Monday, August 31, 2009

Ayo, Jadi Donor Darah

Apa yang bisa didapatkan dari kesediaan mendonorkan darah secara rutin? Ada yang tahu? Iya! Mendonorkan darah. Biasanya bisa dilakukan di Palang Merah Indonesia terdekat. Memangnya ada keuntungannya?

Ada. Dan keuntungan yang didapatkan lumayan besar.

Hari Minggu kemarin, aku menemani suamiku ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia di Kampung Durian, Medan. Dia mau mengikuti jejak temannya yang sudah bertahun-tahun mendonorkan darah secara rutin ke PMI setiap enam bulan sekali. Dan tentu saja, PMI dengan senang hati akan menerimanya. Semakin banyak orang yang menyumbangkan darah dengan sukarela, tentunya akan semakin baik toh?

Temannya itu mengatakan kalau dia sudah secara rutin mendonorkan darah, karena dengan itu berarti tubuh kita melakukan pencucian darah secara alami dan hampir bebas resiko. Karena sesudah darah kita diambil, maka tubuh akan memproduksi darah baru lagi, yang lebih bersih tentunya. Sementara darah yang lama, akan diproses lagi dan diberikan ke orang-orang yang membutuhkannya. Untuk yang memiliki masalah obesitas, donor darah juga bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan, asal dilakukan secara teratur. Ini bukan informasi kacangan lho. Teman suamiku itu mendapatkan informasi ini dari seorang dokter.

Dan ada temannya yang sudah mengalami penyakit asam urat, hanya dengan dua kali donor darah dalam setahun (per-enam bulan) saja, penyakitnya sudah mulai membaik. Apalagi yang ada masalah berat badan. Daripada menahan diri dalam makanan, apalagi sampai minum obat pelangsing yang berbahaya. Lebih baik jadi donor darah toh? Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga sekaligus membantu orang lain yang membutuhkan darah. Dan semua itu bisa dikatakan tanpa resiko.

Inilah yang membuat suamiku bersemangat untuk mendonorkan darahnya. Biarpun sebenarnya dia sangat anti dengan jarum suntik. Tapi ternyata ada suatu hal yang sangat mengganjal di pikiran ketika mendatangi kantor PMI. Tempatnya kotooorrrrrrr sekali.....
Ini beberapa gambar yang kuambil disana, dengan menggunakan handphone.

Pintu masuknya terlihat kumuh dan berdebu tebal. Pintunya yang terbuat dari kaca, hanya ditutup dengan tirai renda yang sudah tidak ketahuan lagi warnanya, lengkap dengan robekan di bagian bawah. Ampun deh.

Di ruang tunggu, hanya ada tempat duduk dari marmer, untuk menunggu giliran. Dan tempat duduk ini juga kotornya bukan main. Di bagian bawahnya, debu dan sampah bertebaran, padahal kami datang kesana masih lumayan pagilah, sehabis sarapan. Tapi suasana tempat itu sudah kotor.

Lalu ada meja yang berfungsi untuk pemeriksaan awal. Karena sebelum mendonorkan darah, tentu saja ada pemeriksaan untuk menentukan apakah orang tersebut layak untuk mendonorkan darah, sekaligus mengecek golongan darah. Di meja ini, ada tempat kapas yang aku kurang yakin, steril atau tidak. Jarum untuk menusuk ujung jari memang disimpan di satu wadah, yang sudah terlihat buram. Lalu ada sebuah baskom kecil berisi cairan kimia tertentu yang keruh, tempat mencuci kaca preparat bekas mengecek darah. Dan yang pasti, meja ini berdebu dan tidak terlihat steril.

Dan inilah zona pasiennya. Bisa lihat sendiri atau harus dijelaskan lagi? Di meja dekil dan berdebu itulah dia mengurus kantong darah lengkap dengan jarumnya. Disamping alat pengukur tekanan darah itu adalah tempat kapas dan botol putih di sampingnya itu adalah tempat alkohol. Dan lihatlah keadaan di bagian bawah mejanya itu. Ya ampun, sampahnya berada di luar tempat sampah! Kelihatan nggak debunya? Sebenarnya, di lantai bawah tempat tidur itu banyak sekali bercak-bercak kehitaman. Aku nggak yakin sekali sih, tapi sepertinya itu bercak darah yang sudah lama. Dan tidak dibersihkan!

Dan saudara-saudara, inilah inti utama alias jiwa dari Unit Transfusi Darah PMI ini, alat untuk menghisap darah secara otomatis. Gambar ini kuambil dari dekat dan lihatlah kondisinya yang menyedihkan! Alat itu berdebu dan penuh kertas sampah!! Sebenarnya alatnya kecil kok dan membersihkannya pasti tidak repot. Tapi sepertinya, tugas itu masih dianggap terlalu berat untuk mereka yang bertugas menjaga tempat itu. Di lantai bawah, sepertinya bisa terlihat bercak darah lama yang kuceritakan tadi. Kelihatan nggak?

Tulisan ini bukan untuk mengejek PMI. Sungguh! Tapi menurutku, kualitas kebersihan di Unit Transfusi Darah itu seharusnya paling tidak menyamai kualitas kebersihan di klinik dokter dong. Karena mereka juga menggunakan alat-alat medis disana. Orang-orang datang kesana itu rentan terkena infeksi. Sedangkan tempat yang bersih sekalipun masih belum tentu bisa dianggap steril, apalagi yang kotor dan dekil seperti ini? Bagaimana orang bisa bersemangat datang untuk mendonorkan darah? Salah-salah malah nanti terkena penyakit lagi.

Fasilitas kesehatan seharusnya menjadi teladan bagi orang yang datang kesana. Keadaan tempat yang bersih, meskipun harus berbau karbol, adalah pendukung yang paling utama. Khususnya untuk alat-alat yang akan dipergunakan untuk kepentingan mendonor darah. Apalagi mesinnya itu. Adduuhhh...sampai sekarang, aku masih tidak habis pikir melihatnya. Kesannya jadi tidak steril dan sudah pasti tidak profesional. Menurutku, PMI harus segera berbenah diri, apalagi tugas mereka sangat mulia. Yaitu memastikan selalu tersedianya suplai darah untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Dan kalau masalah kebersihan seperti ini tidak dibenahi dengan baik, bagaimana orang mau datang secara sukarela untuk mendonorkan darah?

Friday, August 28, 2009

Award Unik

Aku baru dapat award gokil. Saking gokilnya, aku sampai merasa perlu membuat postingan sendiri disini. Biasanya kan aku selalu cukup ditambahkan saja di posting yang sama. Bukan apa-apa, rasanya agak ribet juga kalau mau menulis setiap award per-artikelnya. Bisa-bisa isi blogku ini cuma artikel tentang award semua (kayak sudah kebanyakan award saja ya) hihihi.. Jadi, kawan-kawanku yang sudah berbaik hati memberikan hadiah-hadiah persahabatan ini buatku, nggak usah repot-repot mencarinya. Cukup klik di label award saja. Ada pilihan award ber-back link, award internasional dan ada yang tidak menggunakan MLM back link.

Nah award yang satu ini sebenarnya termasuk kategori yang tidak MLM back link. Tapi ada keunikannya. Syaratnya sih nggak repotlah, seperti biasa kalau menerima award, kita harus menyediakan backlink dari si pemberi award kan? Nah ini juga sama. Tapi, award ini khusus buat perempuan-perempuan yang hobbi ngeblog saja, untuk yang cowok belum ada nih.

Aku dapat awardnya dari si cantik Inda. Terimakasih ya Inda, karena sudah menganggap aku sebagai salah satu Hottest Female Blogger. Awardnya bagus sekali. Oh ya, nambah lagi nih. Aku dapat award ini lagi tanggal 6 September kemarin. Dari Rahel di Pernik Perempuan dan Mbak Annie dari Resonansi Ani.

Award ini mau aku bagikan lagi ke perempuan perkasa lainnya:
Untuk komentatorku yang paling setia Henny (maafkan kepikunanku ini, Hen.. maklumlah sudah tua. Aku cuma lihat di daftar blogroll-saja. Sekalian deh kita tukaran link, gimana? Hehehe) si Ai yang mulai jarang nongol karena sibuk (dengan bisnisnya...). Dan Dias si calon dokter yang lucu, yang juga sudah mulai jarang nongol. Lagi sibuk ngurus calon pasien kali ya? Dan tak lupa untuk kawan-kawan perempuan yang datang berkunjung dan membaca postingan ini sekarang. Silahkan diambil. Tidak usah ragu-ragu.
Silahkan dicomot nih kodenya yaaa:



Aduh cuma ada tiga nih, Inda. Yang ibu-ibu di atas itu kayaknya sudah dapat juga. Karena di Mommy Mayonnaise aku juga dapat award yang sama nih. Nggak papa ya, Nda. Nggak mungkin kan aku bagiin awardnya sama si Gavin. Bisa-bisa orang heran lihat cewek kok ganteng. (Sori, Vin...)

Nah, ini dia aturan mainnya:
1. Pastikan ada backlink ke si pemberi award
2. Hadiahkan lagi ke sepuluh hottest female blogger kenalanmu, lengkap dengan alasannya.
3. Ikutilah permainan unik ini. Ketikkan dan googling kedua kata ini: ”[nama kamu] needs” (lengkap dengan tanda kutipnya)
4. Lihat sepuluh hasil teratas dan tuliskan di postingan kamu.
Dan inilah hasil dari googlingku. Oh ya, aku pakai nama Risma ya. Karena kalau di Mommy Mayonnaise aku pakai nama Mommy.
1. Risma needs tidak hadir (lho?! Memangnya ada acara apa nih?)
2. Risma needs Friendster (hmm..FS ku sudah terbengkalai. Sibuk di Facebook dan Twitter. Hehehe)
3. Risma needs asianna (aku nggak tahu ini siapa, ternyata memang kebetulan ada yang namanya risma asianna)
4. Risma needs asianna (lagi..........)
5. Risma needs lor langgar pandes-putune mbah zan (aku angkat tangan. Nggak ngerti!!)
6. Risma needs sukma ayu (eemmm…nggak juga kok..)
7. Risma needs Dewi (kebetulan (lagi) ada yang namanya Risma Dewi)
8. Risma needs photo badges (sudah punya tuh)
9. Risma needs sang legenda jalanan (wahahaha…siapa tuh?)
10. Risma needs alda risma (ehmmm..nggak juga tuh…)
Asli, hasil browsingnya ngawur semua.

Nah, sudah jelas kan cara mainnya? Untuk kawan-kawan yang aku tag di atas, silahkan diambil nih awardnya. Untuk yang nggak di-tag tapi mau ambil award juga, ya nggak papa.. Silahkan-silahkan-silahkan..

Happy Blogger Friendship

Wednesday, August 26, 2009

Kasihan Yang Cari Nafkah Nih

Kasihan melihat ibu-ibu berbaju kumal pemilik warung makan yang sangat-sangat sederhana itu menangis, ketika satpol PP mengangkut semua dagangannya siang itu. Baskom-baskom kecil berisi sayur dan ikan hasil masakannya tadi pagi satu-persatu diangkut keluar dan dibawa pergi entah kemana oleh pria-pria berseragam itu. Ibu yang rambutnya awut-awutan dan wajah bermandikan keringat itu memohon-mohon agar dagangannya tidak diangkut, karena dia masih belum menjual apapun sepanjang hari itu. Sementara ia sudah keluar uang untuk modal memasak jualannya itu. Tapi para satpol PP tidak perduli dan tetap saja mengangkut semua yang terlihat oleh mata. Terus terang, aku sangat kasihan melihatnya.


Kejadian ini kulihat di sebuah acara berita kemarin siang. Ibu-ibu berpakaian sederhana itu tinggal di Padang, Sumatera Barat. Ia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mencari nafkah dengan berjualan nasi warteg, yang terkena razia. Ditunjukkan juga kalau ada pedagang yang kebetulan sedang membakar ikan atau ayam, itu juga langsung diangkut lengkap dengan kawat pembakarnya. Bahkan minuman yang sedang diminum oleh seorang pembeli sekalipun, diambil dan dibawa juga. Rasanya kok berlebihan sekali ya?

Aku memang bukan seorang muslim, sehingga tidak berpuasa. Tapi aku bisa melihat, kawan-kawan muslim sangat menantikan kedatangan bulan ini dan dengan penuh semangat menjalankan kewajiban iman ini. Di Medan pun orang-orang sangat bergembira menyambut Ramadhan. Bukan hanya yang muslim, yang non muslim juga. Karena bulan puasa biasanya membawa kemeriahan tersendiri, seperti Ramadhan Fair. Bahkan di bulan ini sangat gampang menemukan pedagang-pedagang kecil yang menjual aneka penganan untuk berbuka. Dan ini hanya ada di bulan puasa saja. Tapi disini tidak ada satpol PP yang ”menggusur” para pedagang kecil dengan alasan sedang bulan puasa. Tidak ada ibu-ibu yang menangis karena hilanglah kesempatan untuknya mencari nafkah karena dagangannya diangkut begitu saja, tanpa ganti rugi.

Apakah karena bulan puasa, para pedagang warteg itu pun harus ikut ”berpuasa berdagang” dan kehilangan mata pencaharian? Apakah karena bulan puasa, mereka harus menganggur dulu, menunggu sampai bulan ini berlalu? Apakah karena bulan puasa, para satpol PP bisa mengangkut dagangan mereka begitu saja, tanpa ganti rugi? Padahal mereka sudah mengeluarkan uang dari persediaan modal mereka yang tidak banyak itu untuk berjualan.

Bagaimana dengan nasib orang-orang yang bergantung dari hasil penjualan makanan warteg itu? Kalau misalnya si ibu tadi punya enam orang anak yang harus diberi makan atau seorang ibu/ibu mertua yang sudah berusia sangat lanjut dan sudah tidak bisa bekerja lagi. Apakah mereka juga harus berhenti makan, karena sedang bulan puasa? Kalau begitu, dimana letak rasa toleransi yang selama ini digembar-gemborkan?

Sebaiknya semua pihak harus saling bertoleransi dalam hal ini. Yang berpuasa, jangan hanya mengharapkan mendapat toleransi dari yang tidak berpuasa saja, tapi juga harus bertoleransi dengan yang tidak berpuasa. Itulah indahnya hidup dalam keanekaragaman, bukan?

Kalau di Medan, tidak ada ketentuan yang mengharuskan restoran atau rumah makan tutup di siang hari hanya karena sedan bulan puasa. Kalaupun ada rumah makan yang tutup, itu karena penjualnya sendiri yang berinisiatif, bukan karena dipaksa. Dan rumah makan yang memilih untuk tetap buka, membuat penutup seperti tirai di pintu atau dindingnya yang terbuka, untuk menghalangi pandangan dari luar. Ini baru toleransi.

Rumah makan bertoleransi dengan yang berpuasa dengan tidak memajang makanan jualannya secara terbuka di siang hari. Dan yang berpuasa tetap bertoleransi dengan pemilik rumah makan yang sedang mencari nafkah dengan tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka-mereka yang tidak berpuasa. Aku bersyukur, Medan-ku termasuk salah satu kota yang ”merdeka” dan memiliki tingkat saling pengertian dan toleransi yang tinggi. Dimana semua pihak bisa sama-sama menjalani kehidupannya tanpa harus mengganggu orang lain.

Mudah-mudahan tidak ada ibu-ibu penjual warteg di sini yang harus menangis karena harus kehilangan dagangannya. Dan mudah-mudahan bulan puasa ini bermakna dan semakin meningkatkan kualitas keimanan bagi kawan-kawan yang sedang menjalankannya tanpa terganggu.

Monday, August 24, 2009

Berawal Dari Mata

Kenapa pepatah mengatakan kalau mata adalah jendela jiwa? Karena kita bisa mengetahui perasaan dan pemikiran spontan seseorang dari arah pandangan matanya. Misalnya, kita bisa mengetahui apakah seseorang itu sedang berbohong atau tidak. Yah, memang tidak mungkin memastikan seratus persen kalau dia itu berbohong. Tapi kan tidak ada salahnya kalau kita mengetahui trik-trik sederhana untuk mengecek apakah orang yang kita ajak bicara itu sedang berbohong atau tidak. Informasi sederhana ini juga bisa berguna bagi ibu-ibu ketika berhadapan dengan si kecil yang mulai coba-coba berbohong.


Pada dasarnya, arah pandangan mata bisa dibagi atas enam arah saja. Dan masing-masing arah memiliki arti tersendiri loh.

Yang pertama, pandangan mata mengarah ke sebelah kiri atas.
Artinya kalau dia sedang mencoba membayangkan sedang melihat sesuatu hal dalam pikirannya (visual). Biasanya kalau diberi pertanyaan tentang sesuatu yang agak ”aneh” atau belum pernah dilihatnya sebelumnya.
Misalnya: ”Kau pernah lihat bebek sebesar gajah?”

Yang kedua, pandangan mata mengarah ke sebelah kanan atas.
Ini artinya dia sedang berusaha mengingat sebuah gambaran di dalam pikirannya (visual). Dia yakin pernah melihat gambaran itu sebelumnya, hanya saja agak lupa. Sehingga dia berusaha mengingatnya kembali.
Misalnya kalau ada yang bertanya: ”Kemarin, waktu kita ke pesta, Tante Rina pakai baju warna apa?”

Yang ketiga, arah pandangannya menuju ke kiri dan mendatar.
Kalau yang ini, artinya dia sedang mencoba membayangkan sebuah suara (audio) dalam pikirannya, meskipun dia belum pernah mendengar suara itu secara langsung. Jadi, dia berada dalam taraf sedang mengira-ngira atau menebak-nebak, seperti apa kira-kira bunyi suara itu.
Misalnya: ”Bagaimana bunyi mesin kapal selam?”

Yang keempat, arah pandangannya menuju ke kanan dan mendatar.
Artinya dia sedang berusaha mengingat-ingat kembali sesuatu yang pernah didengarnya sebelumnya. Jadi, ketika ada orang yang menanyakannya kembali, dia bisa menggambarkannya.
Misalnya kalau ada yang bertanya: ”Apa kata ibumu tadi?”

Yang kelima, pandangannya mengarah ke sebelah kiri bawah.
Pandangan ini lebih dipengaruhi oleh faktor indra perasa dan indra penciuman. Karena itulah pandangan mata cenderung mengarah ke bawah. Artinya ia sedang berusaha mengingat kembali seperti apa aroma yang didengarnya itu.
Misalnya: ”Wangi ya. Kayaknya ada yang lagi masak semur ayam nih..”

Yang keenam, kalau pandangannya mengarah ke sebelah kanan bawah.
Kalau yang ini artinya tidak menyangkut ke visual, audio, ataupun ke indra perasa/penciuman. Tapi pandangan mata seperti ini menandakan kalau orangnya sedang melamun atau sedang sibuk mempertimbangkan sesuatu yang akan dilakukannya. Apakah baik atau buruk.

Bisa dilihat, kalau yang menjadi titik perhatian dari arah pandangan itu adalah bahwa pandangan ke arah kanan cenderung berarti ”mengingat”. Sementara pandangan ke arah kiri berarti sedang ”membayangkan”. Kalau mengingat, artinya dia sudah pernah mengalaminya langsung dan tinggal menggali memorinya saja. Sementara kalau membayangkan, berarti ia belum mengalaminya, tapi berusaha membuat gambaran sendiri sesuai dengan keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Nah, dari info sederhana ini, kita bisa mengira-ngira apakah anak, teman atau bahkan pasangan kita sedang memberikan jawaban yang jujur atau tidak. Karena arah pandangan mata ini bergerak tanpa sadar, jadi kita tidak bisa mengatur ke arah mana kita akan memandang. Misalnya, kita mau mencari tahu, apakah keponakan kita berkata jujur, ketika dia mengatakan bahwa ibunya sudah mengizinkan dia pergi berenang dengan temannya sepulang sekolah.

Misalnya kita bertanya: ”Benar nih, mama sudah ngasih izin pergi berenang siang ini?”
Kalau pandangan matanya dengan segera mengarah ke kiri, artinya bahwa ia sedang berusaha membayangkan kalau ibunya memang sudah memberi izin kepadanya. Meskipun sebenarnya dia sama sekali belum menanyakan hal itu. Dia berusaha membuat pembenaran dalam pikirannya, kalau ia sudah bertemu ibunya dan meminta izin. Jadi, kalau dia menjawab: ”Sudah.”, berarti dia berbohong.
Sebaliknya, kalau ia memandang ke kanan, berarti ia berusaha memanggil kembali memorinya, ketika dia meminta izin untuk pergi berenang. Dan kita bisa menyimpulkan kalau ia sedang berkata jujur.


Sekali lagi, gerakan-gerakan mata ini bergerak di luar kesadaran kita. Jadi hampir tidak ada orang yang bisa mengatur arah pandangannya secara spontan, ketika sedang menjawab pertanyaan. Tapi, menurutku, ada satu gerakan mata yang bisa diatur dan orang bisa mengartikannya juga. ”Memutar bola mata”. Pernah dengar istilah itu? Biasanya gerakan mata seperti itu mengartikan kalau ia sedang bosan, kesal atau tidak tertarik mendengar pertanyaan/perkataan yang diajukan kepadanya. Tapi kesimpulan itu tidak ilmiah, hanya dibuat dengan sengaja untuk menunjukkan kekesalan hati saja

Lho..lho...langsung dipraktekkan nih ceritanya? Kok pandangan matanya langsung berubah-ubah seperti itu?
Semoga bermanfaat.

Thursday, August 20, 2009

Jangan Sembarangan Dengan "ENTER"

Internet ini memiliki dua wajah. Kita pasti bisa memahami hal itu. Salah satu dari wajahnya itu rupawan karena lewat internet kita bisa membuka jendela dunia dan mendapatkan banyak ilmu sekaligus juga sebagai wadah hubungan sosial seperti Facebook dan sejenisnya. Manfaatnya? Tentu saja untuk memperluas wawasan kita, tanpa harus repot-repot melangkahkan kaki. Cukup dengan sebuah komputer yang terhubung dengan internet, maka kita sudah bisa keliling dunia dan melihat berbagai hal hanya dalam satu hari saja. Padahal, dalam kehidupan nyata, mungkin kita tidak memiliki kesempatan untuk bisa melihatnya langsung.

Tapi internet juga memiliki wajah yang buruk rupa. Karena lewat internet kita juga bisa tersandung masalah yang akan mengobrak-abrik kehidupan nyata kita. Kasus Prita adalah salah satu contohnya. Dan yang saat ini jadi sorotan adalah si cantik Marshanda.

Aku sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan apapun yang menjadi penyebab dan latar belakang dia meng-up load sendiri videonya itu ke You Tube. Awalnya aku sempat beranggapan kalau ini hanyalah salah satu taktik untuk mendongkrak popularitas belaka. Yah, yang seperti ini kan bisa dianggap biasa di dunia selebritas. Walaupun belakangan ini muncul tanggapan yang menyatakan kalau ternyata Marshanda mengalami masalah psikologis. Aku jadi kasihan juga melihat dia. Umurnya masih remaja, tapi sudah terhantam frustrasi layaknya orang yang sudah puluhan tahun mengalami masalah. Tapi sudahlah, bukan itu yang mau kubicarakan.

Aku lebih kasihan melihat dia menjadi bulan-bulanan media, sekarang ini. Coba lihat, hampir semua tayangan infotainment berlomba-lomba membuat berita tentang video ini. Sampai-sampai aku bosan melihatnya. Karena sebenarnya, berita yang dibuat masih itu-itu saja, hanya kalimatnya saja yang diganti-ganti. Tidak ada kemajuan sama sekali.

Dunia maya telah ”memakan Marshanda hidup-hidup”. Walaupun suatu saat video itu dihapus, tapi orang tidak akan dengan mudah melupakannya. Orang akan selalu mengingat ”kegilaan sesaat” Marshanda ini, meskipun ternyata di kemudian hari dia tetap dinyatakan waras. Orang akan tetap mengingat dia pernah terpuruk karena ”frustrasi” meskipun minggu depan dia membuat konferensi pers sambil tersenyum lebar dan mengatakan kalau itu semua hanya perbuatan iseng yang muncul tiba-tiba dalam pikirannya.

Apapun yang akan dibuatnya untuk menghapus ”jejak” yang satu ini akan gagal. Dan penyebabnya hanyalah karena ia tidak bisa menguasai jarinya agar jangan ”menekan tombol enter” ketika akan meng-upload video itu ke internet.

Orang menyalurkan perasaannya dalam berbagai bentuk. Ada yang memilih untuk menangis, tertawa, memaki-maki, menghancurkan barang-barang, dan sebagainya. Tapi hanya segelintir orang yang ”berani” merekamnya. Dan dari yang segelintir ini, hanya se-uprit orang yang ”cukup gila” untuk menyebarkannya sendiri di internet. Kau mau meluapkan amarah terhadap orang tertentu yang sudah menyakiti hatimu, kemudian ingin merekamnya untuk melihatnya kembali di kemudian hari? Silahkan. Tapi jangan disebarluaskan dong. Apa gunanya?

Internet itu tidak punya jiwa. Ia tidak bisa memilah-milih yang mana yang patut atau tidak patut untuk disebarluaskan. Dan dunia maya dipenuhi oleh ”hiu-hiu ganas” yang akan siap menerkam mangsanya kapanpun ia mencium aroma darah. Dan sekali nyemplung ke dalamnya, sulit untuk bisa keluar dengan utuh. Oke, mungkin tidak sampai meninggal. Tapi paling tidak akan kehilangan salah satu atau lebih dari satu anggota tubuh. Setelah itu, mau bagaimana? Menyesal? Meski menangis pun tidak akan bisa mengembalikan anggota tubuh yang sudah hilang karena disambar hiu itu.

Hati-hatilah dengan perangkat kecil tapi canggih yang ada di hadapanmu sekarang ini. Karena selain berfungsi sebagai jendelamu untuk menatap dunia dan menggali ilmu pengetahuan, layar berukuran beberapa inci dengan barisan tombol di bawahnya itu juga memiliki kuasa untuk menghancurkan nama baik dan hidupmu hanya dengan sekali menekan tombol enter. Jadi, pertimbangkan terlebih dahulu dengan masak-masak sebelum ”membagi rahasiamu” dengan hiu-hiu lapar yang menunggu di Dunia maya ini. Sekali rahasia kelam hidupmu nyemplung ke dalamnya, bersiap-siaplah untuk menjadi bulan-bulanan massa yang tidak pasti sampai kapan akan berakhir.

Tuesday, August 18, 2009

Award Internasional

international award
Ahaaa... ada gunanya juga rupanya agak telat memposting award dari kawan-kawan ini. Karena ternyata aku dapat award yang sama dari tiga sahabat blogger sekaligus. Sayang kan kalau ada yang terlambat diposting. Jadi, buat Ivan Kavalera yang sudah terlebih dahulu berbaik hati memberikan award ini kepadaku tanggal 12 Agustus lalu, aku ucapin terimakasih banyak yaa.. Maaf, kalau postingannya baru sempat dibuat hari ini.

Untuk Gavin (14 Agustus), Reztoefara (2 September) dan Aan (16 Agustus) yang juga memberikan award yang sama buatku, disini aku posting sekalian saja ya.
Menurut kawan-kawan yang sudah berbaik hati memberikan award ini untukku, ini bukan jenis award ber-PR. Jadi, cara penghadiahan-nya kembali juga tidak repot kok. Plus tetap dapat back link gratis.
Sebelumnya, ini kode untuk awardnya ya. Silahkan di-copas saja:



Dan berikut ini cara penghadiahannya kembali:
1.Silahkan hadiahkan kembali award ini kepada rekan-rekan kamu yang lainnya. Tidak ada batasan jumlah. Semakin banyak pasti semakin baik
2.Ketika memposting kembali award ini, jangan lupa menyertakan ke-tiga hal dibawah ini:
a.Sahabat yang memberikan award ini beserta link blognya
b.Tanggal penerimaan award
c.Sahabat yang ingin kamu hadiahi award ini
3.Award ini memberikan back-link tambahan buat sahabat. Caranya cukup kunjungi BLoGGiSTa iNFo CoRNeR dan tinggalkan pesan serta link posting award internasional sahabat disana, untuk ditambahkan di situs itu.
Gampang kaan?

Nah, award ini akan kuhadiahkan kembali kepada:
1.Chika
2.Inda
3.Wildanvai
4.Mbak Lydia
5.Semua kawan-kawan blogger yang datang mengunjungi blog-ku dan sedang membaca artikel ini sekarang. Silahkan diambil. Nggak repot-repot kan? Tinggal copas saja kode award yang diatas tanpa harus upload-uploadan lagi. Jadi, tidak usah ragu mengambilnya. Award ini tidak bersifat ekslusif kok..

Sesudah dicek dan ricek, sepertinya sudah tidak adalagi yang kurang dari ketiga baris diatas. Sekarang, artikel ini sudah siap untuk diposkan. Terimakasih untuk persahabatan ini. Keep posting dan salam blogger..

Dirgahayu Indonesia

Tidak terasa Indonesia sudah merdeka selama 64 tahun ya. Itu adalah waktu yang cukup panjang. Kemarin, ketika kami berjalan-jalan mengisi waktu di sore hari, terlihat banyak sekali keriuhan di pusat kota.

Di tengah jalan saja kami berpapasan dengan dua kendaraan hias. Sepertinya akan ada perlombaan kendaraan hias di lapangan Merdeka. Orang-orang bertumpah ruah di sepanjang jalan. Kebanyakan dari mereka datang dengan naik sepeda motor, sehingga membuat suasana jalan jadi lebih padat.

Tapi kami tidak punya waktu untuk menonton acara itu. Cuma numpang lewat saja. Hehehe.

Aku tidak mau terjebak dalam lingkaran orang-orang yang berlomba-lomba melakukan analisis sosial (yang umumnya berisi tentang keluh kesah dan kekecewaan) tentang hari kemerdekaan kita ini. Setiap orang bebas berpendapat toh? Yah silahkan..silahkan..
Tapi aku sendiri memilih untuk ikut merayakan sajalah, daripada menganalisis. Apalagi kalau analisis-ku yang "sok sosial" itu cuma bisa nyontek dari "analisis sosial lainnya yang nyontek duluan". Hahaha.. Jadi panjang nih skemanya.

Aku cuma ingin menyampaikan rasa syukur karena dilahirkan ke bumi ini ketika Indonesia sudah merdeka. Bisa mengecap kehidupan yang baik dan bersekolah di sekolah yang baik juga. Bagiku, itu sudah merupakan salah satu anugerah dari kemerdekaan itu sendiri. Kalaupun masih banyak terdapat kekurangan disana-sini, rasanya tak ada yang perlu mendapat caci maki berlebihan. Mengurus negara itu tidak mudah. Dan akan selalu ada pihak-pihak yang tidak puas terhadap keputusan apapun itu.

Jadi, daripada menggerutu tak jelas ujungnya, lebih baik mendoakan agar negara ini tetap bisa bertahan di peta dunia. Dan berusaha untuk selalu lebih baik lagi setiap saat. Sekaligus mendoakan agar para pemimpin negara, agar bisa memilih dan menganalisa jalur-jalur yang tepat dan terbaik terlebih dahulu, sebelum membawa serta seluruh rakyat Indonesia melaluinya.

Dirgahayu Indonesia-ku

Thursday, August 13, 2009

Menantikan Pasar Tradisional Yang Bersih

Katanya, para pedagang kecil di pasar tradisional kita mulai merasa makin tergusur dengan kehadiran supermarket-supermarket besar yang notabene menjual produk yang sama dengan mereka. Para pedagang ini menuntut pemerintah agar lebih memperhatikan nasib pedangang-pedagang dengan modal pas-pasan seperti mereka. Bahkan ada beberapa LSM yang meminta pemerintah melarang masuknya ”pedagang-pedagang besar kelas dunia” ke Indonesia, mengikuti jejak Carrefour, Hypermart, Giant dan sejenisnya. Karena ”pedagang-pedagang besar” inilah yang telah ”merebut” mata pencaharian mereka. Hmm..coba kita analisa sejenak.

Memang kondisi pedagang-pedagang kecil sekarang makin susah. Banyak pasar-pasar tradisional tempat mereka berjualan tergusur. Tak jarang mereka sampai harus melarikan diri kesana-kemari, atau bahkan melawan aparat pamong praja yang berusaha menggusur mereka. Makna menggusur jadi diperhalus dengan istilah ”menertibkan”. Dengan alasan, mereka sudah diberi tempat lain untuk menjual dagangannya.

Tapi kebanyakan pedagang itu menolak untuk pindah ke tempat baru yang diberikan kepada mereka, karena mereka merasa tempat itu kurang strategis untuk berjualan. Banyak pembeli yang enggan untuk belanja kesana dengan berbagai alasan, biasanya karena tempat berjualannya kurang strategis. Sementara itu, ”pedagang-pedagang bermodal besar” itu mendapat tempat yang strategis di pusat kota, tempat mal-mal megah berdiri.

Kalau aku melihat hal ini dari sudut pandang seorang ibu rumah tangga, sepertinya aku lebih memilih untuk mengomentarinya dari segi perbedaan mendasar yang dimiliki kedua jenis pedagang ini saja daripada segi politik ataupun ekonominya. Karena hal paling penting yang menjadi dasar bagiku ketika memilih tempat untuk belanja kebutuhan sehari-hari adalah: KEBERSIHAN dan KEAMANAN tempat belanja itu sendiri.

Cukup sulit menemui pasar-pasar tradisional yang bersih dan aman di kota besar. Tak perlu melihat ke jauh-jauh tempat. Di Medan saja, pasar tradisionalnya bertaburan sampah, becek dan bau karena air cucian ikan, belum lagi harus ekstra waspada menjaga dompet agar tidak digondol copet. Aku yakin kalau ini adalah masalah terbesar yang dirasakan ibu-ibu ketika mempertimbangkan untuk belanja di pasar tradisional. Masalah harga? Perbedaan harga dagangan di pasar tradisional dengan pasar modern itu cuma beda sedikiiiittt.. Tidak sebanding dengan ”ketidak-nyamanan” yang harus dirasakan selama berbelanja.

Kalau berbelanja di pasar tradisional, yang pasti harus pintar tawar-menawar (sayangnya, aku kurang ahli dalam hal ini). Maka orang yang senang tawar-menawar sebelum berbelanja, pasti akan memilih pasar tradisional. Dengan alasan bahwa pasar modern sudah kehilangan ”jiwa” nya karena tidak ada proses tawar menawar. Tapi bagi orang yang kurang ahli dalam hal seperti itu, termasuk aku, harus hati-hati. Karena kalau tidak pintar menawar, maka harga jual yang diperoleh bisa lebih tinggi dari harga rata-rata. Jadi rugi toh?

Kemudian, kalau belanja di pasar tradisional, harus mempersiapkan alas kaki yang tepat. Jangan sembarang pakai sandal jepit, karena kalau alasnya licin, kita bisa tergelincir ketika melewati daerah becek yang dipenuhi air berbau got. Biasanya berasal dari pencucian ikan atau daging atau bahkan seafood. Lebih baik kalau pakai sepatu bot karet setinggi lutut, jadi akan aman dari percikan-percikan lumpur ini. Bagi mereka yang tidak suka pakai sepatu bot, bersiap-siaplah karena kaki akan dipenuhi cipratan lumpur bau dan terasa gatal

Hal yang lain adalah bersiap-siaplah menahan napas ketika melewati tumpukan sampah bau yang dikerubungi lalat hijau yang besar. Sampah-sampah ini biasanya adalah dagangan yang sudah tidak bagus kondisinya alias sudah busuk. Karena sudah tidak bisa dijual lagi, mau tidak mau ya harus dibuang. Dibuangnya juga di sembarangan tempat. Yang penting posisinya jauh dari lokasi berjualannya. Tidak perduli kalau tumpukan sampah itu akan mengeluarkan bau busuk dan memancing lalat hijau besar itu membawa serta gerombolannya. Sehabis mengerumuni sampah, lalat-lalat itu akan terbang lagi ke tumpukan ikan, udang, sayur, atau bahkan penganan-penganan kecil yang dijual pedagang-pedagang makanan di pasar. Mau?

Yang terakhir dan yang paling utama adalah, beredarnya copet-copet tak bertanggung jawab yang mengincar ibu-ibu yang sedang lengah. Kalau mendengar ada orang yang berteriak-teriak: ”Copet! Copet!” di tengah pasar tradisional, hampir biasa dianggap sebagai kejadian yang biasa. Gimana bisa belanja dengan tenang kalau sudah khawatir duluan?

Berbeda dengan pasar modern. Disana tidak ada lumpur yang berbau busuk dan membuat kaki jadi gatal. Tidak ada tumpukan sampah berbau busuk yang dikerubungi lalat-lalat hujau besar, sehingga secara otomatis dagangan yang dijual pun akan lebih higienis. Dan di pasar modern, hampir tidak ada copet. Ibu-ibu bisa memilih belanjaan dengan tenang, tanpa harus takut ada yang sedang mengincar-incar dompetnya.

Mungkin, pasar tradisional belum mampu meniru semua kenyamanan yang ditawarkan oleh pasar modern, seperti AC dan penerangan yang sangat memadai. Tapi pasar tradisional masih bisa meniru kebersihan tempat belanja yang ditawarkan oleh pasar modern. Jangan membuang sampah dagangan dengan sembarangan sampai berbau busuk. Jangan membuang air cucian sembarangan sampai menggenang dan jadi lumpur. Jangan menipu pembeli dengan memberikan harga yang terlalu mahal. Dan pengaturan lokasi pedagang di pasar tradisional harusnya diatur sedemikian rupa, sehingga pembeli belanja dalam suasana yang lega dan tempat berjalan yang longgar. Karena biasanya copet beraksi di tengah-tengah kerumunan orang berbelanja yang sedang berdesak-desakan di antara pedagang yang letaknya tak beraturan.

Sudah ada contoh pasar yang terjaga kebersihannya. Tapi masih banyak yang belum juga melaksanakannya. Jadi, jangan hanya bisa menyalahkan keberadaan pasar modern saja. Modernisasi tidak bisa dicegah apalagi dihalangi. Sama halnya dengan masuknya ”pedagang-pedagang bermodal besar” ke negeri kita ini. Karena pemerintah juga menarik keuntungan dari investasi mereka di Indonesia.

Kalau pasar tradisional tidak segera berbenah diri, maka sudah pasti mereka akan semakin tergusur dan kehilangan pelanggannya. Karena sekarang saja, banyak pedagang tradisional yang mengeluhkan berkurangnya pendapatan mereka, karena jumlah pembeli sudah semakin sedikit. Jadi, tunggu apa lagi? Berbenahlah..

Monday, August 10, 2009

Tunjukkan Tampangnya Dengan Close-Up!

Suka kesal kalau melihat acara-acara kriminal di televisi. Bukan kesal karena tidak suka dengan acaranya loh. Karena setelah dipikir-pikir, acara-acara seperti itu nggak buruk-buruk amatlah. Kalau pun ada keluhan dari orang tua tentang efek buruk dari acara seperti ini, tetap saja masih ada kegunaannya. Paling tidak, kita bisa tahu berbagai jenis kejahatan yang sudah pernah terjadi, jadi kita bisa belajar mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan kejahatan itu terjadi pada kita, kan?

Tapi yang suka buat aku kesal, kadang-kadang acara ini suka bertindak setengah-setengah dalam memberitakan semua pelaku kejahatan itu. Kenapa tampang-tampang penjahat itu sering dikaburkan? Apa tujuannya coba?


Untuk menjaga nama baiknya? Masa’ sudah melakukan kejahatan masih perlu dijaga nama baiknya? Toh orangnya sendiri juga pasti sudah memperhitungkan akan kehilangan nama baik, ketika merencanakan sebuah kejahatan kan?

Kalau alasannya adalah agar dia tidak dihakimi masyarakat kalau wajahnya terlalu diekspose, bukannya masyarakat perlu (dan memang harus) tahu siapa-siapa saja yang sudah tega melakukan kejahatan seperti mereka? Sekaligus berjaga-jaga kalau mereka muncul di hadapan kita?

Apalagi kalau penjahatnya adalah pemerkosa apalagi yang “fedofilia”. Apa perlu tampang orang-orang seperti itu disembunyikan? Media-media di barat saja sudah dengan tegas menayangkan wajah-wajah predator seperti ini dengan terang-terangan, agar masyarakat luas mengenal mereka dan bisa mengantisipasi kemunculannya. Biarkan saja orang-orang seperti itu mendapat hukuman sosial dari masyarakat. Tak ada hukuman yang lebih berat daripada hukuman massa bukan?

Menurutku, wajah penjahat-penjahat yang dengan tega telah menghabisi nyawa orang lain dan pemerkosa perempuan dan anak-anak, justru harus ditunjukkan dengan “close-up”. Selain untuk menunjukkan tampangnya kepada masyarakat, juga agar mereka mendapat hukuman massa. Apa pentingnya orang-orang seperti itu dilindungi haknya? Sementara dia tidak memperdulikan hak hidup orang yang sudah dizaliminya?

Dengan memajang wajah-wajah para penjahat seperti itu, orang-orang yang sedang menyusun rencana untuk merampok, membunuh ataupun memperkosa, harus mempertimbangkan betul-betul niat jahatnya itu. Karena sekali wajahnya terpampang jelas di media sebagai pelaku kriminal, maka tidak akan ada cara untuk menghapus ingatan masyarakat terhadap hal itu. Sekali dia terpampang, maka selamanya dia akan dikenal masyarakat sebagai penjahat. Masih ada kesempatan untuk membatalkan rencana itu, sebelum coretan-coretan abadi itu muncul di dahi.

Sama seperti gembong-gembong teroris itu. Ketika media dengan gencar memberitakan dan menayangkan foto-foto mereka (tanpa pita hitam di mata atau dikaburkan seperti “penjahat biasa”), masyarakat jadi lebih “aware” terhadap tokoh itu. Lalu apa bedanya penjahat-penjahat itu dengan teroris? Apa hanya karena “timbangan kejahatannya” yang jadi ukuran?

Pembunuh satu orang dengan pembunuh ribuan orang menurutku sama saja. Sama-sama pembunuh. Merampok satu rumah dengan koruptor kelas kakap juga menurutku sama saja, sama-sama pencuri. Pemerkosa satu orang dengan pemerkosa gila dengan puluhan korban juga namanya sama-sama pemerkosa. Jadi, kenapa harus dibeda-bedakan toh? Tayangkan saja gambarnya di televisi dengan “close up”!!!! Biar tahu rasa….

Friday, August 7, 2009

Dipaksa Jadi Paranormal

Tadi malam aku menonton sebuah acara dari chanel luar negeri yang menceritakan tentang beberapa orang remaja putri yang terlahir dengan bakat alami sebagai ”Psychic” atau paranormal.

Setelah menonton acara ini, kesimpulannya aku bukannya merasa kagum atau takjub dengan bakat alami yang mereka miliki itu. Sebaliknya, aku cenderung merasa kasihan. Disaat banyak orang pada masa kini yang mendambakan kemampuan khusus menjadi paranormal ini dengan belajar (bahkan sampai menipu), paranormal muda itu lebih beranggapan kalau bakat yang mereka miliki itu adalah kutukan.

Hampir setiap saat mereka melihat ”sosok-sosok tidak nyata” yang muncul di hadapan mereka tanpa diminta. Tak jarang mereka menemui roh-roh itu muncul dengan penampilan yang menyeramkan. Biasanya, kalau hal ini terjadi, mereka akan menjerit histeris karena ketakutan. Karena mereka merasa kalau roh-roh itu tahu mereka bisa melihatnya dan berniat mencelakakan mereka.

Pengalaman yang tidak menyenangkan ini membuat mereka tumbuh menjadi remaja yang introvert, karena takut kalau ada orang yang mengetahui bakat mereka itu dan menganggapnya gila. Mereka juga cenderung menjadi anak yang penakut, karena hampir setiap saat melihat roh-roh yang menyeramkan.

Ini juga membuat ibu mereka ikut menderita. Bagaimana tidak menderita, kalau mereka sering melihat anaknya menjerit histeris ketakutan dan tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Hampir semua ibu-ibu itu sepakat untuk tidak membawa anak mereka ke psikiater dengan alasan mereka tidak ingin anak-anaknya menjadi kelinci percobaan dalam penelitian-penelitian ilmiah.

Akhirnya, mereka bersepakat untuk meminta bantuan kepada seorang paranormal dewasa yang sudah berpengalaman, untuk membantu paranormal muda itu mengenal dan menguasai bakat alami mereka tersebut. Diharapkan, mereka tidak perlu merasa takut lagi tapi bisa menggunakan bakat itu untuk menjaga dirinya sendiri. Dan paranormal itu memberi bantuan untuk mempelajari tentang penguasaan itu dengan mengajak mereka mengunjungi rumah-rumah yang diketahui memiliki ”roh-roh” di dalamnya.

Ia mengajari mereka cara mengendalikan diri agar tidak perlu takut kalau ada diantara roh yang mereka lihat itu berusaha menakut-nakuti. Pada intinya dia berusaha meyakinkan mereka, kalau mereka berada dalam posisi yang lebih kuat daripada roh-roh itu. Jadi merekalah yang seharusnya menguasai roh, bukan sebaliknya.

Aku sendiri juga pasti tidak akan tahu harus berbuat apa, seandainya saja aku menjadi salah seorang diantara ibu-ibu itu, yang memiliki anak dengan bakat alami sebagai paranormal. Aku bisa memahami latar belakang mereka memutuskan untuk tidak membawa anak-anak mereka ke psikiater, karena pasti menyedihkan melihat anak sendiri dijadikan objek penelitian yang tidak pasti kapan akan berakhir dan apakah akan mendapat kesimpulan yang masuk akal. Sehingga mereka memilih untuk berpaling pada ”orang lain yang memiliki bakat seperti anak mereka” hanya saja sudah lebih berpengalaman dalam hal ini. Dengan begitu, ibu-ibu ini berharap anak-anak mereka bisa ”berdamai” dengan bakat alami yang bakal mereka miliki seumur hidup itu. Sehingga penderitaan dan tekanan yang mereka hadapi bisa berkurang.

Ada atau tidaknya penjelasan yang masuk akal tentang ”manusia paranormal” ini, mungkin masih belum bisa dipastikan. Tapi aku juga yakin kalau masih banyak hal-hal lain di muka bumi ini yang masih belum bisa dijelaskan dengan masuk akal dan paranormal adalah salah satu diantaranya. Selogis apapun penjelasan yang diberikan oleh ilmuwan paling skeptis sekalipun, atau mungkin penjelasan paling religius yang diberikan oleh ahli agama yang paling religius sekalipun, tidak akan bisa memberikan penjelasan yang bisa diterima secara bulat oleh semua orang di dunia ini. Setiap orang akan memilih untuk menerima penjelasan yang sesuai dengan latar belakang pemikirannya tentunya. Orang yang skeptis akan menerima penjelasan dari si ilmuwan. Sementara yang religius akan menerima penjelasan dari si ahli agama.


Aku tidak menuliskan hal ini untuk membahas tentang okultisme dan sejenisnya, jadi tidak perlulah memberi komentar yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Aku hanya menyoroti tentang bagaimana perasaan dan cara hidup mereka-mereka yang “dipaksa oleh alam” untuk menjadi paranormal. Dan bagaimana mereka berjuang untuk bisa hidup dengan bakat itu, tanpa harus merasa ketakutan seumur hidupnya. Dan di atas semua itu, aku percaya dengan pepatah yang mengatakan : Everything happens for a reasons. Termasuk juga dunia paranormal ini. Hanya saja kita mungkin masih belum bisa menemukan alasan yang tepat untuk untuk yang satu ini.

Wednesday, August 5, 2009

Kilau Emas Sampai Ke WC

Si kuning yang telah menjadi ikon kekayaan dan kemakmuran seseorang ini, ternyata tak lagi hanya dipergunakan sebagai perhiasan belaka. Kilau kuningnya telah membuat banyak orang begitu mabuknya, sehingga menggunakannya untuk hal-hal yang bisa dibilang ”nggak penting banget deh..”

Baru browsing sana-sini sebentar saja, aku sudah bisa menemukan produk-produk ”unik” yang dibuat dari emas murni, yang sebenarnya terlihat terlalu berlebihan. Mungkin untuk yang ini

masih bisa dimaklumi. Mungkin ada penata rambut terkenal yang menempahnya secara khusus, untuk menaikkan prestisenya. Biasanya penata-penata rambut yang sudah terkenal dan sering menangani klien dari kalangan selebritis ataupun orang-orang kaya, ingin membuat sebuh ikon yang akan membuat dia semakin terkenal.
Tapi kalau untuk yang

ini, apa nggak terlalu berlebihan? Kalau mengingat berat logam yang satu ini, mungkin mata pasti agak merem-melek karena berusaha keras untuk selalu terbuka. Belum lagi segalanya akan terlihat ’kekuningan’ apalagi kalau terkena cahaya.

Kalau untuk

ini, rasanya sudah tidak terlalu aneh ya. Karena orang-orang zaman dulu juga sudah banyak yang pakai gigi emas, untuk menunjukkan statusnya. Tapi kalau dipakai untuk keseluruhan gigi seperti ini, kok rasanya malah jadi seram ya. Bukan tambah bagus. Dia harus ekstra hati-hati menjaganya. Kalau salah gigit, bisa-bisa bukan hanya giginya yang berkilau emas, tapi ususnya juga, karena termakan. Hahaha..


yang di gambar ini modelnya cakep ya. Apalagi bentuk tumitnya. Dan ini semua terbuat dari emas murni. Sampai-sampai yang memakaikan pun harus menggunakan sarung tangan. Kira-kira, di tempat mana ya yang cocok untuk sepatu emas ini? Yang pasti, jangan di jalan yang berbatu-batu, kalau emasnya sompel, bisa heboh. Jangan juga dibawa ke mal, pesta atau tempat-tempat keramaian, karena banyak perampok yang pasti mengincarnya. Akhirnya, sepertinya sepatu ini cuma bisa dipakai di rumah saja ya. Sayang juga, beli mahal-mahal tapi cuma dipakai di rumah.

Yang lebih aneh lagi adalah

ini. Gila aja nih yang pesan bra. Buat apa coba dia pakai yang bahannya dari logam seperti itu? Biasanya kan bra dipakai di balik baju alias tersembunyi. Kalau jenis yang ini, sayang banget kan kalau disembunyikan. Apalagi kalau memakai baju yang harganya jauh lebih murah daripada bra-nya, pasti agak nggak matching. Kalau mau dipamerkan, rasanya gimana gitu. Bra kok dipamer-pamerkan?

Dan yang paling aneh dari semuanya adalah ”karya” orang kaya dari Hongkong ini. Dia membuat

yang seluruhnya berlapis emas. Bahkan sampai dudukan toiletnya. Yang pasti, pembantu rumahnya harus hati-hati membersihkan. Jangan menggosok terlalu keras, atau emasnya juga ikut luruh. Gila saja. Di tempat untuk membuang sampah manusia pun dia masih memaksakan si kuning mahal ini untuk berkilau.

Atau mungkin kawan-kawan punya ide yang lebih gila lagi untuk memanfaatkan koleksi emasmu?

Monday, August 3, 2009

Award Persahabatan


award radio baru

Dapat award lagi. Kali ini dari dua sahabat blogger sekaligus dengan jenis award yang sama. Senangnya....
Ini bukan award ber-back link, tapi tetap saja perlu dihadiahkan kembali. Agar ”pesan” award-nya menyebar.


award piala


Nah, ini dia yang menjadi pesan dari si pembuat award. Di-copas saja ya. Karena semua kalimatnya penting dan tidak ngalor-ngidul. Sayang kalau ada kalimat yang dipotong.
”Gambar microphone studio radio mewakili genre blog tersebut serta radio tempatnya bekerja, RCA 102, 5 FM. Latar warna biru menyimbolkan langit luas kemerdekaan inspirasi dan gagasan tak bertepi. Juga kedalaman lautan hikmah dan pengetahuan yang harus tetap diselami sesuai kemampuan masing-masing. Tulisan sastra radio berwarna kuning menyimbolkan kesuburan hati dan jiwa yang harus tetap ditanami dengan keikhlasan. Tulisan award 2009 berwarna merah melambangkan keberanian dan jiwa patriotisme para blogger sebagai anak bangsa yang berusaha mengisi kemerdekaan dengan segala hal bermanfaat di dunia maya.”
Tapi karena tidak ada ketentuan dari si pemberi award tentang bagaimana cara penghadiahan award ini, jadi, award bagus ini akan kuhadiahkan lagi pada:
3. Dias
5. Ai
Silahkan diambil ya, awardnya..
Dan terimakasih terlebih dahulu untuk Yudha dan si pendaki gunung yang sudah memberikan award ini untukku

Yang kedua, aku mau membagi award bagus yang kudapat dari Anak Betawi ini:
untuk
silahkan diambil awardnya...

Ketiga, aku punya award berbunga dari Nadja Tirta
untuk kawan ibu-ibu yang hobi ngeblog.. hehehe

Award terbaru yang kudapat dari Gavin yang baik hati dan berbudi. Hehehe

Makasih ya, Vin...

Tanggal 31 Maret 2010, aku terima award baru lagi dari mbak Triz yang manis. Ini dia awardnya:

Terimakasih ya, mbak.. :)

Award terbaru tanggal 11 April 2010, aku dapat award lagi nih, dari ito Johnson Manurung (sebenarnya bisa dipanggil Tulang nih, karena emak ku di rumah boru Manurung juga. Hehehe) di Warna Tulisan. Nama awardnya Family Blogger dan awardnya juga bagus
Sebenarnya, award ini ada pr nya, tapi berhubung aku sedang buru-buru posting nya nih (sebelum sarapan bareng suami dan anak ke luar), jadinya pr nya ntar aja ya, to. Hehehe.. Makasih untuk awardnya. Salam sukses selalu.

Semoga sahabat-sahabat dunia maya ini tetap menjadi sahabat bahkan sampai di dunia nyata..
Salam
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff