Malam minggu kemarin, sebuah mal megah di Medan mengadakan program Midnight Sale. Disebut dengan midnight sale, karena memang program diskon-nya berlaku dari pukul delapan malam sampai pukul satu pagi. Benar-benar tengah malam. Di saat mal atau plaza lain membuat program sale yang biasanya dilakukan pada akhir pekan ataupun akhir bulan, mal ini malah memilih untuk melakukannya di tengah malam tepatnya pada malam minggu. Kreatif
Dan jangan tanyakan bagaimana membludaknya orang-orang mengerubungi mal ini. Seperti yang kutulis di atas, mal ini adalah mal yang memiliki image mewah karena memang produk yang dijualnya pun untuk kalangan atas. Salah satunya adalah SOGO. Nah, pasti sudah bisa diperkirakan, berapa kisaran harga barang-barang yang dijual disana. Karena itulah, begitu ada program midnight sale seperti yang kemarin, semua orang menyerbu.
Akibatnya? Yang terparah adalah: TIDAK DAPAT TEMPAT PARKIR! Karena biasanya orang-orang yang berniat ikut program sale ini, akan mempercepat waktu berkunjungnya, untuk memastikan mendapat tempat parkir. Sambil menunggu, mereka akan menghabiskan lebih banyak uang lagi pastinya. Kalau misalnya mereka sampai disana sekitar pukul empat atau lima sore, kan tidak mungkin hanya mondar-mandir saja selama tiga jam (menunggu jam delapan malam)?
Pilihannya, antara nonton bioskop atau nongkrong di kafe/restoran. Dengan menunggu disana, perputaran waktu tidak akan terasa. Begitu juga pengeluaran isi dompet. Jadi, tujuan datang ke mal itu sudah semakin berkembang. Bukan hanya mengeruk isi dompet demi mendapatkan barang yang dijual murah di acara midnight sale saja, juga harus mengeruk lebih dalam lagi untuk biaya nonton bioskop (plus cemilan-cemilannya) atau nongkrong di kafe/restoran. Menurutku, pihak mal benar-benar jitu dalam memperhitungkan keberhasilan program ini
Menariknya, hampir semua tenant yang berada di mal ini mengikuti program midnight sale juga. Walaupun besaran diskon yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari toko sepatu, toko perhiasan, toko baju, toko kosmetika, sampai ke kafe-kafe juga. Tapi diskon yang paling besar, tentu berada di dalam SOGO sendiri. Biasanya besaran diskon-nya mencapai 50% dan ada juga 50%+20%. Maka para sale-mania juga akan semakin menggila.
Tapi, apakah semua barang di SOGO ini di-diskon sebesar itu? Tentu tidak. Mana mungkin. Bisa-bisa SOGO jadi bangkrut dalam semalam. Produk yang didiskon besar-besaran (khususnya 50%+20%) adalah produk yang diletakkan di meja-meja panjang di tengah lorong. Bukan produk yang dipajang di manekin, atau digantung dengan manis di rak-rak. Kalau yang itu, biasanya diskon-nya hanya kisaran 20% saja. Lho, sama saja dengan hari biasa. Tidak perlu menunggu-nunggu program Midnight Sale, toh? Aku lebih tertarik dengan produk yang digantung di manekin atau digantung di rak-rak itu. Kalau yang diletakkan di meja-meja, sepertinya tidak sebagus yang digantung lho
Aku jadi tidak yakin kalau produk yang diletakkan di meja khusus dengan diskon besar-besaran itu adalah produk SOGO. Dari bahan dan modelnya saja sudah kelihatan kok. Mungkin, karena diletakkan dan dijual disana, kesannya jadi produk situ juga. Tapi, kalau memang produk sendiri, kenapa harus diletakkan di meja-meja seperti itu? Ya, gantung saja bersama yang lainnya. Satu lagi, produk-produk diskon ini biasanya juga menghilang pada hari biasa, alias tidak dijual. Produk siluman! Hanya muncul ketika diminta, dan bisa menghilang jika dibutuhkan. Bukan produk SOGO, tapi tidak apa-apa lah, toh dibelinya di SOGO. Ya, tetap terkesan bermerek juga kan? (bagi yang gila merek)
Kesimpulanku, sebenarnya pihak mal bukan berniat meraih keuntungan dari pembelian barang diskon besar-besaran dari program midnight sale itu sendiri. Program itu hanya sebagai gimmick untuk memancing perhatian konsumen, khususnya yang gila diskon. Tapi tujuan utama mereka adalah konsumen-konsumen yang rela merogoh kocek tambahan untuk membeli makanan di restoran, nonton bioskop, membeli buku (karena disana ada Gramedia) dan juga zona permainan anak-anak. Tempat-tempat inilah yang sebenarnya paling banyak menguras isi dompet. Belum lagi kalau mereka memborong untuk membeli produk siluman yang di-diskon besar-besaran itu.
Jadi, tidak usahlah terlalu histeris jika melihat program midnight sale seperti itu. Karena semua tergantung pada kebutuhan sendiri kok. Kalau mau barang murah tapi tetap modis, toh tidak harus beli di SOGO yang harganya selangit itu. Seharusnya, curigalah kalau sampai retailer sekelas SOGO mendiskon jualannya menjadi kisaran 100-200 ribu saja, hanya pada malam midnight sale. Masa’ iya, ada barang bermerek luar negeri yang original cuma diberi harga segitu.
Kalau mereka yang gila merek, dan tidak bermasalah dengan kocek, belilah produk asli (bukan siluman) yang diletakkan di tempat dimana ia diletakkan sehari-hari, bukan pada midnight sale saja. Meskipun kisaran diskon-nya lebih kecil. Tapi harganya lebih real. Jangan tertipu produk siluman, hanya karena harganya murah dan dijual di retailer kelas atas. Karena kalau itu produk siluman, maka harga beli (sesudah di-diskon) itu pastilah memang harga yang standar dari pemasoknya. Tanpa di-diskon pun memang harganya sudah seperti itu. Kesimpulannya, diskonnya hanya omong kosong belaka.
Dan jangan tanyakan bagaimana membludaknya orang-orang mengerubungi mal ini. Seperti yang kutulis di atas, mal ini adalah mal yang memiliki image mewah karena memang produk yang dijualnya pun untuk kalangan atas. Salah satunya adalah SOGO. Nah, pasti sudah bisa diperkirakan, berapa kisaran harga barang-barang yang dijual disana. Karena itulah, begitu ada program midnight sale seperti yang kemarin, semua orang menyerbu.
Akibatnya? Yang terparah adalah: TIDAK DAPAT TEMPAT PARKIR! Karena biasanya orang-orang yang berniat ikut program sale ini, akan mempercepat waktu berkunjungnya, untuk memastikan mendapat tempat parkir. Sambil menunggu, mereka akan menghabiskan lebih banyak uang lagi pastinya. Kalau misalnya mereka sampai disana sekitar pukul empat atau lima sore, kan tidak mungkin hanya mondar-mandir saja selama tiga jam (menunggu jam delapan malam)?
Pilihannya, antara nonton bioskop atau nongkrong di kafe/restoran. Dengan menunggu disana, perputaran waktu tidak akan terasa. Begitu juga pengeluaran isi dompet. Jadi, tujuan datang ke mal itu sudah semakin berkembang. Bukan hanya mengeruk isi dompet demi mendapatkan barang yang dijual murah di acara midnight sale saja, juga harus mengeruk lebih dalam lagi untuk biaya nonton bioskop (plus cemilan-cemilannya) atau nongkrong di kafe/restoran. Menurutku, pihak mal benar-benar jitu dalam memperhitungkan keberhasilan program ini
Menariknya, hampir semua tenant yang berada di mal ini mengikuti program midnight sale juga. Walaupun besaran diskon yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari toko sepatu, toko perhiasan, toko baju, toko kosmetika, sampai ke kafe-kafe juga. Tapi diskon yang paling besar, tentu berada di dalam SOGO sendiri. Biasanya besaran diskon-nya mencapai 50% dan ada juga 50%+20%. Maka para sale-mania juga akan semakin menggila.
Tapi, apakah semua barang di SOGO ini di-diskon sebesar itu? Tentu tidak. Mana mungkin. Bisa-bisa SOGO jadi bangkrut dalam semalam. Produk yang didiskon besar-besaran (khususnya 50%+20%) adalah produk yang diletakkan di meja-meja panjang di tengah lorong. Bukan produk yang dipajang di manekin, atau digantung dengan manis di rak-rak. Kalau yang itu, biasanya diskon-nya hanya kisaran 20% saja. Lho, sama saja dengan hari biasa. Tidak perlu menunggu-nunggu program Midnight Sale, toh? Aku lebih tertarik dengan produk yang digantung di manekin atau digantung di rak-rak itu. Kalau yang diletakkan di meja-meja, sepertinya tidak sebagus yang digantung lho
Aku jadi tidak yakin kalau produk yang diletakkan di meja khusus dengan diskon besar-besaran itu adalah produk SOGO. Dari bahan dan modelnya saja sudah kelihatan kok. Mungkin, karena diletakkan dan dijual disana, kesannya jadi produk situ juga. Tapi, kalau memang produk sendiri, kenapa harus diletakkan di meja-meja seperti itu? Ya, gantung saja bersama yang lainnya. Satu lagi, produk-produk diskon ini biasanya juga menghilang pada hari biasa, alias tidak dijual. Produk siluman! Hanya muncul ketika diminta, dan bisa menghilang jika dibutuhkan. Bukan produk SOGO, tapi tidak apa-apa lah, toh dibelinya di SOGO. Ya, tetap terkesan bermerek juga kan? (bagi yang gila merek)
Kesimpulanku, sebenarnya pihak mal bukan berniat meraih keuntungan dari pembelian barang diskon besar-besaran dari program midnight sale itu sendiri. Program itu hanya sebagai gimmick untuk memancing perhatian konsumen, khususnya yang gila diskon. Tapi tujuan utama mereka adalah konsumen-konsumen yang rela merogoh kocek tambahan untuk membeli makanan di restoran, nonton bioskop, membeli buku (karena disana ada Gramedia) dan juga zona permainan anak-anak. Tempat-tempat inilah yang sebenarnya paling banyak menguras isi dompet. Belum lagi kalau mereka memborong untuk membeli produk siluman yang di-diskon besar-besaran itu.
Jadi, tidak usahlah terlalu histeris jika melihat program midnight sale seperti itu. Karena semua tergantung pada kebutuhan sendiri kok. Kalau mau barang murah tapi tetap modis, toh tidak harus beli di SOGO yang harganya selangit itu. Seharusnya, curigalah kalau sampai retailer sekelas SOGO mendiskon jualannya menjadi kisaran 100-200 ribu saja, hanya pada malam midnight sale. Masa’ iya, ada barang bermerek luar negeri yang original cuma diberi harga segitu.
Kalau mereka yang gila merek, dan tidak bermasalah dengan kocek, belilah produk asli (bukan siluman) yang diletakkan di tempat dimana ia diletakkan sehari-hari, bukan pada midnight sale saja. Meskipun kisaran diskon-nya lebih kecil. Tapi harganya lebih real. Jangan tertipu produk siluman, hanya karena harganya murah dan dijual di retailer kelas atas. Karena kalau itu produk siluman, maka harga beli (sesudah di-diskon) itu pastilah memang harga yang standar dari pemasoknya. Tanpa di-diskon pun memang harganya sudah seperti itu. Kesimpulannya, diskonnya hanya omong kosong belaka.
Termasuk shopaholic juga ya.. Nice Review dan salam kenal ya..
ReplyDeletewah...update selalu mbak. Ajiiib...
ReplyDeleteBENer juga sih Mbak, kok harga yang dimanekin ma yang di rak beda jauh ma yang di tarok di keranjang. Apa emang barang 'siluman' atau yang dijual itu barang2 yang udah ga update lagi alias cuci gudang? Tanyakan ke rumput yang bergoyang hahahaha
Kalo Ai sih, yang penting barangnya Ai suka dan harganya MURAH, ga masalah kl ga bermerk. Toh brg ga bermerk pun ada yg bagus2 bahan dan desainnya. Yang bermerk terkadang menang di merknya makanya mahal. dan barang mahal2 dah Ai coret dari daftar belanjaan. Maklum, anak kostan. senengnya yang murah-murah, kalo perlu gratis hahahahaha
Emang konsumen di Indonesia gampang di sugesti untuk belanja.Dengan promo dan tawaran macam-macam..Ya kalau udah ke mal sudah lebih banyak Pengeluaran tak terduga dan Pembelian tidak terencana (Impulsif Buying),.Kalau mau jadi ibu rumahtangga yang baik ya sebelum ke swalayan catat dulu barang primer yang mau di beli. Apabila ada kelebihan anggaran boleh donk beli sesuatu yang di diskon..
ReplyDeleteweiiss diskon 0_o
ReplyDeleteharus ngumpulin duit dulu nih, tapi ntar ada diskon lagi kgk ya 0_o
Gini nih yg nyebabin pengeluaran membengkak 0_o
Naa, sikap pengelola mall yang begini ini yang bikin konsumen (kritis) jadi curiga tiap kali ada label diskon. Sebenernya kasihan pengelola atau pemilik toko yang jujur, bener2 mau kasih diskon dalam rangka cuci gudang. Gara2 nila bertitik-titik, rusak deh susu berbelanga-belanga :(
ReplyDeleteRisma,
ReplyDeleteYang namanya diskon...Singapura itu gudangnya dan pakarnya. Dari mulai year end sale, post year end sale, summer sale (mana ada summer di Spura), Christmas sale, Lunar New Year Sale dll dll hehehe. Belanja kapan saja...psti ada toko dan mall yang sedang diskon :D
Tapi disini ada satu mall yg buka 24 jam. Mustafa Centre namanya. Mall nya bukan mall mahal dan swanky spt mall2 di Orchard Road, tapi segala macam barang ada di jual di Mustafa. Dari mulai barang elektronik, jam, baju, peralatan dapur, sampe sabun.
Kapan2 ke sini ya??? :D
Diskon itu sebenarnya ga pernah ada. Itu salah satu trik marketing. Kondisi barang diskon :
ReplyDelete1. Harga di mark-up 100%, baru di-diskon 50% - 70%
2. Barang yang sudah tidak nge-trend, sudah terlalu lama di stock (lihat saja sebagian besar barang2 yang didiskon, terutama pakaian, di garis2 lipatan sudah berwarna kuning)