Tuesday, January 26, 2010

Neraka Di Infernonya-Dante (11)

Bagian Kesebelas: ()Bolge X: Untuk para Pemalsu
Setelah Bolge IX, terdapat Bolge terakhir. Di Bolge yang terakhir ini, dihukumlah semua pemalsu, apapun jenis barang yang dipalsukannya. Bolge ini berbau sangat busuk dan semua pendosa diberi tanda yang berbeda menurut menurut nama penyakit. Seperti: Lepra (yang merupakan sumber bau busuk disana), rabies (dengan berlarian kesana-kemari untuk menggigit orang lain) dan penyakit seksual. Mereka semua merangkak di tanah karena terlalu lemah dan tak mampu berjalan.
Pembuat logam palsu (yang termasuk termasuk dalam kategori ini adalah ahli kimia) akan dihukum dengan lepra yang memenuhi seluruh tubuhnya dengan rasa gatal yang tak tertahankan.
Orang yang memalsukan riwayat hidupnya akan diubah menjadi babi hutan yang akan mengejar-ngejar yang lainnya. Karena dalam hidupnya mereka telah melarikan diri dari kenyataan dan bersembunyi di balik penampilan orang lain, maka di dalam kematiannya mereka harus berlari tanpa henti.
Pemalsu uang akan menderita haus yang tak akan berakhir, lidah yang retak-retak dan perut yang sakit. Mereka bisa mendengar dan melihat ada air beberapa kaki di depannya tapi tak akan pernah mampu mencapainya.
Pembuat kesaksian palsu akan terus menerus menderita demam tinggi. Begitu tingginya sampai tubuh mereka terus menerus mengeluarkan asap, seperti sedang dimasak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah perempuan-perempuan yang suka melebih-lebihkan cerita untuk gosip, pria-pria hidung belang, penjual obat koyok, dan psikolog yang melakukan diagnosa tipuan. Bahkan ada beberapa diantara mereka adalah orang-orang yang terlalu fanatik pada agamanya.

Setelah kesembilan Bolge ini, terdapat sebuah lahan kosong yang berbatu yang mengarah ke kesuraman bagian dalam Neraka. Kemungkinan tempat ini dipersiapkan untuk dosa-dosa yang baru, yang pada masa itu belum ada. Di bagian terjauh dari tanah ini, sejumlah besar raksasa dikubur setinggi pusar di dalam tanah. Mereka disatukan satu sama lain dengan rantai begitu eratnya, sehingga mereka hanya bisa mengerdipkan mata dan menggertakkan giginya (yang besarnya seperti perisai abad pertengahan) saja. Para raksasa ini dikubur tepat di bagian luar tembok yang tingginya hanya sedagu mereka. Bagian atasnya datar dan bagian dalamnya melandai. Orang bisa mendaki raksasa-raksasa itu kemudian meluncur ke lingkaran yang kesembilan. Masalahnya adalah, daerah itu sangat dingin. Sehingga jika bersentuhan langsung dengan tubuh, akan langsung lengket dengan esnya.

Raksasa Antaeus yang bernama Cocytus, bisa dibujuk untuk mengantarkan para pendatang menyeberang ke Lingkaran Sembilan.
Ada salah satu raksasa disitu yang bernama Nimrod (yang diperkirakan turut membangun Babel) yang dikutuk untuk berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti untuk selama-lamanya. Ada juga yang bernama Ephialtes, anak raksasa dari Dewa Poseidon dari mitologi Yunani. Mereka adalah jembatan menuju lapisan terakhir, Lapisan Kesembilan.

Saturday, January 23, 2010

Kota-kota Khatulistiwa

Kemarin malam, ada acara seru di Natgeo Channel. Yang buat acaranya jadi menarik, adalah karena host-nya ternyata sedang berada di Indonesia. Mantap nih. Jarang-jarang lihat Indonesia masuk channel luar seperti ini. Jadilah kami bertiga (aku, suami dan Asha yang sok ngerti) duduk manis di depan TV untuk menonton kelanjutannya.

Nama programnya adalah Equator, jadi pada intinya host-nya akan mengujungi setiap kota yang dilalui garis khatulistiwa. Kebetulan saja, waktu itu dia sampai di Indonesia. Tapi kami tidak tahu pasti tahun berapa, karena nggak ada informasi yang lengkap tentang tahun kunjungannya.

Waktu itu dia baru saja turun dari perahu dan mendarat di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Pemandunya mengajaknya makan sate padang dan dia sepertinya suka. Sampai ketika dia dibawa ke pasar tradisional, khususnya yang menjual ayam. Dia terlihat kurang suka karena dia tahu Indonesia termasuk daerah yang rawan flu burung. Setelah itu, dia terlihat sudah meninggalkan Sumbar dan menyeberang ke Kalimantan. Kesan yang ditinggalkannya tentang Sumbar adalah begitu bebasnya ayam berkeliaran sementara Indonesia terkenal dengan wabah flu burungnya.

Di Kalimantan, dia mendarat di Sampit dan berkesempatan untuk berkenalan langsung dengan suku Dayak. Waktu itu sedang ada perayaan adat dan dia disambut seperti layaknya tamu terhormat, bahkan diangkat sebagai anak oleh tetua di kampung itu. Tapi kemudian, si host (yang durhaka ini) malah mengangkat thema tentang bagaimana suku Dayak memburu dan membunuh transmigran Madura disana (bertahun-tahun yang lalu). Perjalanannya disana pun mayoritas untuk melihat lokasi-lokasi transmigran Madura dulu yang sudah habis dibakar, dengan pemandu seorang wartawan yang notabene memiliki darah Madura juga. Begitu dia pergi meninggalkan Kalimantan, ucapannya sederhana. ”Aku senang karena orang-orang Dayak ternyata menyukaiku. Tapi ini tidak membuatku lupa, bahwa mereka juga sudah membunuhi orang-orang Madura yang juga mereka sukai pada awalnya.”

Lalu dia terbang ke Sulawesi, tepatnya di Poso. Dari awal dia sudah mengangkat thema tentang kerusuhan antar umat beragama di tempat itu sambil tak lupa menggambarkan banyaknya orang yang sudah tewas karena kerusuhan itu. Dia lalu mewawancarai seorang ibu yang kehilangan 50 orang anggota keluarganya dalam kerusuhan dan menanyakan bagaimana perasaannya tentang kejadian itu. Si ibu menjawab dengan pilu bahwa dia sangat membenci para pelaku pembunuhan itu (tentu saja, tak perlu ditanyakan juga semua orang tahu). Kenapa dia harus mengekspos sisi yang itu ke seluruh dunia yang menonton acaranya? Dia meninggalkan Poso dengan kesan bahwa Poso adalah kota religius yang tega saling membunuh untuk membela agama.

Perjalanannya berakhir di sebuah pulau di antara Sulawesi dan Irian Jaya. Dan lagi-lagi tak ada keindahan disini. Waktu dia tiba, tempat itu sedang dilanda banjir besar. Orang-orang keluar dan memandanginya dari depan rumahnya. Semua berebut menyapa dengan bahasa Inggris yang amburadul (Indonesia ternyata masih gila bule). Di tengah hiruk pikuk banjir itu, masyarakat masih sempat menanyakan dari mana si host ini berasal. Dia menjawab dari Inggris. Orang-orang itu malah bersorak-sorak memujinya sambil berkata bahwa mereka fans berat David Beckham cs. Tahu nggak si bule nyinyir ini bilang apa? ”Nevermind! Nevermind! Just think about the football players and forget about this flood.” Sambil berjalan menjauh. Kesan yang timbul, orang-orang Indonesia ini aneh. Sudah terkena bencana banjir, bukannya bersedih. Malah bersorak-sorak memuja-muja bintang sepak bola negara lain.

Duh. Kenapa acara itu tidak menujukkan keindahan Ngarai Sianok di Bukit Tinggi saja sih, daripada harus repot-repot mendatangi penjual ayam di pasar tradisional?

Ngapain juga dia meminta wartawan yang hampir jadi korban suku Dayak untuk jadi pemandunya dan dan bukannya mengajak seniman daerah setempat untuk menyaksikan lenggang gemulai gadis-gadis Dayak menyajikan tari Kancet Ledo?

Dan kenapa dia harus mewawancarai korban kekerasan di Poso dan bukannya melihat keindahan panorama Danau Poso saja?


Entahlah.

Host-nya yang sudah punya gambaran buruk tentang Indonesia, atau pemandunya yang tidak berusaha menujukkan Indonesia yang lebih baik di mata dunia, atau malah memang Indonesianya sendiri yang bermasalah. Karena kata penutup dari host acara itu adalah: ”Negara ini memang tidak putus dirundung masalah. Satu-persatu bencana alam dan masalah sosial datang silih berganti.” Miris

Selamat berakhir pekan, kawan-kawan...

Sunday, January 17, 2010

Neraka Di Infernonya-Dante (10)

Bagian Kesepuluh: ()Bolge VI: untuk mereka yang munafik
Setelah Bolge V, Dante dan Virgil melanjutkan perjalanan ke Bolge VI. Para munafik yang dihukum disini akan dibebani dengan jubah besar yang terbuat dari timah dengan penutup kepala yang menutupi mata mereka sehingga tampak lemah dan tak berdaya.

Dalam kesakitan, mereka akan berjalan selamanya melalui jalan yang sempit. Jubah itu dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai jubah biarawan. Karena penampilan luar seorang munafik tampak berkilau dan memancarkan kekudusan, tapi di balik jubah itu tersembunyi dosa penghianatan yang besar yang harus ditanggung jiwa itu selama-lamanya. Jika mereka berhenti berjalan, jubah mereka akan menjadi panas dan semakin panas hingga bisa membakar.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah para ulama-ulama Milenium pertama, termasuk juga para ulama yang berkotbah di televisi.

()Bolge VII: untuk para Pencuri
Ukuran Bolge ini adalah yang terbesar dibandingkan yang lainnya. Mereka yang tinggal di dalamnya adalah para pencuri dan penadah barang curian. Secara terus menerus mereka akan diserang dan dipatuk oleh ular. Kalau mereka tergigit mereka akan berubah menjadi api dan terbakar sampai menjadi debu. Tapi hanya dalam beberapa detik kemudian, debu itu akan kembali berbentuk manusia yang kebingungan dan merasa tersiksa. Di lain waktu, gigitan ular itu akan mengakibatkan si ular berubah wujud menjadi manusia, sebaliknya si manusia berubah menjadi ular.
Kadang-kadang, ular-ular itu akan melilit tubuh si pendosa seperti kawat tembaga hidup dan mengikat tangannya di punggung dan melingkarkan dirinya di pinggang. Ular-ular itu menempel erat di tubuh pendosa itu seperti benalu, hingga menutupi tampilan asli manusia itu sendiri.

Penjaga Bolge ini adalah seekor centaur bernama Cacus.

()Bolge VIII: untuk para pembimbing palsu
Bolge kedelapan ini sangat mencolok, karena terang benderang oleh api yang membakar dimana-mana. Virgil mengatakan kepada Dante bahwa di dalam setiap api itu ada jiwa-jiwa dari mereka yang memberikan bimbingan palsu selama hidupnya. Mereka akan terbakar selamanya di dalam api. Yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang menyetujui peledakan wilayah Dresden dan orang-orang yang memimpin misi tersebut. Untuk kisah tentang Dresden, bisa dibaca disini.

()Bolge IX: untuk provokator, pembuat skandal dan biang perpecahan.
Lantai dari Bolge ini adalah lumpur bercampur darah. Di dalamnya berada orang-orang yang sering membuat perselisihan, skandal dan perpecahan. Dan karena dosa mereka adalah memisahkan apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan, maka hukuman mereka adalah dimutilasi selama-lamanya dengan pedang berdarah milik iblis. Setelah dimutilasi, masing-masing jiwa diharuskan membawa kembali potongan-potongan tubuhnya sendiri dan mengitari tempat itu sebelum kembali lagi kepada si iblis. Dan selama perjalanan mengelilingi tempat itu, perlahan-lahan tubuh mereka akan pulih dan potongannya menyatu kembali. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Muhammad Ali, Henry VIII,

Vlad Tepes (ikon drakula), pengacara-pengacara yang membujuk orang untuk bercerai. orang-orang yang memberikan nasehat-nasehat hukum berbau kebencian dan orang-orang yang memulai perang dan menolak untuk menghentikannya. Termasuk juga di dalamnya orang-orang yang menimbulkan perpecahan gereja demi meraih kepentingan mereka sendiri. Iblis yang menjaga tempat ini berukuran sangat besar. Ketika dia berdiri, tubuhnya memenuhi seluruh jembatan yang melintas di Bolge itu. Pedangnya adalah kuku jari tengahnya yang luar biasa besarnya. Kuku ini dipergunakan seperti layaknya pedang panjang untuk membasmi para pendosa yang mencoba keluar jalur.

Untuk Bolge X, ada di artikel selanjutnya.

Monday, January 11, 2010

Tuhan bukan agama!

True religion, requires that the rights of the disbeliever be equally acknowledged with those of the believer.
"Agama yang sejati mengharuskan adanya persamaan hak antara penganut dengan yang bukan penganut."
(Powell Davies (1902-1957))

Sering kali agama dijadikan alasan oleh segelintir orang untuk merusak tatanan dan nilai-nilai sosial yang sudah lama berkembang di sekitar kita. Agama yang sejatinya dipergunakan sebagai media untuk meraih perdamaian dengan Sang Pencipta, diri sendiri, lingkungan dan alam semesta, telah berubah menjadi media untuk mengangkat senjata atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain. Padahal Tuhan adalah Tuhan. Tuhan bukan agama. Tuhan bukan gedung. Tuhan bukan simbol-simbol. Tuhan bukan kitab suci. Tuhan adalah Tuhan. Titik.

Kalau begitu apa tujuan agama? Satu hal yang pasti adalah:

Tuhan/Allah/God/Yahwe (atau apapun istilah yang dipergunakan manusia untuk Sang Khalik ini) tidak memerlukan pembelaan dari manusia yang fana dan hanya sebutir debu di jagad raya ini!

Siapakah aku hingga layak mengajukan diri untuk menentukan batas-batas garis kebenaran penilaian manusia terhadap sosok yang sama sekali berada di luar jangkauan nalarku sebagai manusia ini? Siapakah kita sekalian sehingga berhak menghakimi sesama manusia telah melakukan penghinaan terhadap sosok Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri? Apa yang sudah kita punyai sebagai bekal, sehingga kita layak menempatkan diri sebagai ”juru bicara-Nya?”

Setelah melihat postingan yang ditulis bang Alan (salah seorang sahabat blogger dari Malaysia), aku melihat kemunculan sebuah grup di Facebook yang menyatakan penolakan penggunaan istilah Markus sebagai akronim dari  Makelar Kasus yang sedang naik daun saat ini.

Hanya karena Markus adalah nama orang kudus dalam agama Kristen. Pertanyaannya: mengapa harus selalu menarik kaitan antara semua hal dengan agama?

Aku sendiri beragama Kristen, tapi sama sekali tidak tersinggung dengan penggunaan istilah itu. Lalu bagaimana dengan istilah Petrus alias Penembak Misterius yang dulu dikenal di zaman Orde Baru? Petrus juga nama orang kudus, tapi tidak ada yang keberatan dengan istilah itu (atau mungkin takut dengan ancaman yang membayangi, kalau berani komentar ya? Hehehe).

Kalau semua hal selalu dikait-kaitkan dengan agama, maka dunia ini tidak akan pernah tenang. Akan selalu ada pihak yang tersinggung. Akan selalu ada yang merasa dilecehkan. Akibatnya, bukan kedamaian yang tercipta, melainkan perang. Padahal Tuhan Yang Maha Esa sendiri tidak ”ribut” mempersoalkan istilah yang hanya dipergunakan manusia (sebagian kecil dari ciptaan-Nya) itu saja. Kalau Dia tersinggung, alamat kiamat tidak perlu menunggu sampai 2012 lagi. Detik ini juga, jagad raya ini lenyap.

Jadi, kembalikanlah agama pada kepribadian, hati dan jiwa kita masing-masing. Tak ada agama yang jahat atau buruk. Yang ada hanya manusia yang jahat atau buruk. Tak perlulah memata-matai agama lain untuk mencari-cari kesalahan. Tapi lihatlah ke dalam diri sendiri dan binalah hubungan baik dengan Tuhan/Allah/God/Yahwe yang kau percayai. Kalau hubungan baik dengan Sang Maha Pencipta itu sudah terbina dengan baik, niscaya hubungan baik dengan sesama manusia, yang seiman atau pun tidak, akan berjalan dengan baik pula. Karena agama sejatinya muncul untuk mempererat rasa kemanusiaan dan bukan sebaliknya menghancurkan sesama manusia.

Sunday, January 3, 2010

Neraka Di Infernonya-Dante (9)

Sudah lama tidak melanjutkan artikel bersambung tentang Neraka Di Inferno-nya Dante lagi. Maklum, selain karena sedang dalam suasana Natal, juga karena sibuk dengan Mommy Mayonnaise dan Female Stuffs. Hehehe.. Sekarang sudah sampai Lapisan ke-delapan dari total sembilan lapisan. Mari kita lanjutkan..

Bagian Ke-sembilan: Lapisan ke-delapan (Malebolge)
Setelah melewati Lapisan Ke-delapan, Dante memasuki lapisan berikutnya, Lapisan kedelapan. Lapisan ini adalah untuk mereka-mereka yang memiliki sifat dengki, mereka yang telah menyalah-gunakan kepercayaan orang lain dan orang-orang yang yang menjalankan usaha untuk menipu orang lain. Dosa ini termasuk dalam kecurangan tingkat awal. Termasuklah di dalamnya orang-orang munafik, penjilat, penggemar ilmu sihir, pemalsu, pencuri dan pencuri rumah ibadah.

Lapisan ini dibagi atas sepuluh jurang (yang disebut dengan istilah Bolge) dengan tebing curam dengan parit-parit melingkar. Masing-masing memiliki kedalaman 25 meter dan lebar 50 meter. Di dalam jurang-jurang inilah para pendosa itu ditempatkan. Lingkaran-lingkaran ini mengelilingi seluruh Lapisan kedelapan.
Terdapat jembatan-jembatan melengkung yang lebar masing-masingnya sekitar tiga meter, melintasi setiap lingkaran dan mengarah lebih jauh ke dalam Neraka. Jembatan ini akan menurun dengan curam pada sisi yang paling ujung. Masing-masing jurang berada tujuh meter lebih rendah daripada yang berada di depannya.

Penjaga untuk Neraka Lapisan kedelapan adalah Geryon yang merupakan simbol dari kecurangan itu sendiri. Terlihat dari bagaimana mahluk ini mengambil wujud wajah seorang pria yang jujur tapi memiliki tubuh seekor naga. Suaranya dalam berat. Geryon bisa membawa orang turun ke Lapisan kedelapan, tapi dia harus dipanggil dengan tata cara tertentu.
Dante dan Virgil memilih untuk turun dengan menggunakan tali saja. Tapi begitu Geryon muncul dari kedalaman, Geryon tetap harus ditawari untuk membawa pengunjung itu turun ke Lapisan Kedelapan.

()Bolge I: untuk Mucikari dan Penggoda
Tempat ini adalah untuk menghukum para mucikari dan mereka-mereka yang menggoda orang lain secara seksual. Selain mucikari, di dalamnya juga termasuk para produser film yang memaksa artis-artis yang ikut casting untuk tidur dengannya agar lulus casting dan juga para pemerkosa. Di masa hidupnya, para penggoda ini telah memaksa orang lain untuk melayani nafsu jahatnya, jadi di neraka mereka mengalami yang sebaliknya.
Para mucikari dan penggoda dibagi menjadi dua barisan yang berjalan di masing-masing sisi selokan. Mereka akan dipaksa untuk berjalan secepat-cepatnya oleh iblis-iblis bertanduk yang selalu mendesak mereka untuk berjalan dengan dengusannya yang mengerikan.

Iblis-iblis ini berkulit hitam dengan tinggi sepuluh kaki dan sangat jelek. Mereka selalu mengejek para pendosa sambil memaksa mereka untuk berjalan dengan cepat. Kedua barisan ini dipisahkan oleh sebuah dinding batu kasar yang berlubang-lubang.
Sepanjang perjalanan, tubuh para mucikari dan penggoda ini akan bergesekan ke dinding batu yang kasar itu. Demikian seterusnya sampai selamanya.

()Bolge II: untuk para penjilat
Di tempat ini terdapat orang-orang yang menjilat selama hidupnya, termasuklah di dalamnya para pelaku iklan. Di neraka, mereka tenggelam dalam kotoran sebagai perwujudan sifat penjilat mereka selama hidupnya. Mereka juga mengalami perubahan fisik. Sehingga kotoran juga keluar dari mulut mereka, setiap kali mereka bicara. Uap yang keluar dari Bolge yang ini sangat berbau busuk dan menyemburkan kotoran ke tepi Bolge yang sama menjijikan dan memuakkan. Para pendosa disini akan dihukum untuk tenggelam di dalam lautan kotoran manusia.


()Bolge III: untuk Pencuri rumah ibadah.
Orang-orang yang termasuk dalam kategori ini adalah mereka-mereka yang mencuri barang-barang milik Tuhan dengan menjual bangunan-bangunan Gereja dan bukannya membantu memberikan kepastian hukum untuk kepemilikan bangunan-bangunan itu.
Kalau orang-orang jenis ini telah menghina barang-barang suci di masa hidupnya, maka di neraka merekalah yang mendapat penghinaan. Mereka berbaring telungkup di lubang yang dipenuhi dengan minyak sampai hanya kaki mereka saja yang terlihat.
Api akan menelan kaki mereka yang mengejang-ngejang tak terkendali. Yang termasuk dalam golongan ini adalah beberapa orang Paus (diantaranya adalah Paus Nicholas II). Juga para guru dari aliran New Age yang menjual pencerahan.

()Bolge IV: untuk Penyihir, tukang tenung dan peramal.
Mereka semua akan dihukum di selokan yang ini. Hukuman yang mereka terima adalah bahwa kepala mereka akan diputar sampai menghadap ke belakang. Sehingga mereka harus maju sambil berjalan mundur.
Beberapa tukang tenung yang terkenal seperti Amphiarus, Tiresias, Aruns, Manto, Euryplus, Michael Scot, Guido Bonatti dan Asdente.
Termasuk juga orang-orang yang berusaha meramal dengan menggunakan jarum, kertas dalam kie ataupun menggunakan boneka. Type peramal lainnya adalah seorang guru yang memberikan istilah disleksia bagi murid-muridnya yang kurang bisa membaca.
Karena dengan demikian dia sudah mempridiksikan bagaimana masa depan pendidikan anak itu di kemudian hari.

()Bolge V: untuk Koruptor dan pemberi suap
Tempat ini adalah untuk mereka yang telah mencuri dari orang-orang yang percaya kepada mereka. Mereka-mereka yang mencari uang dengan cara yang tidak halal.
Mereka akan terbenam dalam wadah raksasa yang mendidih yang dengan takut-takut mencoba memunculkan wajah mereka ke permukaan. Dengan resiko terlihat oleh iblis yang menjaga dan akan menhancurkan mereka dengan cakar dan tombak mereka.
Iblis-iblis yang berada disini disebut sebagai Melebrache. Pemimpinnya bernama Malacoda. Iblis-iblis lain yang juga ada disana adalah Alichino, Calcabrina, Cagnazzo, Barbariccia, Libicocco, Draghignazzo, Ciriatto, Graffiacane, Farfarello, dan Rubicante.
Semua iblis ini terperangkap di bolge ini dan tidak bisa meninggalkan Bolge kelima.

Tentang Bolge berikutnya, tunggu di posting lainnya :)

Saturday, January 2, 2010

Prom Dresses For Party Goers

Hey, how about your New Year party, fellas? I bet you have a lot of parties’ invitations to attend. Yeah, people usually celebrate the coming of the New Year by partying all the night. we have our own party also here, in my hometown.

Then, how about your party outfit? Are you sure that you already own at least one great party outfit on your wardrobe? Are you sure that it can make every eyes look on you right after you walk through the front door? Do you have the most updated fashion of party dresses already? Be sure you own a best one; otherwise you will spend the rest of your time in the party by mourning because you can not show the best side of your self. Meanwhile, other party members look great on their fabulous party outfits. You will never enjoy the party at all.

Take a look at these prom dresses 2010 pictures below.

What do you think? They’re gorgeous, right? I like the green dress the most. It looks fresh, sexy and eye catching. I prefer a light color for party outfits better than the dark one. I think you should show yourself up on a party and stop acting like you are on a funeral ceremony. Be brave. Try to use an unusual prom dress that can make you the queen of the prom night.

Or maybe you like the shorter version, instead. Below are several pictures of gorgeous short prom dresses I found on a website.

Look at that blue gown with beautiful detail on the chest. Oh my God, I definitely want to have one like that. It looks so fabulous! The pink dress looks great too. But I love the blue one the most. What about you? Do you like the pink dress instead?

Talking about these great dresses, which one of you, girls out there, who hates wedding dresses? Come on, just be honest. Every woman loves to spend more time look at many pictures of gorgeous wedding dresses, especially those which look elegant and expensive just like these:

For those brides and brides to be, out there, come take a look at this. These wedding dresses will look perfect to be your wedding dress this year. All you need to do is spend some fun time in front of your computer and start to choose. If you find one of them is interesting, you can buy them online. So tell me, which one is your favorite one?
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff