Seberapa bernilaikah Facebook?
(SWA No.06/XXV/19 Maret-1 April 2009)
Berapa nilai Facebook saat ini?
Benarkah Facebook sedang dalam tekanan hebat untuk memperoleh
suntikan modal baru, sehingga mereka bersedia bernegosiasi
dengan nilai perusahaan yang lebih rendah?
CEO Facebook, Mark Zukerberg, pada sebuah wawancara dengan
suatu media pada bulan Desember lalu membantah hal itu.
Spekulasi mengenai keuangan Facebook yang kurang meyakinkan itu
memang terus merebak. Dengan raihan keanggotaan yang spektakuler,
175 juta orang dari seluruh dunia hingga Februari 2009, Facebook
terus mendulang popularitas di seluruh penjuru dunia.
Apa yang dialami Facebook kini seperti buah simalakama.
Di berbagai kesempatan Zurkerberg selalu menegaskan bahwa Facebook
selalu menekankan kepada pertumbuhan dan bukan profit.
Kini pernyataan itu mendapat tantangan.
Karena mengelola situs web dengan tantangan jumlah anggota yang
demikian besar, aktif, dan secara geografis tersebar di seluruh
dunia, biaya operasional yang dibutuhkan tentu luar biasa besar.
Sebab pada dasarnya, anggota internasional Facebook belum dapat
dimanfaatkan secara ekonomis dengan optimal.
Sementara untuk memanfaatkan performa situs web ini, Facebook harus
terus meningkatkan kemampuan server, perangkat penyimpanan data,
beserta perangkat infrastruktur lainnya. Dan umumnya, perangkat
infrastruktur di negara-negara lain lebih besar dibandingkan dengan
yang tersedia di AS.
Akhir tahun 2008, CFO Facebook, Gideon Yu, harus mencari investor
baru ke Dubai, untuk mendapatkan dana segar tambahan.
Padahal diperkirakan, dari dana investasi Microsoft sebesar 240 juta
Dollar pada tahun 2007, ditambah dana sekitar 235 juta Dollar dari
utang dan tambahan dari modal investor yang ada, Seharusnya
Facebook diperkirakan mampu bertahan tanpa perlu khawatir soal
profitabilitas demi mengejar pertumbuhan hingga 2009.
Kalau ternyata saat ini mereka semakin agresif mencari tambahan
modal baru, mungkin saja karena perkiraan mereka itu meleset.
Di tengah situasi resesi ekonomi global, meyakinkan para pemodal
yang masih memiliki cukup dana dan nyali, untuk mempertaruhkan uang
mereka di bisnis online bernama Facebook, menjadi sebuah tantangan
besar yang tidak mudah.
Akan tetapi, dunia tentu bersedih dan meratap, seadainya si anak ajaib,
the rising star jejaring sosial online ini, sampai harus diamputasi
dan terhambat pertumbuhannya. Atau hanya jika sampai tinggal kenangan
belaka. Walaupun tentu sangat berkesan di hati para anggotanya.
(Adrianto Gani/ CEO Intimedia)
(SWA No.06/XXV/19 Maret-1 April 2009)
Berapa nilai Facebook saat ini?
Benarkah Facebook sedang dalam tekanan hebat untuk memperoleh
suntikan modal baru, sehingga mereka bersedia bernegosiasi
dengan nilai perusahaan yang lebih rendah?
CEO Facebook, Mark Zukerberg, pada sebuah wawancara dengan
suatu media pada bulan Desember lalu membantah hal itu.
Spekulasi mengenai keuangan Facebook yang kurang meyakinkan itu
memang terus merebak. Dengan raihan keanggotaan yang spektakuler,
175 juta orang dari seluruh dunia hingga Februari 2009, Facebook
terus mendulang popularitas di seluruh penjuru dunia.
Apa yang dialami Facebook kini seperti buah simalakama.
Di berbagai kesempatan Zurkerberg selalu menegaskan bahwa Facebook
selalu menekankan kepada pertumbuhan dan bukan profit.
Kini pernyataan itu mendapat tantangan.
Karena mengelola situs web dengan tantangan jumlah anggota yang
demikian besar, aktif, dan secara geografis tersebar di seluruh
dunia, biaya operasional yang dibutuhkan tentu luar biasa besar.
Sebab pada dasarnya, anggota internasional Facebook belum dapat
dimanfaatkan secara ekonomis dengan optimal.
Sementara untuk memanfaatkan performa situs web ini, Facebook harus
terus meningkatkan kemampuan server, perangkat penyimpanan data,
beserta perangkat infrastruktur lainnya. Dan umumnya, perangkat
infrastruktur di negara-negara lain lebih besar dibandingkan dengan
yang tersedia di AS.
Akhir tahun 2008, CFO Facebook, Gideon Yu, harus mencari investor
baru ke Dubai, untuk mendapatkan dana segar tambahan.
Padahal diperkirakan, dari dana investasi Microsoft sebesar 240 juta
Dollar pada tahun 2007, ditambah dana sekitar 235 juta Dollar dari
utang dan tambahan dari modal investor yang ada, Seharusnya
Facebook diperkirakan mampu bertahan tanpa perlu khawatir soal
profitabilitas demi mengejar pertumbuhan hingga 2009.
Kalau ternyata saat ini mereka semakin agresif mencari tambahan
modal baru, mungkin saja karena perkiraan mereka itu meleset.
Di tengah situasi resesi ekonomi global, meyakinkan para pemodal
yang masih memiliki cukup dana dan nyali, untuk mempertaruhkan uang
mereka di bisnis online bernama Facebook, menjadi sebuah tantangan
besar yang tidak mudah.
Akan tetapi, dunia tentu bersedih dan meratap, seadainya si anak ajaib,
the rising star jejaring sosial online ini, sampai harus diamputasi
dan terhambat pertumbuhannya. Atau hanya jika sampai tinggal kenangan
belaka. Walaupun tentu sangat berkesan di hati para anggotanya.
(Adrianto Gani/ CEO Intimedia)
Facebook... Sampai sekarang saya belum punya. Takut kecanduan kayak teman saya. Hehehe... Blog juga kadang bikin kita kecanduan.
ReplyDeleteSelalu ada "desakan hati" untuk mengecek, siapa saja yang komentar, berapa banyak yang ngeklik. Hidup kadang jadi tidak tenang gara-gara main virtual di jagat maya.
Sekadar usul untuk Hutabarat (aku penggemar berat Victor utabarat lho). Setiap alinea hendaknya dikasih spasi putih (white space) satu baris untuk ruang bernapas. Ini sudah menjadi semacam konvensi dalam penulisan di internet.
Salam damai.
Facebook adalah cara sy untuk berhubungan dengan "dunia luar' saat ini, bang Bernie. Karena saya hanya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di rumah sepanjang hari. Jadi, sy tidak kehilangan kontak dengan rekan-rekan sy dulu (kawan2 sekolah dulu, mantan kawan satu kantor, dll)
ReplyDeleteTidak ada salahnya kalau bang Bernie membuat 1 account di Facebook. Selalu ada manfaatnya, bukan sekedar mudarat kok.. hehehe
Horas
NB: Terimakasih usulnya ya, bang
kadang suka binggung sama orang-orang yang takut kecanduan facebook. karena dibanding facebook, saya lebih ketagihan sama blogger..gimana dong? hehe..
ReplyDelete