Kota Bundanoon, New South Wales, Australia, secara resmi telah memutuskan untuk melarang penjualan air minum dalam botol. Alasannya sederhana, mereka khawatir akan dampak limbah kemasan air minum terhadap lingkungan hidup. Dengan adanya peraturan ini, mereka berusaha mendorong masyarakat agar kembali menggunakan air minum dari keran, untuk kebutuhan sehari-hari, dan tidak membeli yang dijual dalam kemasan. Hebat!! Bahkan pemerintahnya sendiri pun ikut ambil bagian dan meminta agar semua departemen pemerintah berhenti membeli air minum botol dan mengkonsumsi air minum dari keran saja.
Bisa dibilang, kalau keputusan ini merupakan keputusan yang berani. Karena ini berarti mereka akan menggusur para investor yang mendirikan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di kotanya. Apalagi setelah penduduk kota Bundanoon juga sepakat untuk melarang penjualan AMDK disana. Berarti semua produk-produk sejenis akan ditarik dari peredaran. Dan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang AMDK juga akan meninggalkan kota itu. Ujungnya, sumber pendapatan juga akan berkurang. Tapi mereka masih tetap berani membuat keputusan itu.
Yang pasti, kota ini pasti sudah terbilang makmur sehingga bisa mendukung program ini secara bulat. Mereka lebih memilih untuk melestarikan lingkungannya. Berarti kotanya akan bebas dari sampah botol bekas. Apakah Medan akan bisa seperti ini?
Aku tidak yakin. Pertama, karena itu berarti perusahaan AMDK yang terletak di Desa Doulu, Berastagi juga akan terancam gulung tikar. Perusahaan besar seluas 4,3 hektar yang sudah berdiri sejak tahun 1993 itu pasti menyedot banyak tenaga kerja yang berarti menyediakan lapangan kerja, khususnya untuk warga setempat. Mereka mampu memproduksi air mineral sekitar 7,5 juta liter perbulan dan mempekerjakan sekitar 500-an orang karyawan.
Sumber: http://www.medanbisnisonline.com/2009/02/17/aqua-berastagi-berkembang-dan-maju-bersama-karyawan/
Perusahaan ini sudah bisa dianggap sebagai asset. Dan aku tidak yakin kalau SUMUT akan rela kehilangan perusahaan sekaya ini
Sumber gambar: flickr.com/photos/pran77/3521601941/
Apalagi kalau sampai mau meniru warga kota Bundanoon yang mulai membiasakan diri untuk mengkonsumsi air minum dari keran. Memikirkannya saja aku sudah mau tertawa setengah mati Menjadikan air keran untuk air minum? Setelah melihat kondisi kondisi air PAM yang sejorok itu? Nggak janji lah yaawww.. Aku lebih memilih keluar uang lebih setiap bulannya untuk membeli AMDK daripada harus menampung air comberan itu untuk dijadikan air minum
Sepertinya, memang program-program pelestarian lingkungan yang berkaitan dengan pengurangan atau bahkan pelarangan penggunaan kemasan-kemasan berbahaya seperti, masih hanya bisa dilakukan oleh negara-negara maju saja. Untuk negara miskin dan yang sedang berkembang, program seperti itu malah mungkin akan menambah masalah baru. Walaupun sebenarnya, program itu sangat bagus. Bahkan lebih bagus daripada penggunaan tas belanja yang bisa dipakai ulang dan meninggalkan penggunaan plastik kantongan seperti biasanya. Yang itu sajapun masih belum bisa dilakukan dengan benar disini.
Kalau suatu saat nanti, kualitas air PAM di kota Medan sudah layak minum, mungkin saja program seperti akan mulai dilirik. Tapi, itu masih dalam kisaran kemungkinan. Karena tidak cukup hanya dengan memperbaiki kualitas air PAM saja, tapi juga harus membuka lapangan kerja baru. Paling tidak, pekerjaan baru itu harus bisa menampung seluruh karyawan perusahaan AMDK yang kehilangan pekerjaan itu. Dan seperti yang kita tahu, menyediakan lapangan pekerjaan adalah hal yang cukup sulit dilakukan di negeri kita tercinta ini.
Yang pasti, kota ini pasti sudah terbilang makmur sehingga bisa mendukung program ini secara bulat. Mereka lebih memilih untuk melestarikan lingkungannya. Berarti kotanya akan bebas dari sampah botol bekas. Apakah Medan akan bisa seperti ini?
Aku tidak yakin. Pertama, karena itu berarti perusahaan AMDK yang terletak di Desa Doulu, Berastagi juga akan terancam gulung tikar. Perusahaan besar seluas 4,3 hektar yang sudah berdiri sejak tahun 1993 itu pasti menyedot banyak tenaga kerja yang berarti menyediakan lapangan kerja, khususnya untuk warga setempat. Mereka mampu memproduksi air mineral sekitar 7,5 juta liter perbulan dan mempekerjakan sekitar 500-an orang karyawan.
Sumber: http://www.medanbisnisonline.com/2009/02/17/aqua-berastagi-berkembang-dan-maju-bersama-karyawan/
Perusahaan ini sudah bisa dianggap sebagai asset. Dan aku tidak yakin kalau SUMUT akan rela kehilangan perusahaan sekaya ini
Sumber gambar: flickr.com/photos/pran77/3521601941/
Apalagi kalau sampai mau meniru warga kota Bundanoon yang mulai membiasakan diri untuk mengkonsumsi air minum dari keran. Memikirkannya saja aku sudah mau tertawa setengah mati Menjadikan air keran untuk air minum? Setelah melihat kondisi kondisi air PAM yang sejorok itu? Nggak janji lah yaawww.. Aku lebih memilih keluar uang lebih setiap bulannya untuk membeli AMDK daripada harus menampung air comberan itu untuk dijadikan air minum
Sepertinya, memang program-program pelestarian lingkungan yang berkaitan dengan pengurangan atau bahkan pelarangan penggunaan kemasan-kemasan berbahaya seperti, masih hanya bisa dilakukan oleh negara-negara maju saja. Untuk negara miskin dan yang sedang berkembang, program seperti itu malah mungkin akan menambah masalah baru. Walaupun sebenarnya, program itu sangat bagus. Bahkan lebih bagus daripada penggunaan tas belanja yang bisa dipakai ulang dan meninggalkan penggunaan plastik kantongan seperti biasanya. Yang itu sajapun masih belum bisa dilakukan dengan benar disini.
Kalau suatu saat nanti, kualitas air PAM di kota Medan sudah layak minum, mungkin saja program seperti akan mulai dilirik. Tapi, itu masih dalam kisaran kemungkinan. Karena tidak cukup hanya dengan memperbaiki kualitas air PAM saja, tapi juga harus membuka lapangan kerja baru. Paling tidak, pekerjaan baru itu harus bisa menampung seluruh karyawan perusahaan AMDK yang kehilangan pekerjaan itu. Dan seperti yang kita tahu, menyediakan lapangan pekerjaan adalah hal yang cukup sulit dilakukan di negeri kita tercinta ini.
memangnya di medan airnya kurang bersih ya mbak?
ReplyDeletekok bisa ya?
Anak kos biasanya beli AMDK mbak,
ReplyDeletePAM itu nipu dong? kan perusahaan aer minum, tapi kok aernya gak bisa diminum langsung? hehe