Bagian Ketujuh: Lapisan Ke-enam (Kota Dis)
Setelah melewati Lapisan Ke-lima, Dante menuju ke lapisan berikutnya. Tempat ini adalah tempat penghukuman abadi untuk mereka-mereka yang menganut ajaran bid’ah semasa hidupnya. Termasuk dalam kategori ini adalah agama-agama yang melenceng dari agama Kristen tapi masih menganggap diri sebagai Kristen.
Aliran-aliran kepercayaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Alkitab. Agama-agama yang menyelewengkan penafsiran Alkitab untuk untuk kepentingan tertentu. Juga mereka-mereka yang atheis, penganut animisme, penyembah berhala
Neraka pada lapisan ini masih terbagi atas dua bagian lagi:
Pertama, daerah kosong yang dipenuhi makam dengan batang-batang besi membara bertonjolan di atasnya. Beberapa diantaranya bahkan tampak begitu merah karena panasnya. Masing-masing besi itu mewakili jiwa orang-orang yang menganut paham bid’ah semasa hidupnya. Mereka terkurung dalam lubang-lubang besar mirip tong yang bertebaran diantara makam-makam itu. Di dekat masing-masing makam juga terdapat lempengan besi yang berukuran cukup besar dan berfungsi untuk menutup lubang-lubang itu. Udara disini terasa panas dan kering.
Kedua, ada dataran luas di Kota Dis yang menyerupai musoleum yang terbuat dari marble putih. Terdapat deretan koridor selebar sekitar lima meter dengan tinggi yang hampir sama disana. Udara di dalamnya sejuk, berbeda dengan panas menyengat yang ada di bagian luar luar. Musik yang merdu dan manis mengalun lembut dari suatu tempat dan volumenya tidak pernah berubah. Di dalam musoleum, terdapat dinding yang ditutupi marble berbentuk persegi empat yang diatasnya tertulis daftar nama-nama, tanggal lahir dan tanggal kematian. Kadang-kadang juga terdapat potongan puisi. Di belakang masing-masing lempengan inilah terkurung orang-orang yang tidak mempercayai Kristus. Kalau dinding lempengan itu diketuk, kadang-kadang bayangan mereka bisa muncul keluar.
Di sisi lain, terlihat beberapa ceruk padat memenuhi dinding. Di dalam setiap ceruk ini terdapat sebuah jambangan besar. Di seberangnya terdapat terdapat beberapa ruangan kecil yang dihiasi dengan ornamen kuburan yang sangat besar dalam berbagai model. Setelah beberapa saat, maka akan mulai terdengar geraman, rengekan, kemarahan, kutukan dan sebagainya yang datang dari dalam kuburan-kuburan itu.
Beberapa dari koridor yang terdapat di musoleum ini mengarah kembali ke gerbang besi Kota Dis. Sementara yang lainnya menuju ke Lapisan Ketujuh.
Di tepi Lingkaran Keenam berbatasan dengan Lingkaran Ketujuh, tercium bau amis yang menjijikkan. Sehingga siapapun yang memasukinya mungkin harus berhenti beberapa saat dulu untuk membiasakan diri.
Bagian Ke-delapan: Lapisan Ke-tujuh
Lapisan ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang dikutuk karena sifat kasar dan kekejaman yang seperti binatang semasa hidupnya. Penjaganya bernama Minotaur.
Disini terdapat tiga lingkaran yang ditentukan berdasarkan jenis dosa yang mereka lakukan.
-Lingkaran Pertama, berada tepat dibawah Lapisan Keenam.
Ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang suka berlaku kasar pada tetangganya, baik itu dengan cara membenci, membunuh ataupun merampas.
Di lingkaran ini pula terdapat Sungai Phlegethon (Phlegyas) yang dialiri darah yang mendidih. Baunya tidak tertahankan. Berisi darah segar dan bergumpal.
Mereka yang berada disana akan meronta-meronta untuk menyelamatkan dirinya agar tidak tenggelam dan hal ini akan berlangsung selamanya. Kedalaman sungai ini tergantung pada dosa masing-masing. Semakin besar dosanya, maka sungai tempatnya berada akan semakin dalam.
Sementara itu, seekor centaur (kuda berkepala manusia) dan jiwa-jiwa terkutuk yang telah pernah mengalami kekerasan di masa hidupnya akan berpatroli di sepanjang tepi sungai. Mereka siap memanah setiap pendosa yang berusaha mengangkat dirinya dari sungai darah itu melewati batas yang ditentukan. Para pendosa yang dihukum di sungai ini mengenakan seragam seperti yang mereka pergunakan di masa hidupnya dulu. Mata mereka terlihat berkabut dan wajahnya tanpa ekspresi. Pemimpin para centaur ini bernama Chiron, putra Saturnus dan Philyra yang terkenal karena kebijaksanaannya.
Ia kemudian menunjuk centaur lain bernama Nessus untuk memandu Dante dan Virgil menyeberangi sungai Phlegethon.
Disungai darah yang mendidih ini ada satu kapal kayu yang tenggelam terkatung-katung. Di dalamnya terdapat orang-orang jahat yang menjadi penjual budak semasa hidupnya. Mereka terperangkap di bawah alat pemanggangan di dek kapal. Dante juga melihat sebuah pulau yang dibentuk dari sekumpulan pekerja hukum yang pada masa hidupnya telah dengan sadar melepaskan banyak penjahat yang seharusnya dihukum, yang telah membebaskan pembunuh-pembunuh dari hukuman dengan tidak adil. Mereka akan terpuruk saling menindih satu sama lain dan berusaha agar orang yang sedang ditindihnya tetap merasa lelah hingga tidak mampu melawan, kalau tidak pulau itu akan hancur berantakan karena fondasinya bangkit dan melarikan diri dan mereka semua tercebur ke sungai darah. Atau bahkan mencoba untuk berbalik menindih mereka yang diatasnya. Jadi, meskipun tempat ini tidak dibanjiri darah, para penghuni pulau itu tetap tidak bisa bergembira. Di satu tempat, aliran darah sungai Phlegethin ini akan menurun melewati sisa tingkatan ini dan jatuh ke Lapisan Kedelapan.
Untuk Lingkaran Kedua, lihat di posting berikutnya.
(Untuk para penganut bid’ah)
Setelah melewati Lapisan Ke-lima, Dante menuju ke lapisan berikutnya. Tempat ini adalah tempat penghukuman abadi untuk mereka-mereka yang menganut ajaran bid’ah semasa hidupnya. Termasuk dalam kategori ini adalah agama-agama yang melenceng dari agama Kristen tapi masih menganggap diri sebagai Kristen.
Aliran-aliran kepercayaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Alkitab. Agama-agama yang menyelewengkan penafsiran Alkitab untuk untuk kepentingan tertentu. Juga mereka-mereka yang atheis, penganut animisme, penyembah berhala
Neraka pada lapisan ini masih terbagi atas dua bagian lagi:
Pertama, daerah kosong yang dipenuhi makam dengan batang-batang besi membara bertonjolan di atasnya. Beberapa diantaranya bahkan tampak begitu merah karena panasnya. Masing-masing besi itu mewakili jiwa orang-orang yang menganut paham bid’ah semasa hidupnya. Mereka terkurung dalam lubang-lubang besar mirip tong yang bertebaran diantara makam-makam itu. Di dekat masing-masing makam juga terdapat lempengan besi yang berukuran cukup besar dan berfungsi untuk menutup lubang-lubang itu. Udara disini terasa panas dan kering.
Kedua, ada dataran luas di Kota Dis yang menyerupai musoleum yang terbuat dari marble putih. Terdapat deretan koridor selebar sekitar lima meter dengan tinggi yang hampir sama disana. Udara di dalamnya sejuk, berbeda dengan panas menyengat yang ada di bagian luar luar. Musik yang merdu dan manis mengalun lembut dari suatu tempat dan volumenya tidak pernah berubah. Di dalam musoleum, terdapat dinding yang ditutupi marble berbentuk persegi empat yang diatasnya tertulis daftar nama-nama, tanggal lahir dan tanggal kematian. Kadang-kadang juga terdapat potongan puisi. Di belakang masing-masing lempengan inilah terkurung orang-orang yang tidak mempercayai Kristus. Kalau dinding lempengan itu diketuk, kadang-kadang bayangan mereka bisa muncul keluar.
Di sisi lain, terlihat beberapa ceruk padat memenuhi dinding. Di dalam setiap ceruk ini terdapat sebuah jambangan besar. Di seberangnya terdapat terdapat beberapa ruangan kecil yang dihiasi dengan ornamen kuburan yang sangat besar dalam berbagai model. Setelah beberapa saat, maka akan mulai terdengar geraman, rengekan, kemarahan, kutukan dan sebagainya yang datang dari dalam kuburan-kuburan itu.
Beberapa dari koridor yang terdapat di musoleum ini mengarah kembali ke gerbang besi Kota Dis. Sementara yang lainnya menuju ke Lapisan Ketujuh.
Di tepi Lingkaran Keenam berbatasan dengan Lingkaran Ketujuh, tercium bau amis yang menjijikkan. Sehingga siapapun yang memasukinya mungkin harus berhenti beberapa saat dulu untuk membiasakan diri.
Bagian Ke-delapan: Lapisan Ke-tujuh
(Untuk mereka-mereka yang memiliki sifat bengis, kasar dan kejam)
Lapisan ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang dikutuk karena sifat kasar dan kekejaman yang seperti binatang semasa hidupnya. Penjaganya bernama Minotaur.
Disini terdapat tiga lingkaran yang ditentukan berdasarkan jenis dosa yang mereka lakukan.
-Lingkaran Pertama, berada tepat dibawah Lapisan Keenam.
Ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang suka berlaku kasar pada tetangganya, baik itu dengan cara membenci, membunuh ataupun merampas.
Di lingkaran ini pula terdapat Sungai Phlegethon (Phlegyas) yang dialiri darah yang mendidih. Baunya tidak tertahankan. Berisi darah segar dan bergumpal.
Mereka yang berada disana akan meronta-meronta untuk menyelamatkan dirinya agar tidak tenggelam dan hal ini akan berlangsung selamanya. Kedalaman sungai ini tergantung pada dosa masing-masing. Semakin besar dosanya, maka sungai tempatnya berada akan semakin dalam.
Sementara itu, seekor centaur (kuda berkepala manusia) dan jiwa-jiwa terkutuk yang telah pernah mengalami kekerasan di masa hidupnya akan berpatroli di sepanjang tepi sungai. Mereka siap memanah setiap pendosa yang berusaha mengangkat dirinya dari sungai darah itu melewati batas yang ditentukan. Para pendosa yang dihukum di sungai ini mengenakan seragam seperti yang mereka pergunakan di masa hidupnya dulu. Mata mereka terlihat berkabut dan wajahnya tanpa ekspresi. Pemimpin para centaur ini bernama Chiron, putra Saturnus dan Philyra yang terkenal karena kebijaksanaannya.
Ia kemudian menunjuk centaur lain bernama Nessus untuk memandu Dante dan Virgil menyeberangi sungai Phlegethon.
Disungai darah yang mendidih ini ada satu kapal kayu yang tenggelam terkatung-katung. Di dalamnya terdapat orang-orang jahat yang menjadi penjual budak semasa hidupnya. Mereka terperangkap di bawah alat pemanggangan di dek kapal. Dante juga melihat sebuah pulau yang dibentuk dari sekumpulan pekerja hukum yang pada masa hidupnya telah dengan sadar melepaskan banyak penjahat yang seharusnya dihukum, yang telah membebaskan pembunuh-pembunuh dari hukuman dengan tidak adil. Mereka akan terpuruk saling menindih satu sama lain dan berusaha agar orang yang sedang ditindihnya tetap merasa lelah hingga tidak mampu melawan, kalau tidak pulau itu akan hancur berantakan karena fondasinya bangkit dan melarikan diri dan mereka semua tercebur ke sungai darah. Atau bahkan mencoba untuk berbalik menindih mereka yang diatasnya. Jadi, meskipun tempat ini tidak dibanjiri darah, para penghuni pulau itu tetap tidak bisa bergembira. Di satu tempat, aliran darah sungai Phlegethin ini akan menurun melewati sisa tingkatan ini dan jatuh ke Lapisan Kedelapan.
Untuk Lingkaran Kedua, lihat di posting berikutnya.
Baru tahu istilah Bid'ah ini iban..dulu saya masih ingat Children of god,apakah ini salah satu contohnya?
ReplyDeleteWas here Ris! Sorry I can't comment about the topic coz I don't understand it.. LOL... Have a good day my friend!
ReplyDeletebaru tau di agama kristen juga ada istilah bid'ah. :)
ReplyDelete