari libur berbeda dengan hari biasa”. Yang tidak mau ribut, langsung saja memenuhi permintaan yang aneh itu. Tapi, orang yang tidak mau dibodoh-bodohi dengan membayar uang parkir sampai dua ribu rupiah apalagi tanpa kwitansi, biasanya akan menolak membayar (biasanya ibu-ibu nih). Itu pun hanya segelintir orang saja. Kebanyakan orang akan mengalah dan meberikan sesuai yang mereka minta. Bayangkan, berapa banyak fulus yang bisa mereka raih hanya dalam satu malam.

Uang parkir bisa dikatakan sebagai sumber pendapatan daerah yang belum dikelola pemda dengan baik. Bisnis perparkiran bisa dibilang tak ada matinya. Karena selama masih ada kendaraan bermotor di daerah itu, maka uang parkir akan selalu mengalir. Sekarang, uang itu masuk ke kantong pribadi orang-orang tertentu. Siapapun bisa menjadi tukang parkir dan memiliki rompi berwarna oranye. Semua pemilik kendaraan tidak mau ambil pusing apakah tukang parkirnya orang pemerintah atau tidak. Yang penting dia bayar parkir, titik. Sekarang, terserah pemdanya. Uang parkir itu mau dimasukkan ke kas pemerintah atau dibiarkan saja masuk ke kas pribadi individual.
Tags

Neraka di Inferno-nya Dante (5)

Bagian Keenam: Lapisan Keempat
(Untuk mereka yang pelit dan yang boros)


Dalam perjalanan dari Neraka Lapisan Ketiga menuju ke Lapisan yang keempat ini, Dante sempat bertemu dengan Plutus, Dewa harta, yang ternyata juga adalah penghuni neraka ini. Jadi, berhati-hatilah bagi mereka yang memuja dewa harta, karena itu berarti memuja penghuni Neraka.

Tempat ini terbuat dari lumpur yang yang dibakar hingga mengeras. Para pendosa dibagi menjadi dua kelompok yang saling membenci. Pelit dan Boros. Masing-masing jiwa memiliki wujud yang besarnya sesuai dengan banyaknya harta yang mereka miliki semasa hidupnya. Kedua grup ini akan saling membenturkan diri mereka satu sama lain.
Satu pihak akan berteriak: "Kenapa kau begitu pelit?"
Sementara yang satunya lagi akan balas berteriak: "Kenapa kau begitu boros?"
Setelah berbenturan, kumpulan itu akan pecah berantakan. Tapi kemudian akan berkumpul kembali dan saling membenturkan diri kembali.

Kedua kumpulan ini mewakili "pihak yang boros" dan "pihak yang pelit" semasa hidupnya. Mereka yang mempergunakan harta bendanya dengan tidak bijaksana. Tidak menyadari kalau semua kekayaannya adalah anugerah dari Tuhan, sehingga tidak memperdulikan kemuliaan Tuhan lagi, hanya memikirkan tentang harta benda saja.
Si pelit terlalu takut kehilangan hartanya, sehingga memilih untuk menyimpannya dan bukannya menggunakannya untuk membantu orang lain. Sebaliknya si boros tidak menghargai hartanya dan menggunakannya untuk berfoya-foya dan bersenang-senang saja.

Kedua dosa ini dikategorikan sebagai dosa karena tidak menghargai anugerah Tuhan. Dan di neraka, kedua jenis ini akan diadu untuk selamanya. Si boros akan mengenakan pakaian dari cabikan pakaian-pakaian terbagus yang dikenakannya selama hidupnya. Sementara si pelit hanya menggunakan baju rombeng yang kumal dan lusuh.

Namun, ada juga segelintir orang yang terperangkap diantara kedua jenis golongan ini. Misalnya, seperti seorang tokoh yang bernama Allister Toomey. Dia seorang kolektor novel-novel science fiction. Karena terlalu pelit, dia menolak untuk menjual koleksi novelnya, padahal sebenarnya ia tidak mampu membayar biaya perawatan atas semua koleksi-koleksinya tersebut. Akhirnya, semua buku-buku itu terbuang sia-sia. Novel-novelnya rusak karena hujan, lembab dan dimakan tikus. Sementara orang yang berniat membelinya, tidak bisa memilikinya. Sifat pelit Toomey itu telah membuatnya menjadi seorang yang boros.

Di ujung lapisan keempat ini, ada sekelompok orang yang terlihat sedang bekerja di tepi jurang. Sebagian bekerja sebagai pembangun jembatan, sementara sebagian yang lain bekerja menghancurkan jembatan itu kembali. Mereka-mereka ini adalah kelompok orang-orang pelit dan kelompok orang-orang boros yang pada masa hidupnya terobsesi dengan real estate. Yang satu berniat untuk menghentikan pembangunan, yang lainnya berniat untuk melanjutkan.

Beberapa parit yang melalui lapisan ini terlihat berujung di jurang itu. Parit-parit itu menyemburkan kotoran yang kemudian mengalir ke Sungai Styx di bawahnya menuju ke Neraka Lapisan Ke-5. Sungai ini adalah sungai utama yang melewati seluruh bagian Neraka.
Tags

Neraka di Inferno-nya Dante (4)

Bagian Keempat: Lapisan Kedua
(Untuk mereka yang mendewakan nafsu seksual)

Setelah melewati Neraka Lapisan Ke-1 yang bisa dibaca disini, perjalanan akan berlanjut ke Neraka Lapisan Ke-2. Kedua lapisan ini dihubungkan oleh anak tangga yang terbuat dari batu dengan sudut kemiringan 45 derajat. Di area ini, terasa kalau angin mulai bertiup kencang. Setelah melalui semua anak tangga, perjalanan akan di dataran Lapisan ke-2 yang gelap gulita.Tempat ini adalah untuk mereka yang berbuat dosa lewat keinginan seksual. Semua petualang-petualang cinta yang terkenal berada disini. Seperti: Semiramis, Cleopatra, Helen, Achilles, Paris, dan Tristan.
Mereka adalah jiwa-jiwa yang di masa hidupnya memilih untuk bersenang-senang dengan nafsu birahi-nya dan meletakkan Tuhan di tempat kedua. Namun, dosa ini dianggap sebagai dosa yang paling alami dan masih bisa diasosiasikan dengan perasaan cinta. Sehingga hukuman untuk pendosa jenis ini masih terhitung ringan dibandingkan hukuman yang diterima penghuni Neraka lainnya. Dan pendosa-pendosa ini biasanya tinggal berpasangan di lapisan ini, meskipun ada juga yang tinggal sendirian.

Hukuman untuk mereka adalah petir yang akan menyambar tubuh mereka semua dalam kegelapan. Petir yang penuh amarah dan penghukuman. Setiap saat jiwa-jiwa mereka selalu menyemburkan caci maki dan penghinaan terhadap Tuhan.

Bagian Kelima: Lapisan Ketiga
(Untuk mereka yang mendewakan nafsu makan)

Pada Lapisan Ke-3 terdapat mereka-mereka yang dikutuk karena tidak mempergunakan talenta yang diberikan Tuhan kepada mereka dengan baik dengan menghabiskan sebagian besar waktu mereka hanya untuk bersantai dengan makan dan minum saja. Serta tidak bekerja untuk menghasilkan apapun selain sampah dan kotoran.
Bertindak sebagai penjaga di lapisan ini adalah Cerberus, anjing neraka yang berkepala tiga. Ia berdiri dengan ganas sambil mengawasi mereka. Menggeram, menyalak dan siap merobek tubuh mereka dengan cakar dan taringnya kapan saja ia mau. Ceberus akan memperbudak mereka sama seperti mereka memperbudak makanan mereka semasa hidupnya.

Di tempat ini mereka dihukum dengan tinggal selayaknya sampah untuk selamanya. Setengah terkubur dalam kotoran yang berbau busuk. Suasana tempat ini terlihat seperti gabungan antara hujan salju yang berbau busuk dengan hujan es yang bergumpal-gumpal, yang kemudian berubah bentuk menjadi kotoran di bawah kaki. Tempatnya menyiratkan sebuah tempat pembuangan sampah yang sangat luas. Para penghuninya berbaring di atas sejenis pasta yang membeku, bengkak dan berlendir.

Untuk Lapisan Ke-4, bisa dilihat di artikel berikutnya.
Tags

Canggihnya Kepolisian versi Hollywood

Aku suka sekali dengan film-film serial tentang kepolisian yang berhasil menumpas kejahatan. Khususnya yang buatan Hollywood. Seperti Crime Scene Investigation (CSI) di Chanel Foxcrime. Awalnya aku hanya suka melihat cara mereka menyelesaikan masalah (yang pastinya sudah diatur sesuai skenario). Tak ada kejahatan yang tidak bisa dipecahkan tim laboratorium forensik ini. Semua penjahat keok. Yang paling pintar sekalipun. Aku juga agak yakin, kalau mereka bisa menemukan celah dalam kasus ”cicak vs buaya” saat ini, kalau saja mereka benar-benar ada di dunia nyata. Hehehe..


Mereka bisa mencari bukti seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Misalnya saja, mereka bisa menemukan sehelai rambut diantara semak belukar di padang tandus. Atau menelusuri setiap inci jalan raya di bawah terik matahari dengan berjalan kaki, hanya untuk mencari selongsong peluru. Menurutku, kalau mereka memperlakukan semua kasus seperti itu, maka sepertinya mereka hanya punya satu kasus kriminal saja perharinya. Dan itu sama sekali mustahil di dunia nyata. Kasus yang ditangani polisi bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kasus perharinya. Tapi, itulah Hollywood. Segalanya bisa dibuat nyata.

Tapi, film jenis ini bukan hanya menjual cerita kosong saja. Ada banyak kalimat-kalimat sederhana dalam dialognya yang bisa menambah pengetahuan kita. Khususnya informasi dari segi kimia (karena mereka bekerja di laboratorium forensik) dan mereka punya basis data untuk semuanya. Mereka juga kadang menyelipkan tips-tips yang sangat berguna ketika terjebak dalam kejahatan, seperti ditodong atau disandera.

Aku juga menyukai cara mereka mengetahui arah peluru dan bisa menentukan dari jarak berapa peluru itu ditembakkan. Semuanya dijelaskan dengan ilmiah dan bukannya muncul begitu saja. Proses ini lah yang bisa dijadikan seperti pembelajaran untuk penontonnya. Contoh artikel yang pernah kutuliskan berdasarkan ”ilmu” yang kudapat dari nonton CSI ini adalah: Cerita di balik ’Saved By The Bell" dan Berawal Dari Mata. Nggak terduga kan? Memang bukan bulat-bulat dari serial itu. Tapi mereka memberikan informasi sekilas yang cukup membuatku tertarik untuk mencari tahu lebih jauh lagi. Baik itu lewat buku ataupun lewat website.


Aku yakin, kalau serial seperti ini juga memiliki maksud tersembunyi. Sedikit banyak pasti mereka punya niat untuk memamerkan ”senjata” yang mereka miliki, kalau ada orang yang mencoba-coba melakukan kejahatan di negaranya. Karena di serial ini mereka juga menunjukkan komputer canggih yang mereka miliki. Fasilitas laboratorium yang lengkap. Basis data yang komplit, termasuk basis data untuk sidik jari. Mereka juga bisa menemukan cara untuk mengetahui dalam waktu singkat informasi tentang tinggi badan, warna kulit, usia, jenis kelamin, bahkan berat badan dari beberapa potong tulang-tulang yang tercerai berai. Semuanya dengan bantuan peralatan yang lengkap dan canggih. Jadi, selain dipergunakan untuk keperluan komersil, mereka juga bisa memamerkan kecanggihan peralatan mereka dalam menangani kejahatan. Dan, ya. Aku kagum sekali dengan peralatan mereka itu. Mungkinkah kepolisian kita akan bisa memiliki peralatan canggih seharga jutaan dollar seperti milik negara maju itu?


Jadi, biarpun suamiku suka ngomel kalau melihat aku serius sekali menonton serial Crime Scene Investigation di tv, aku nggak terlalu perduli. Toh, yang kutonton bukan sekedar jalan cerita fantastis khas Hollywood saja. Tapi juga ilmu-ilmu praktis yang diselipkan mereka dalam dialognya.
Tags

Ayo ke Museum Sumatera Utara

Setelah minggu kemarin jalan-jalan ke Istana Maimoon, kemarin Asha melanjutkan jalan-jalannya ke Museum Sumatera Utara di Jl. HM Joni Medan. Aku juga baru sekali ini kesini dan penasaran, seperti apa keadaannya didalam. Apakah akan sesuram yang kubayangkan? Ternyata tidak. Museumnya terlihat modern dan sangat menarik.

Ada banyak hal yang ditunjukkan di museum ini. Mulai dari batu ukiran berbentuk singa yang berasal dari abad ke 19 sampai ke diorama perang zaman Belanda dulu tersedia disini. Waktu kami datang, museum ini dipenuhi anak-anak kecil dan remaja. Meskipun tujuan mereka tidak terlalu jelas. Karena kebanyakan yang datang hanya menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di tangga sambil ngobrol dengan temannya.

Tapi, selain banyaknya materi sejarah yang ditunjukkan disini, kentara sekali kalau museum ini tidak dilengkapi dengan penjaga yang memadai. Tidak terlihat penjaga yang mengawasi baik di lantai dasar ataupun di lantai dua. Akibatnya, banyak sekali coretan-coretan yang dilakukan tangan-tangan iseng disana. Tak hanya di dinding saja, tapi juga di patung diorama yang kebetulan tidak tertutup kaca. Aduh, jelek sekali kelihatannya. Masa’ barang-barang museum dipenuhi coretan-coretan seperti itu?

Yang pertama sekali kami lihat adalah patung singa yang terbuat dari batu. Patung ini dibuat pada abad ke-19 dan ditemukan di daerah Padang Bolak.

Disini juga bisa dilihat diorama-diorama menarik yang menggambarkan kehidupan manusia prasejarah.

Bahkan ada kumpulan fosil mamoth dan harimau Sumatera.

Di sebuah area khusus terdapat diorama yang menggambarkan suasana perang melawan penjajah dulu. Tapi kami lebih tertarik melihat mesin tik kuno yang terbuat dari besi ini.

Dan ada beberapa lembar uang kuno yang sudah sulit ditemukan sekarang ini. Tak lupa, Asha juga menyempatkan diri berfoto di depan mariam tomong yang keseluruhannya terbuat dari besi.

Ada juga beberapa proyektil peluru dan koleksi senjata-senjata jaman perang dulu.

Di area perkebunan, terdapat foto-foto yang menujukkan suasana perekrutan kuli-kuli bangunan oleh Belanda dulu, untuk dipekerjakan di perkebunan di Medan. Kebanyakan kuli-kuli ini adalah etnis China yang didatangkan ke Indonesia. Semua ini mengingatkan kembali, bagaimana kemerdekaan ini telah susah payah diperjuangkan. Agar bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa lain di dunia ini. Jadi, kejadian dimana meneer-meneer Belanda yang berpakaian jas necis berjalan dengan pongahnya, diikuti oleh seorang penduduk pribumi yang tanpa alas kaki sambil membawa payung besar untuk menaungi majikannya (seperti yang ditunjukkan di foto itu) tidak akan terjadi lagi pada generasi masa kini. Foto-foto itu sungguh membuka pikiran.

Di bagian benda-benda prasejarah juga bisa ditemukan replika berbagai jenis sarkofagus atau peti mati dari tanah Batak.

Hampir semuanya terbuat dari batu raksasa, yang tidak memungkinkan untuk diangkut. Kecuali sarkofagus dari Nias yang terbuat dari kayu besar.

Tapi masih bisa dilihat, karena museum menyediakan replikanya. Juga ada banyak pustaha Batak, atau surat-surat kuno yang masih ditulis di atas kulit kayu lengkap dengan aksara bataknya.

Secara keseluruhan, museum ini sangat menarik dan lengkap. Anak-anak sekolah juga banyak yang mengunjungi museum ini karena ditugaskan dari sekolah. Pastinya akan lebih menyenangkan belajar sejarah dengan melihat langsung, daripada hanya terpaku pada buku pelajaran saja kan? Jadi, lihat langsung pasti lebih asyik. Ayo ke museum..
Tags

Neraka di Inferno-nya Dante (3)

Bagian Ketiga: Neraka Lapisan Pertama-Limbo
(Untuk mereka yang tidak beriman dan tidak pernah dibabtis)

Setelah melihat bagaimana kondisi Ante-Hell di artikel yang lalu, sekarang, kita akan melihat seperti apa keadaan di Neraka Lapisan Pertama. Lapisan Pertama ini terdiri atas lapangan hijau yang luas dengan rumah-rumah besar bergaya Mediteranian yang dicat putih. Udaranya segar dan bersih, karena berada di bagian atas. Lapisan ini juga biasa disebut "tanah cahaya". Karena semakin jauh ke tingkat berikutnya, intensitas cahaya juga akan semakin berkurang.
Limbo tergolong tempat yang menyenangkan untuk ukuran Neraka. Penghuninya tidak mendapatkan hukuman fisik seperti layaknya penghuni neraka lainnya. Hukuman mereka lebih kepada hukuman jiwa, yaitu ketiadaan harapan. Mereka hidup dalam keinginan yang luar biasa untuk bisa bertemu dengan Tuhan, tapi keinginan itu tidak akan pernah terwujud sampai kapanpun.

Lapisan ini dibuat untuk mereka-mereka yang dulunya adalah orang-orang yang baik, tapi tidak sempat mengenal keselamatan yang dari Kristus. Termasuklah di dalamnya orang-orang yang hidup sebelum zaman Kristus, semua orang yang bukan Kristen dan yang tidak pernah dibabtis. Meskipun mereka hidup kudus, tapi Gereja menetapkan bahwa: Yesus-lah jalan keselamatan. Tidak akan ada yang sampai ke surga kalau tidak melalui Dia.

Bayi-bayi yang meninggal begitu dilahirkan juga berada disini. Bayi-bayi ini berada disana karena adanya "dosa asal". Mereka belum sempat dibabtis tapi juga terlalu muda untuk melakukan dosa. Tapi, karena adanya dosa asal, mereka harus menghuni Neraka Lapisan Ke-1 ini.

Virgil, yang ditemui Dante di perjalanan tadipun tinggal di lapisan ini, karena dia lahir sebelum zaman Kristus. Di tempat ini, Dante melihat orang-orang yang terkenal dalam sejarah manusia.
Seperti Homer, Horace, Ovid, Brutus, Lucretia, Socrates, Plato, Aristoteles, Democritus, Thales, Heraclitus, Euclid, Hector, Aeneas, dan Hippocrates. Semua pemikir-pemikir jenius, Pencipta puisi klasik, orang-orang hebat menjadi sama dengan pendosa lainnya dan mendapatkan hukuman di neraka, hanya karena mereka hidup sebelum Kristus lahir.

Tidak semua yang menyeberangi Sungai Acheron bisa sampai di Limbo atau lapisan pertama ini. Beberapa dari mereka akan diturunkan di sebuah tempat yang mengarah ke jalan yang mengitari tembok tinggi tadi menuju ke tempat yang disebut Istana Minos.

Tembok itu hanya bisa dilalui dengan cara memanjat dinding-dindingnya. Di dinding inilah terdapat gerbang yang biasanya selalu terkunci dari sisi yang satunya. Di bagian dalam Limbo inilah terletak Istana Minos yang dikelilingi oleh tujuh tembok dan memiliki tujuh gerbang. Istana ini terbuat dari marmer tanpa perabotan apapun dan disinari oleh obor dengan pengait yang terbuat dari tembaga. Dindingnya dipenuhi gambar-gambar kerbau, lumba-lumba dan manusia. Istana ini sangat luas dan memiliki banyak ruangan, dengan ruangan yang terbesar terletak di bagian yang paling ujung.

Dari ruangan terbesar ini bisa terlihat bagaimana kondisi Neraka di lapisan yang paling bawah sekalipun. Neraka terlihat sangat besar dan dipenuhi api dan asap. Disana juga terdapat sebuah mimbar yang letaknya membelakangi jendela Neraka tadi. Disana duduklah Minotaur, yang disebut juga Minos.
Hakim atas semua orang-orang mati. Minos adalah anak Zeus dan Europa, Raja dari Kreta. Ia dikenal atas kebijaksanaannya dan pengetahuannya akan hukum. Tugasnya adalah untuk menandai mereka-mereka yang akan memasuki Neraka. Dialah yang menentukan di tingkat mana seseorang itu akan tinggal di dalam neraka, sesuai dengan besar dosa yang dibuatnya.

Minos akan berbicara dengan setiap orang yang datang ke istana. Kemudian, begitu dia selesai menentukan tingkatan yang paling tepat untuk jiwa itu, dia akan melilitnya dengan ekornya dan mengantarkan pendosa itu ke lapisan tempat yang ditentukannya. Sebenarnya, tak semua orang yang menyeberang dari Limbo harus mendatangi istana dan dihakimi oleh Minos. Di balik mimbar itu, terdapat tangga yang mengarah langsung ke Neraka Lapisan Ke-2. Begitu melangkah menuruninya, tidak akan ada jalan kembali. Karena sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk kembali menaiki tangga, namun tidak ada yang akan pernah menemukan ujungnya kembali.
Tags

Neraka di Inferno-nya Dante (2)

Bagian Kedua: Ante Hell
(Untuk mereka yang tidak memilih apapun untuk melindungi hidupnya)

Kemarin aku sudah menuliskan tentang sekilas pandangan Dante mengenai alam semesta ini. Klik disini untuk membacanya kembali. Sekarang kita melanjutkan cerita perjalanan Dante, setelah bertemu dengan Virgil di hutan dekat pintu masuk Neraka. Virgil akan bertindak sebagai pemandu Dante dalam perjalanan ini, karena dia adalah salah seorang penghuni neraka. Jadi, sudah pasti dia tahu banyak tentang seluk-beluk neraka.

Jalan setapak yang melewati hutan gelap itu mengarah ke sebuah lorong dengan atap melengkung yang merupakan jalan masuk menuju Neraka.

Di seberang jembatan itu, ada tempat yang dinamai dengan istilah Ante-Hell. Jembatan melengkung tadi akan menghilang dari pandangan, begitu diseberangi. Ante-Hell sendiri merupakan bagian paling atas dari Neraka yang dilalui oleh Sungai Acheron. Sungai ini sangat deras dan dialiri oleh air berwarna sehitam tinta.

Bagian tepi dari sungai ini terdiri atas lapisan lumpur padat yang kilaunya menyinari lapangan terbuka yang rata dan berdebu seluas kira-kira dua mil ke arah perbukitan rendah yang berwarna kecoklatan di kejauhan. Di balik perbukitan itu, terlihat sebuah dinding yang sangat tinggi yang tak terlihat ujung kiri dan kanannya. Tempat itu dipenuhi nyamuk-nyamuk ganas yang menggigit. Sementara tanah dipenuhi ulat-ulat yang menggeliat. Setiap orang yang bersentuhan Sungai Acheron akan terjebak selamanya di airnya yang sangat dingin. Tetap sadar tapi tak mampu bergerak.

Ante-Hell adalah tempat yang diberikan kepada manusia-manusia yang tak pernah membuat pilihan dalam hidupnya dulu. Mereka yang hidup tapi tidak pernah melakukan kesalahan dan juga tidak pernah melakukan sesuatu yang membanggakan juga dengan kesadaran. Datar. Termasuklah di dalamnya mereka-mereka yang "suam-suam kuku" alias tidak hangat dan tidak dingin. Dan mereka-mereka yang yang dengan sengaja tidak membuat pilihan apapun, untuk menjaga agar hidupnya tetap nyaman dan tidak terganggu. Mereka-mereka yang berada diantara "percaya" dengan "tidak percaya". Atau yang berada di wilayah abu-abu, bukan hitam dan bukan putih.

Dalam konteks rapat, mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah yang memilih untuk abstain ketika ada proses pemungutan suara. Mereka tidak bisa menerima ataupun menolak keputusan apapun, karena kedua-duanya bisa berakibat buruk pada diri mereka sendiri. Jadi, mereka memilih jalan aman, dengan tidak memilih apapun.
Mereka akan dihukum dengan berlarian di sepanjang perbukitan Ante-Hell selamanya, tanpa ada harapan untuk bisa mati.

Contoh orang yang termasuk dalam kategori ini adalah: Pontius Pilatus.

Ia adalah orang yang menolak untuk menghukum Yesus, tapi juga tidak bertindak untuk membelanya. Dia membuat keputusan untuk mengamankan dirinya sendiri. Ia tidak mau ”bermasalah” dengan Yesus, karena dia sudah mendengar tentang kehebatannya. Dia juga tidak mau ”bermasalah” dengan rakyat banyak, karena ia tahu apa yang bisa dilakukan massa yang sangat penuh dengan kebencian terhadap posisinya dalam pemerintahan.

Ada juga beberapa diantara jiwa-jiwa ini yang dikurung di dalam berbagai wadah tembaga raksasa. Wadah-wadah ini terdiri dari berbagai ukuran dan berserakan di lapangan berdebu yang luas itu. Suara orang-orang yang terjebak di dalamnya masih bisa terdengar samar-samar dari balik dinding wadah.

Sebuah perahu kayu terlihat berlayar di Sungai Acheron. Pengemudinya adalah seorang pria tua berwajah aneh dengan janggut putih panjang dan mata seperti logam bercahaya, bernama Charon.

Dia mengoperasikan perahu untuk menyeberangkan jiwa-jiwa ke Neraka Lapisan Ke-1. Dia akan menyeberangkan siapapun yang ingin menyeberang. Tapi dia akan memukul mereka yang membuatnya marah dengan dayung yang dipergunakannya untuk menjalankan perahu. Meskipun perahu itu terlihat kecil, ia mampu membawa banyak orang dalam sekali perjalanan.

Ini adalah daerah Ante Hell. Selanjutnya, kita akan membahas tentang Neraka Lapisan Ke-1. Tempat untuk mereka-mereka yang tidak beriman dan tidak pernah dibabtis semasa hidupnya.
Tags