Monday, July 13, 2009

Hill Park, Sibolangit

Setiap terbangun hari Minggu pagi, hal pertama yang terpikir adalah: Kemana kita jalan-jalan hari ini? Berlebihan? Nggak kok. Karena aku dan anakku sudah menghabiskan waktu dari Senin-Sabtu di rumah. Yah wajar saja kan kalau kami mau melihat-lihat dunia luar sekali-sekali. Dan pilihan untuk minggu ini adalah menuju lokasi permainan Hill Park di Sibolangit.

Berangkat dari Medan, cuaca tidak terlalu panas. Jadi, perjalanan bisa terbilang nyamanlah. Dan lalu lintas juga tidak terlalu ramai. Mungkin karena orang-orang sudah menghabiskan masa liburannya ke luar kota ya. Setelah makan siang, kami langsung masuk ke lokasi permainan itu. Asha sudah tidur di mobil sepanjang perjalanan, jadi sekarang dia benar-benar bersemangat. Apalagi begitu turun dari mobil, dia langsung mendengar lagu-lagu riang anak-anak yang diputar menggunakan pengeras suara di lapangan parkir. Dia langsung mulai berjoget.

Setelah membayar tiket masing-masing 20 ribu rupiah, kami pun langsung masuk ke lokasi permainan. Sebelumnya, tentu saja harus disempatkan untuk berfoto-foto terlebih dahulu. Maka mulailah si Asha pasang aksi.

Wahana pertama yang kami pilih adalah wahana kereta api. Biayanya 12 ribu rupiah per-orang. Dan kami pun duduk di gerbong terbuka dengan tempat duduk berwarna-warni. Masinisnya duduk di depan. Selama lima menit kami dibawa keliling-keliling lokasi taman permainan itu. Enak juga menaiki kereta api warna-warni yang berjalan lambat ini. Selain bisa menjadi tempat istirahat, kami juga bisa berkeliling melihat-lihat berbagai tempat.


Wahana selanjutnya yang kami pilih adalah wahana kincir raksasa. Sengaja kami memilih wahana yang memang tidak untuk memacu adrenalin. Karena ada Asha. Terakhir kali kami kesini, aku masih menyempatkan diri untuk naik wahana halilintar. Duduk di kursi paling depan lagi. Tapi sekarang, aku merasa kalau jantungku sudah tidak cukup kuat lagi untuk wahana yang satu itu. Mungkin karena pengaruh usia ya

Ketika melewati wahana halilintar itu, barisan pengunjung yang mengantri sangat panjang. Rata-rata remaja. Sepertinya, wahana ini yang paling laris dan paling menarik untuk pengunjung dengan usia muda. Karena sudah pasti tidak ada ibu-ibu atau bapak-bapak yang mengantri disana.

Di wahana kincir raksasa, kami bisa duduk santai sambil perlahan-lahan diangkat ke atas. Dimana kami bisa melihat pemandangan luar biasa. Atap-atap rumah penduduk di >Sibolangit. Pegunungan Bukit Barisan yang membiru dan tertutup kabut. Juga areal Hill Park sendiri yang sangat luas. Semuanya terlihat seperti barisan semut. Tentu saja inilah tempat yang paling menarik untuk berfoto. Hanya saja, tidak mungkin dipajang disini. Cukuplah di-upload ke Facebook saja

Baru menaiki dua wahana, kami sudah mulai capek. Karena lokasi yang luas telah memaksa pengunjung untuk berjalan-jalan kesana-kemari. Kami kemudian hanya berjalan-jalan melihat-lihat wahana yang ada. mula-mula Asha dan papanya berniat naik bombom car, tapi dibatalkan. Karena kami tidak yakin kalau Asha sudah bisa berpegangan dengan cukup erat.

Akhirnya permainan selanjutnya yang kami pilih adalah naik kuda-kudaan, karena Asha suka sekali dengan permainan ini. Dia naik ayam-ayaman raksasa sampai dua kali, lalu pindah ke dinosaurus warna ungu. Terakhir kali, dia mencoba kendaraan Tipu Sultan, gajah berwarna hijau lumut. Semua kuda-kudaan ini mengeluarkan lagu pengiring masing-masing. Dan Asha tertawa sampai capek karena girangnya

Bosan bermain kuda-kudaan, kami berkeliling mencari permainan lain. Awalnya mau mencoba permainan memasukkan bola basket ke keranjang (papanya Asha tergila-gila dengan permainan ini) tapi tidak jadi. Karena ada segerombolan remaja yang berkumpul disana, berganti-gantian menggunakan permainan itu. Sepertinya bakal menunggu lama sampai mereka pergi dari sana.

Kami pun beralih ke permainan lempat bola ke tumpukan kaleng yang berhadiah boneka. Syukur-syukur kalau Asha bisa membawa pulang boneka. Tapi sialnya, tak satupun lemparan yang berhasil. Setelah dua kali permainan, Asha akhirnya membawa pulang suvenir berupa bolpen dan gantungan kunci. Yah, tak apalah.

Akhirnya, karena sudah sore, kami pun memutuskan untuk pulang ke Medan. Lagipula, Asha sepertinya sudah kelelahan dan mulai rewel minta digendong. Matanya sudah mulai sayu karena mengantuk. Dan dalam perjalanan dia pun tertidur. Benar-benar liburan yang menyenangkan. Bosan juga kalau selalu menghabiskan waktu di mal ketika hari libur. Walaupun rasanya gemas melihat baju dan sepatu yang terpajang disana. Karena sudah pasti biaya yang akan kami keluarkan ketika jalan-jalan di mal, akan lebih banyak daripada yang kami keluarkan hari ini di Hill Park.

3 comments:

  1. ulasannya mantap.. ngiler guwe jadinya .. soalnya belum sempat ajak keluarga ke hillpark..
    Keep posting.

    ReplyDelete
  2. sip, bang.. dibawa aja si boru itu kesana. Pasti dia puas main-main. Hehehe.. Tapi jangan bawa dia ke depan badut. Biasanya anak-anak selalu nangis kalau lihat badut... ^_^

    ReplyDelete
  3. Enaknya ya bisa meluangkan segenap waktu untuk anak tercinta, tidak seperti anakku.

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff