Monday, March 30, 2009

Twilight


Akhirnya aku jadi juga membeli dvd Twilight dan menontonnya kemarin malam. Aku begitu terpesona dengan saga nya, sehingga mengoleksi ke-empat novelnya sekaligus, karena penasaran untuk mengetahui bagaimana ending cerita cinta fiktif yang hanya mungkin terjadi di dalam kisah novel saja.

Aku memilih Twilight ketika sedang mencari-cari bahan bacaan di Gramedia sekitar bulan Februari tahun 2008. Novelnya masih berada di rak belakang (tidak seperti lazimnya novel-novel best seller yang mendapat tempat khusus di meja bagian depan) dan masih belum ada yang merobek plastik pembungkusnya. Kesimpulan awalku, tidak banyak orang yang cukup tertarik untuk mengetahui apa isi ceritanya, sehingga pembungkus plastiknya tetap rapi seperti itu.

Jadi, aku hanya bisa membaca ringkasan cerita di sampul belakangnya, yang menurutku cukup menarik, walaupun tidak ada satu kata pun yang menyebutkan tentang keberadaan vampir di dalam kisahnya. Aku pun membeli novel itu dan membacanya, ternyata kisahnya cukup menarik dengan alur cerita yang teratur. terhadap Stephanie Meyer menggambarkan setiap tokoh dalam novelnya dengan sangat mendetil. Dan setiap detil yang sudah ditambahkannya pada satu tokoh akan tetap terlihat setiap kali tokoh itu muncul, bahkan sampai ke novel yang ke empat, Breaking Down.

Maka, aku cukup heran sekaligus senang ketika akhirnya Twilight ternyata dibuat dalam versi film. Aku sangat penasaran, apakah film itu akan benar-benar mampu mewujudkan tokoh-tokoh dalam pikiran Stephanie Meyer dalam wujud manusia.

Tapi, ternyata aku cukup kecewa dengan Twilight versi film layar lebarnya itu. Dengan kekecewaan terbesar adalah terhadap Kristen Stewart yang memerankan tokoh sentral sebagai Isabella Swan di film ini. Menurutku, karakter-karakter Bella Swan yang dituliskan Stephenie pada novelnya dengan sangat jelas dan mendetil, tidak terlihat pada akting Kristen Stewart.

Pada novelnya, Isabella Swan digambarkan sebagai seorang gadis yang cenderung pendiam, lemah dan tunduk kepada orang lain. Namun, di filmnya, Isabella Swan lebih cenderung kepada gadis yang selalu kebingungan. Kalau saja aku tidak pernah membaca novelnya sebelumnya, mungkin aku akan menganggap tokoh Isabella Swan di film itu sebagai tokoh yang cuma 'asal muncul' saja. Ekspresi wajahnya hampir selalu sama. Tidak bisa dibedakan, kapan dia ketakutan ataupun ketika sedang merasa sangat jatuh cinta kepada tokoh Edward Cullen yang diperankan oleh Robert Pattison. Stephanie Meyer menggambarkan kalau perasaan cinta Bella kepada Edward begitu membara, begitu memuja. Sehingga dia bahkan menganggap Edward sebagai malaikat yang jatuh cinta kepada manusia fana seperti dia. Tapi, akting Isabella Swan terlalu datar untuk bisa menunjukkan perasaan cintanya yang 'seharusnya' menggebu-gebu itu. Masih lebih mudah untuk melihat perubahan-perubahan ekspresi pada tokoh Edward Cullen, yang seharusnya justru sebenarnya lebih sulit, karena Edward Cullen adalah vampir yang raut wajahnya selalu kaku.

Jalan cerita pada fimnya juga terasa kurang sreg. Terlalu banyak adegan pada novel yang diedit pada versi filmnya. Bisa disadari, kalau memang hal itu perlu dilakukan, mengingat 'jatah' film yang hanya sekitar 86 menit saja. Tapi, rasanya jadi cukup menganggu. Keberadaan tiga tokoh vampir lainnya, yaitu: Laurent (Edi Gathegi), Victoria (Rachelle Lafevre) dan James (Cam Gigandet) juga hanya digambarkan sambil lalu saja. Padahal, sampai kepada novel terakhirnya nanti, ketiga orang ini cukup banyak berperan. Sementara pada film ini, ketiganya hanya dimunculkan ketika mereka sedang memangsa manusia dan ketika sedang bertarung dengan keluarga Cullen.

Kecuali Kristen Stewart, rasanya pemilihan aktris/aktor untuk tokoh-tokoh lain dalam film ini sudah cukup mendekati dengan yang dituliskan oleh Stephanie Meyer. Khususnya mengenai keluarga Cullen yang rupawan namun sangat dingin dan kaya. Hanya saja, jalan cerita dan tokoh sentralnya yang menurutku agak tidak seimbang.

Well, at least aku sudah menonton versi layar lebarnya. Walaupun terus terang, aku jadi tidak terlalu menunggu-nunggu versi film dari novel yang keduanya yang berjudul 'New Moon'
Sepertinya aku sudah bisa memperkirakan, akan seperti apa jadinya film itu nanti. Khususnya bagiku yang sudah membaca novel versi lengkapnya.
Apalagi, kalau tokoh Isabella Swan tetap diperankan oleh Kristen Stewart...
Bottom line, I choose the novels instead..

PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih

Friday, March 27, 2009

Vote for Earth


Malam ini...
VOTE for EARTH!

Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita. Bergabunglah bersama dengan semua orang di seluruh penjuru dunia ini. Tunjukkan keperdulian kita dalam bentuk yang paling sederhana. Bahwa kita mendukung penggunaan lampu listrik yang hemat energi. Belajar untuk menghemat pemakaian energi demi menghargai bumi yang sudah memberi kita begitu banyak hal. Tunjukkan kalau kita perduli. Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita...
Pada hari ini, Sabtu, tanggal 28 Maret 2009, mulai dari pukul 20.30 WiB-21.30 WiB.
Vote for Earth....

Monday, March 23, 2009

Seberapa bernilaikah Facebook? (Kutipan yang menarik perhatianku)


Seberapa bernilaikah Facebook?
(SWA No.06/XXV/19 Maret-1 April 2009)


Berapa nilai Facebook saat ini?
Benarkah Facebook sedang dalam tekanan hebat untuk memperoleh
suntikan modal baru, sehingga mereka bersedia bernegosiasi
dengan nilai perusahaan yang lebih rendah?
CEO Facebook, Mark Zukerberg, pada sebuah wawancara dengan
suatu media pada bulan Desember lalu membantah hal itu.
Spekulasi mengenai keuangan Facebook yang kurang meyakinkan itu
memang terus merebak. Dengan raihan keanggotaan yang spektakuler,
175 juta orang dari seluruh dunia hingga Februari 2009, Facebook
terus mendulang popularitas di seluruh penjuru dunia.

Apa yang dialami Facebook kini seperti buah simalakama.
Di berbagai kesempatan Zurkerberg selalu menegaskan bahwa Facebook
selalu menekankan kepada pertumbuhan dan bukan profit.
Kini pernyataan itu mendapat tantangan.
Karena mengelola situs web dengan tantangan jumlah anggota yang
demikian besar, aktif, dan secara geografis tersebar di seluruh
dunia, biaya operasional yang dibutuhkan tentu luar biasa besar.
Sebab pada dasarnya, anggota internasional Facebook belum dapat
dimanfaatkan secara ekonomis dengan optimal.
Sementara untuk memanfaatkan performa situs web ini, Facebook harus
terus meningkatkan kemampuan server, perangkat penyimpanan data,
beserta perangkat infrastruktur lainnya. Dan umumnya, perangkat
infrastruktur di negara-negara lain lebih besar dibandingkan dengan
yang tersedia di AS.

Akhir tahun 2008, CFO Facebook, Gideon Yu, harus mencari investor
baru ke Dubai, untuk mendapatkan dana segar tambahan.
Padahal diperkirakan, dari dana investasi Microsoft sebesar 240 juta
Dollar pada tahun 2007, ditambah dana sekitar 235 juta Dollar dari
utang dan tambahan dari modal investor yang ada, Seharusnya
Facebook diperkirakan mampu bertahan tanpa perlu khawatir soal
profitabilitas demi mengejar pertumbuhan hingga 2009.
Kalau ternyata saat ini mereka semakin agresif mencari tambahan
modal baru, mungkin saja karena perkiraan mereka itu meleset.

Di tengah situasi resesi ekonomi global, meyakinkan para pemodal
yang masih memiliki cukup dana dan nyali, untuk mempertaruhkan uang
mereka di bisnis online bernama Facebook, menjadi sebuah tantangan
besar yang tidak mudah.
Akan tetapi, dunia tentu bersedih dan meratap, seadainya si anak ajaib,
the rising star jejaring sosial online ini, sampai harus diamputasi
dan terhambat pertumbuhannya. Atau hanya jika sampai tinggal kenangan
belaka. Walaupun tentu sangat berkesan di hati para anggotanya.
(Adrianto Gani/ CEO Intimedia)

Friday, March 20, 2009

Human Trafficking


Aku baru saja selesai menonton bagian akhir dari serial pendek Human Trafficking di Hallmark Channel. Aku mengikuti kisah ini mulai dari seri yang pertama.
Kisah yang sungguh mengharukan dan mengerikan, apalagi kalau mengingat bahwa sangat besar kemungkinan kisah yang notabene skenario itu dibuat berdasarkan kisah nyata.

Serial ini mengisahkan tentang perempuan-perempuan muda dari Eropa Barat, yang sangat ingin untuk bisa ke Amerika untuk mengejar impiannya. Tapi mereka ditipu dan deksploitasi sehingga berakhir menjadi budak seks di rumah-rumah bordil milik seorang mucikari di Amerika. Perempuan-perempuan muda ini kebanyakan memimpikan untuk bisa menjadi seorang model. Mereka umumnya sangat cantik namun kurang berpendidikan. Mereka akan berbohong tentang umur yang sebenarnya agar terlihat lebih dewasa. Dan biasanya mereka datang dari latar belakang keluarga yang sangat miskin. Sehingga dengan mudah mereka akan terbuai janji akan kehidupan yang lebih baik di Amerika.

Para mucikari datang ke negara mereka dengan berkedok agen modelling yang ingin mencari bibit-bibit baru. Mereka akan mengadakan audisi seperti halnya pencarian bakat. Mereka akan memilih perempuan-perempuan yang paling cantik dan paling muda dan mengeliminasi perempuan lainnya yang tidak memenuhi syarat. Sehingga mereka yang menang akan merasa sangat bangga. Para perempuan muda ini biasanya belum memiliki paspor, bahkan belum pernah ke luar negeri seumur hidup mereka. Maka, agen palsu ini akan membuatkan mereka semua paspor dan membiayai ongkos pesawat mereka ke Amerika. Dalam proses perekrutan ini, mereka masih dilayani dengan senyum dan ramah.

Situasi akan berubah begitu mereka tiba di Amerika. Mereka akan bertemu dengan perempuan-perempuan lain yang sudah lebih dahulu direkrut. Tidak ada lagi senyum dan sikap ramah. Mereka akan dipukul, dianiaya dan diancam agar tidak berani melawan. Puluhan pria kekal akan dijadikan pengawal mereka. Kemudian dikirim ke berbagai rumah bordil milik si mucikari yang berkewarga-negaraan Amerika itu. Dimana mereka akan berkerja sebagai PSK tanpa bayaran. Karena mucikarinya menganggap bahwa mereka berhutang sangat banyak atas bantuan mereka untuk membuat paspor dan biaya keberangkatan mereka ke Amerika. Jadi mereka harus bekerja sebagai PSK untuk bisa melunasi hutang mereka itu, tanpa ada kepastian waktu sampai kapan mereka akan bisa benar-benar bebas.

Mereka diancam agar tidak buka mulut pada siapa pun. Selalu ada bodyguard yang akan mengawasi setiap tindak tanduk mereka. Dan kalau mereka berani melawan, mereka akan dibunuh. Mucikarinya juga mengancam akan membunuh keluarga mereka di negara asalnya, kalau mereka berani melawan.

Selain dikirim ke rumah-rumah bordil, mereka juga akan dipergunakan sebagai aktris untuk film porno. Biasanya film porno yang senderung sadistis, dimana mereka akan disiksa dan situs itu akan dikunjungi oleh banyak orang. Mereka juga melayani pria-pria kaya yang sering mengadakan private party di rumahnya yang megah. Para pria kaya ini akan mengundang 10-20 orang PSK asal Rusia untuk pesta mereka itu. Seluruh keuntungan akan masuk ke kas si mucikari yang telah menjadi orang kaya raya yang menyembunyikan usahanya dalam bentuk yayasan ataupun tempat hiburan.

Perempuan-perempuan muda ini akan bekerja seumur hidupnya, tanpa dibayar. Kecuali mereka meninggal karena Hepatitis ataupun Aids dan penyakit menular seksual lainnya. Dalam keadaan ini, mereka akan diusir dari rumah bordil karena si mucikari tidak mau membayari biaya pengobatannya dan juga tidak mau nama baik usahanya jadi rusak kalau dia tetap mempekerjakan seorang pelacur yang memiliki penyakit menular.

Siapapun diatara mereka yang berani mencoba melarikan diri atau meminta bantuan dari orang lain, maka akan dibunuh. Umumnya mereka tidak cukup berani untuk melarikan diri. Dan kalau sudah tidak sanggup lagi menahan penderitaan yang dialaminya, mereka akan memilih untuk bunuh diri saja. Dan kasus bunuh diri ini, tidak akan terlalu mendapat perhatian dari polisi. Karena orang yang bunuh diri dianggap sebagai pelacur imigran tanpa surat-surat resmi.

Kisah ini tidak akan mungkin muncul begitu saja, kalau tidak ada kisah nyata yang melatar-belakanginya. Mengerikan sekali membayangkan mereka memperlakukan sesama manusia dengan begitu kejam. Bahkan ada saat-saat dimana para PSK ini akan mendapat pukulan-pukulan dari para bodyguardnya. Hal itu dianggap perlu untuk menanamkan rasa takut bagi mereka sehingga tidak akan pernah berani untuk melawan.

Di akhir kisah dinyatakan, kalau sekitar 800000 orang diperdagangkan secara illegal di seluruh Amerika. Umumnya adalah para perempuan muda dan anak-anak, untuk dijadikan sebagai PSK. Entah sampai kapan kegilaan ini akan berlangsung. Stop Human Trafficking!

PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih

Wednesday, March 18, 2009

Ternyata, Danau Juga Bisa Membunuh


Aku lebih memilih untuk melihat danau daripada laut. Rasanya danau lebih tenang, lebih bersih, lebih sejuk dan lebih indah. Tentu saja Danau Toba adalah danau kebanggaanku, karena berada di tanah kelahiranku.
Tapi, tidak disangka kalau danau yang indah itu juga bisa menjadi pembunuh yang kejam. Karena ternyata, selain bisa membunuh secara tiba-tiba, juga terjadi secara diam-diam. Para ahli telah meneliti kalau ternyata hampir seluruh danau terletak berdekatan dengan gunung berapi aktif. Inilah yang diam-diam menjadi malapetaka.

Ada sebuah danau luas di Kamerun, Afrika Barat yang bernama Danau Nyos. Kedalaman danau ini mencapai 157 m dengan bagian terdalamnya 208 meter.
Ada banyak penduduk yang tinggal dilembah di sekeliling danau Nyos. Namun, pada tahun 1986, terjadi keanehan di pemukiman penduduk itu. Sekitar 1700 orang meninggal secara mendadak dan bersamaan. Yang lebih anehnya, semua penduduk yang meninggal itu tewas dalam posisi ketika sedang melakukan pekerjaan sehari-hari. Ada yang tewas sambil memompa air, sedang memasak dan ada juga yang tewas ketika sedang meminum segelas air. Beberapa orang yang selamat dari peristiwa itu menceritakan apa yang terjadi pada hari orang-orang tersebut meninggal.

Katanya, pada malam sebelum kejadian itu, udara tiba-tiba terasa hangat dan tercium bau seperti telur busuk. Masyarakat tidak terlalu memperdulikan kejadian itu. Dan tiba-tiba keesokan paginya, banyak mayat yang bergelimpangan ketika mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka. Tidak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebab kematian yang aneh itu. Namun para ahli menemukan, kalau warna air Danau Nyos berubah dari bening menjadi warna oranye terang.

Untuk mencari jawaban, para ahli kemudian meneliti Danau Craten di Oregon. Danau ini adalah danau terluas nomor tujuh di dunia. Luasnya mencapai 50 km persegi dengan kedalaman 594 meter. Sehingga digambarkan kalau Empire State dimasukkan ke danau ini, pasti akan tenggelam. Danau Craten menampung sekitar 19 triliun liter air. Sekitar 7700 tahun yang lalu, Gunung Mazame di tempat itu meletus dan melemparkan puncak gunungnya. Kawah inilah yang kemudian membentuk Danau Craten. Namun, ternyata aktivitas gunung Mazame masih tetap mempengaruhi danau tersebut. Karena dibawah danau ternyata masih terdapat kolam-kolam bekas magma yang masih tetap panas. Para ahli menemukan bahwa suhu air di dasar danau lebih hangat beberapa derajat, kadar garamnya juga sepuluh kali lebih pekat dan MENGANDUNG BANYAK CO2. CO2 ini kemudian merembes dari celah-celah kerak bumi dan menuju ke kawah yang kini telah menjadi danau. Namun, keberadaan air telah menghalangi CO2 itu naik ke udara. Kalaupun ada sedikit yang terlepas, masih bisa hilang terbawa hembusan angin. Sehingga tidak terlalu membahayakan.

Proses pergantian musim juga sangat mempengaruhi. Pada musim dingin, perputaran air akan terdorong ke bawah karena suhu dibawah lebih hangat. Sebaliknya pada musim panas, perputaran air akan naik ke atas. Siklus inilah yang kemudian membuat munculnya lapisan-lapisan air yang berbeda kadar kepadatannya. Lapisan air yang paling bawah lebih pekat daripada yang diatas. Di lapisan air yang paling bawah inilah CO2 yang mengalir dari dasar bumi itu tertahan. CO2 tidak bisa naik lebih tinggi karena perbedaan kepekatan air di lapisan atasnya. Sehingga berkumpul dan terakumulasi selama puluhan tahun dan menjadi sangat banyak di lapisan air yang paling bawah.

Fenomena ini kemudian ditemukan juga pada Danau Horseshoe yang berukuran lebih kecil dari Danau Craten. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar danau itu mengering dan akhirnya mati. Setelah diselidiki, ternyata kadar CO2 di danau ini mencapai 100 ton/hari dan meresap ke tanah. Inilah yang membuat pohon-pohon di sekitarnya mati. Para ahli kemudian melakukan percobaan dengan menggali sedikit tanah di tepi danau itu lalu mencoba menyalakan api. Namun, akibat pekatnya kadar CO2 nya, api langsung padam begitu didekatkan dengan tanah. Ternyata akumulasi CO2 yang sudah sangat banyak di danau itu akhirnya meluap dan menyebabkan danau itu menjadi sangat berbahaya. Namun, kadar CO2 di Danau Horseshoe tidak terlalu membahayakan manusia, karena batas kadar yang membahayakan adalah 1,75 juta ton. Dan ini hanya akan terjadi pada peristiwa gunung meletus.

Penemuan-penemuan inilah yang kemudian membantu para ahli untuk bisa menyimpulkan apa yang terjadi di Danau Nyos. Malam hari sebelum peristiwa itu, ada sebuah tebing di tepian danau, runtuh dan masuk ke air. Diperkirakan reruntuhan tebing ini telah menggoncang lapisan-lapisan air. Sehingga lapisan paling dasar yang dipenuhi dengan CO2 menjadi pecah dan mengalirkan CO2 dalam jumlah besar ke permukaan danau.

Keesokan paginya aliran CO2 ini kemudian memasuki wilayah pemukiman penduduk. Dan karena CO2 tidak berwarna dan tidak berbau, penduduk tidak menyadari kedatangannya. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk yang tewas ketika sedang mengerjakan kegiatan hariannya. CO2 ini seperti pembunuh yang mengintai diam-diam. Mungkin hanya segelintir orang saja yang menyadari adanya bahaya tak kasat mata yang terdapat di dasar danau yang terlihat sangat indah di permukaannya itu. Tanpa mereka sadari, mereka telah menghirup CO2 yang berasal dari lapisan paling dasar danau, yang telah terakumulasi selama puluhan tahun. Dan banyak sekali orang yang meninggal karena itu.
Jadi, danau yang tenang dan indah itu juga ternyata bisa menjadi pembunuh juga ya. Tak hanya indah.

Monday, March 16, 2009

Coming Soon


Chain adalah seorang pemuda yang kecanduan obat bius. Dia memiliki seorang kekasih bernama Som yang bekerja di sebuah bioskop modern. Chain dan Som berpisah, karena kebiasaan buruk Chain yang mengkonsumsi obat bius telah menyebabkan perilakunya menjadi seorang pemarah yang sering bersikap kasar. Chain bahkan menggadaikan barang-barang kekasihnya itu, sehingga uangnya bisa dipergunakan untuk membeli obat bius.

Setelah putus dari Som, Chain tinggal bersama abangnya, Yod, yang juga pecandu obat bius. Mereka berdua telilit utang dengan salah seorang bandar. Karena tidak memiliki apapun lagi yang bisa dijual, Chain dan abangnya mencari cara untuk bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Mereka berencana untuk mencuri pita film baru yang masih akan ditayangkan di bioskop. Dan mereka akan menjual film yang masih belum tayang itu kepada orang lain, sebelum ditayangkan di bioskop. Pasti ada yang akan membeli mahal untuk pita asli film itu.

Ternyata, bandar narkoba yang memberi pinjaman bagi mereka juga setuju akan rencana tersebut. Mereka berniat untuk memperbanyak sendiri pita film itu dan akan menggandakannya sendiri. Maka, tugas Chain dan abangnya adalah untuk mencuri pita film itu. Film yang mereka incar adalah sebuah film horor berjudul: Hantu Gentayangan.
Ternyata mencurinya cukup sulit, akhirnya abangnya berencana untuk menonton film itu sediri pada suatu malam, ketika bioskop sudah tutup. Dia membawa handy cam pribadi untuk merekamnya. Chain bertugas untuk masuk ke ruang tempat penyimpanan film dan memutarkannya di salah satu studio, dimana abangnya sudah menunggu dengan handy camnya. Namun, ternyata Chain tertidur selama film itu diputar.

Keesokan paginya ia terbangun dan menemukan kalau abangnya sudah tidak ada lagi disana dan meninggalkan handycam nya didalam studio. Di dalam rekaman handycam itu, Chain melihat abangnya menjerit-jerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke satu arah yang tidak tampak pada layar handycam. Sisa rekaman didalamnya kemudian rusak.
Chain mulai mencari-cari kemana abangnya berada tapi tidak ditemukan juga. Abangnya lenyap begitu saja.

Pada suatu malam, Chain kembali ke bioskop itu setelah tutup, untuk menyelidiki kembali. Dia lalu menonton kembali film Hantu Gentayangan itu dan mencoba mencari tahu apa yang membuat abangnya begitu ketakutan. Film itu mengisahkan tentang seorang nenek tua gila yang tinggal di sebuah rumah tua di suatu desa terpencil. nenek itu menjadi gila karena rumahnya terbakar dan kelima anaknya yang masih kecil juga tewas terbakar. Nenek tua itu lalu menculik anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggalnya untuk dijadikan anaknya sendiri. Anak-anak itu begitu ketakutan melihat sosoknya yang mengerikan karena luka bakar. Maka dia mencongkel mata mereka, agar mereka tidak perlu takut lagi melihat wajahnya. Begitu menyadari hal itu, para tetangga menyerbu ke rumahnya dan menggantungnya hingga tewas untuk membalas dendam.

Chain tidak merasa terlalu aneh dengan jalan cerita film itu. Sampai kemudian dia mendengar ada suara-suara yang tak wajar didalam studio itu. Dia mengira kalau itu adalah abangnya dan mulai berteriak-teriak memanggilnya, namun tidak ada jawaban. Lalu dia menghubungi ponsel abangnya itu. Terdengar nada dering handphone di salah satu tempat di dalam studio itu. Chain mulai mencari di sela-sela bangku, tetapi tidak ada apapun. Sementara, suara dering ponsel itu terdengar sangat dekat.

Di layar, film yang tadi ditontonnya terputar sendiri dan mulai tayang kembali. Dan dalam film itulah Chain melihat mayat abangnya berada. Matanya sudah tercongkel dan berlumuran darah. Di tangannya terlihat ponselnya sedang menyala, seperti ada seseorang yang sedang menghubunginya. Begitu Chain memutuskan panggilannya, ponsel ditangan abangnya itu pun mati.

Chain begitu ketakutan dan buru-buru lari dari tempat itu. Dia menyambar ranselnya dan kembali ke rumah. Tanpa dia sadari, ternyata bukan hanya ranselnya yang dibawanya, tetapi roh nenek gila yang dilihatnya tadi di film itu juga ikut menggandul di ranselnya. Sejak saat itu, Chain pun selalu dihantui dimanapun dia berada.

Dari penyelidikan di internet, dia mengetahui adanya sebuah kisah yang mirip dengan alur film tersebut. Dia melakukan penyelidikan ke sebuah rumah terpencil tempat seorang nenek gila yang menculik anak-anak dan mencongkel matanya. Ternyata memang kisah itulah yang mengilhami para kru Hantu Gentayangan sehingga mem-film kannya.

Namun, dari keterangan dokter disana, ternyata nenek itu tidak mati. Dia sempat diselamatkan dari massa yang mengamuk itu, kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Chain melihat kalau wajah nenek itu sama sekali tidak mirip dengan wajah hantu yang mengejar-ngejarnya selama ini.

Setelah menyelidiki lebih jauh, akhirnya Chain menemukan kalau ternyata hantu itu adalah arwah seorang artis yang semasa hidupnya memerankan tokoh nenek gila si penculik anak itu. Namun ada kecelakaan ketika proses syuting sedang berlangsung. Chain menemukan rekaman asli nya yang belum diedit.

Rekaman itu menunjukkan kalau ternyata artis yang mereka pilih untuk memerankan si nenek ini, sama sekali tidak memiliki bakat akting. Pada suatu scene dimana tokoh si nenek digambarkan digantung sampai mati oleh penduduk desa, tampak si sutradara marah-marah kepada si artis. Karena aktingnya ketika digantung, lebih mirip orang yang ketakutan daripada orang yang akan mati. Ketika ditanya kenapa, si artis menyatakan kalau dia takut tali yang dipakai akan benar-benar membunuhnya. Percuma saja para kru film meyakinkan kalau tali itu tidak akan putus. Si artis tetap saja takut.

Akhirnya, sutradara memberikan kesempatan terakhir kepadanya. Kalau kali ini dia tidak juga bisa memberikan akting yang baik, maka dia akan dipecat. Si artis memohon-mohon agar tidak dipecat dan berjanji akan berusaha dengan baik.

Ketika pengambilan gambar, ternyata si artis berhasil. Aktingnya benar-benar bagus. Sepertinya dia benar-benar tercekik, sehingga tangan dan kakinya menggapai-gapai kesana kemari sambil memegang lehernya. Para kru terpana dan memuji-muji aktingnya. Bahkan wajah si artis di close up untuk menunjukkan ekspresinya yang benar-benar seperti nyata. Beberapa lama kemudian si sutradara meneriakkan 'Cut'.

Tapi, ternyata si artis masih tetap menggelepar, sampai sutradara meneriakkan 'Cut' berkali-kali. Akhirnya mereka menyadari, kalau tali pengaman yang mencegah agar si artis itu tidak benar-benar tercekik telah putus. Dan adegan yang mereka rekam tadi adalah benar-benar nyata. Si artis itu benar-benar tercekik. Dan akhirnya meninggal di lokasi syuting.

Arwahnya kemudian memburu setiap orang yang menonton adegan yang menampilkan dia tewas tergantung itu. Dia menganggap setiap orang yang menonton adegan itu memang benar-benar menginginkan dia mati. Dia dendam terhadap para kru film yang dianggapnya sengaja memutuskan tali pengaman itu, sehingga dia benar=benar mengalami kejadian kematian itu.

Yang paling tragis, para kru film tetap memasukkan potongan rekaman itu ke film asli yang akan ditayangkan di bioskop. Maka, semua penonton yang menonton film itu akan mati dan langsung ikut masuk ke adegan film dan menjadi hantu gentayangan disitu.

PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih

Friday, March 13, 2009

Lagi Ulang Tahun Nih...


Tanggal 12 kemarin aku berulang tahun yang ke-28. Tidak terasa, sudah 28 tahun berlalu sejak ibundaku melahirkan aku. Sekarang aku malah sudah mempunyai malaikat yang kulahirkan sendiri.
Katanya, ulang tahun yang paling berarti itu adalah ke-17 (sweet seventeen), jadi dulu aku pun merayakannya secara khusus dengan mengundang teman-temanku, meskipun pestanya sederhana dan kecil-kecilan. Selanjutnya, mulai usia ke-18, setiap ulang tahun, aku tidak lagi merayakannya dengan pesta khusus. Paling-paling, bapak akan memberikan aku uang jajan yang agak lebih banyak, sehingga aku bisa menraktir teman-teman akrabku makan bakso.

Sewaktu aku pacaran, cara perayaannya sudah lebih berbeda lagi. Aku sudah bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri. Jadi, aku bisa menraktir pacarku (sekarang jadi suamiku) meskipun tidak di restoran mewah, tapi kami bisa merayakannya berdua.
Sekarang, setelah menikah, aku merayakan ulang tahunku bertiga. Karena anakku tercinta, Asha, sudah ada diantara kami. Rasanya pasti lebih menyenangkan lagi. Meskipun aku tidak lagi merayakannya bersama teman-teman akrabku seperti waktu SMA dulu, ataupun makan berdua seperti pacarku dulu. Sekarang kami merayakannya dirumah.

Tepat jam 12 malam, suamiku mengucapkan selamat ulang tahun sambil menciumku. Itulah pesta ulang tahun yang paling indah, sebenarnya. Meskipun tanpa lilin dan kue ulang tahun, keberadaan suami dan anakku di sisiku adalah berkat terindah dan menjadi permohonan ku dalam setiap doaku. Ulang tahun baru terasa memiliki makna mendalam kalau aku dikelilingi oleh orang-orang yang terdekat denganku, meskipun dengan sederhana. Bagiku, pesta besar-besaran dengan mengundang orang banyak, mungkin memang terlihat meriah. Tapi, itu hanyalah pesta. Dan begitu pesta usai, dan mereka yang sudah diundang pun akan pergi. Berbeda dengan keluarga, diundang ataupun tidak diundang, mereka selalu ada di dekat kita dan mendoakan kita.
Orangtuaku yang tinggal di luar kota pun menelepon untuk mengucapkan selamat ulangtahun. Adikku yang tinggal di Bogor, pagi-pagi sudah menelepon untuk mendoakan agar aku panjang umur. Beberapa teman akrab yang sudah tinggal berjauhan, bahkan di luar kota, mengirim sms. Oh ya, tidak ketinggalan juga, teman-teman di Facebook.

Ucapan-ucapan selamat itu seperti doa yang dikirimkan untukku.
Suamiku tersayang menghadiahkan sebuah novel untukku. Dia tidak lupa kalau aku sangat suka nove. Thank you, my love..
Mudah-mudahan aku bisa lebih baik lagi. Baik sebagai anak, teman, istri dan ibu. Amin

Friday, March 6, 2009

Anakku Tak Punya Lagu


Dunia musik anak-anak masa kini tidak seberuntung generasi sebelumnya. Dulu, penyanyi anak-anak sangat menjamur dimana-mana. Mulai dari Boneka Susan/Ria Enes, Melissa, Trio Kwek Kwek, Jihan Amir dan Sheren Regina. Atau generasi yang diatasnya lagi seperti Joshua, Sherina, Cikita, Tina Toon dan banyak lagi. Lagu-lagu mereka benar-benar memiliki ciri khas anak-anak. Mulai dari kisah persahabatan sampai dengan nasehat-nasehat sederhana seperti rajin belajar, patuh pada orangtua, menjaga lingkungan, rajin berdoa ataupun rajin menabung. Para pencipta lagu anak-anak pun sangat produktif. Misalnya Kak Seto, Papa T Bob, Pak dan Bu Kasur, dll.

Tentu saja kita masih ingat program televisi 'PANGGUNG HIBURAN ANAK-ANAK' yang tayang setiap hari Minggu di tahun 80an dulu. Menampilkan para penyanyi-penyanyi cilik yang sudah beken dan memiliki fans anak-anak pula. Sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan para pendatang baru. Acara ini sangat digemari anak-anak bahkan orangtua pada masa itu. Anak-anak memiliki 'lingkungan' musiknya sendiri sesuai dengan usia dan perkembangannya.
Tapi, lihat yang terjadi sekarang! Tak ada lagi yang namanya 'dunia anak-anak' itu. Para penyanyi cilik dulu sudah beranjak dewasa dan menanggalkan image mereka sebagai anak-anak. Para pencipta lagu anak pun mulai tenggelam. Dan pada akhirnya, lenyap jugalah acara 'PANGGUNG HIBURAN ANAK-ANAK' yang sangat beken itu.

Anak-anak masa kini sudah bersentuhan dengan lagu-lagu remaja/dewasa dengan thema PERCINTAAN! Sungguh miris melihat anak-anak berumur 7-12 tahun menyanyikan lagu-lagu cinta seperti RADJA, PETERPAN, DEWA, BCL, ROSSA, ST12, PADI dan SO7. Di acara yang notabene berembel-embel anak-anak. Yaitu, acara 'IDOLA CILIK'.
Para penyanyi cilik yang bersaing untuk menjadi idola anak-anak itu menyanyikan lagu yang mengisahkan tentang orang-orang dewasa yang sedang kasmaran bahkan tentang pengkhianatan cinta. Padahal, anak seumur diapun mungkin belum memahami makna dari lirik lagu tersebut.
Akibatnya, anak-anak sekarang menjadi terlalu cepat dewasa. Mengenal pacaran dalam usia sangat dini. Dan tentu saja juga mengenal kosmetika dalam usia yang sangat dini pula. Karena mereka berpatokan pada penampilan idolanya yang memang sudah berusia dewasa.
Entah apa yang menyebabkan 'dunia musik anak-anak' ini menjadi mati suri. Apakah proses regenerasi penyanyi cilik yang tidak berjalan dengan baik? Ataukah para pencipta lagu-lagu hits yang jumlahnya bejibun di negara ini memang tidak mau melirik sedikitpun ke zona ini? Atau memang media yang tidak menyediakan proporsi seimbang untuk acara berthema anak-anak. Entahlah..

Tapi yang pasti, kalau perfilman Indonesia saja yang dulunya sangat terpuruk masih bisa berdiri, maka acara-acara musik untuk anak-anak ini juga masih bisa bangkit. Karena tidak ada kata 'HABIS' untuk anak-anak. Dia akan selalu ada di setiap generasi. Begitu satu generasi anak sudah beranjak dewasa, dibelakangnya sudah ada generasi anak yang baru lagi. Dan lagu dengan thema anak-anak, biasanya abadi. Mudah-mudahan anak-anak dimasa mendatang masih bisa mendengarkan dan menyanyikan lirik-lirik sederhana, lucu namun penuh dengan nasihat dan didikan seperti lagu-lagu anak yang ceria di era 80an dulu. Semoga..
"Susan, Susan, Susan, kalau gede mau jadi apa? Aku kepingin pinter biar jadi dokter.."
(Boneka Susan/Ria Enes)

Monday, March 2, 2009

Makanya, mulut itu harus dijaga


Ungkapan kalau mulutmu adalah harimaumu ini memang cocok ditujukan kepada Catherine Wilson. Karena tidak mampu mengendalikan diri, dia mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya terhadap orang lain di hadapan media. Akibatnya, dia dituntut secara hukum. Semua orang yang mendengar perkataannya pasti bisa langsung menyadari, kalau ucapan Catherine itu memang sangat penuh dengan penginaan. Terlepas dari masalah apapun yang mereka miliki, tak seharusnya harga diri seorang manusia direndhkan seperti itu dan dilakukan di hadapan khalayak ramai pula.

Kata-kata 'tidak selevel' atau 'ngaca dong', mumgkin sering dianggap bercanda dalam bahasa keseharian. Tapi maknanya jadi berbeda kalau diungkapkan dengan mimik menghina dan gerak tubuh yang penuh ejekan. Apalagi kalau diungkapkan oleh seseorang yang tidak kita kenal.
Jadi, wajar kalo Andi Soraya merasa sangat tersinggung. Apalagi Catherine mengabaikan suruhan Andi untuk meminta maaf. Apalagi Andi merasa harga dirinya sebagai seorang keturunan bangsawan Bugis telah terinjak-injak.

Seandainya saja Catherine Wilson tidak terlalu angkuh untuk meminta maaf dan menarik kembali kata-katanya, tentu dia tidak akan dilaporkan ke polisi. Egonya yang membuat dia makin terjebak.
Harga diri yang terluka, bisa membuat seseorang melakukan segala hal untuk bisa memulihkannya kembali.

Pepatah 'mulutmu adalah harimaumu' bukan dibuat oleh anak kemarin sore. Tapi, oleh orang-orang bijak yang sudah memiliki pengalaman hidup dan ingin membagikannya pada yang lebih muda. Kalau saja Catherine Wilson memahami makna pepatah itu, pasti dia tidak akan terlibat masalah seperti ini.
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff