Medan sudah kehilangan lapangan hijau terbuka, yang bisa dijadikan untuk tempat rekreasi keluarga. Karena sekarang, Medan sudah dibanjiri oleh berbagai jenis mal, plaza dan hotel berbintang. Memang gambaran umumnya, Medan terlihat sangat modern. Penuh gedung-gedung bertingkat, mal-mal mewah, plaza eksklusif, restoran bertaraf internasional, dan sejenisnya. Tapi lihatlah, sekarang sudah tidak ada taman berumput yang terbuka untuk umum. Tempat balita-balita bisa berlari bebas, kalaupun jatuh, ke rumput tebal. Tidak ke lantai keramik mal yang mengkilap tapi keras.
Dan akhirnya, masyarakat Medan yang tidak mampu atau bosan mencari hiburan dengan nongkrong di mal, memilih untuk mengerubungi air mancur sebagai sarana hiburan murah meriah. Ya, air mancur. Seperti yang ada di depan hotel-hotel atau mal itu. Tapi air mancur yang mereka kunjungi adalah air mancur yang dibangun pemerintah di beberapa persimpangan jalan umum, sebagai penghias jalan.
Seperti di air mancur dekat bundaran SIB (persimpangan jalan Gatot Subroto, Glugur, dan jalan Adam Malik) atau di air mancur Bank Mandiri. Sebenarnya air mancur itu bukanlah untuk rekreasi. Mana ada tempat rekreasi yang dibangun di tengan persimpangan lalu lintas begitu.
Tapi di malam hari, air areal air mancur yang sempit itu pasti dipadati masyarakat. Lengkap dengan anak-anak kecil. Tak ketinggalan juga para pedagang jajanan. Seperti gerobak bakso, sate dan pedangang mainan keliling. Orang-orang yang datang rata-rata menggunakan angkutan umum, ataupun naik sepeda motor. Jadi, mereka memarkiran sepeda motornya di tepi areal itu, dimana banyak mobil yang berseliweran. Benar-benar seperti pasar malam. Pasar malam yang berbahaya.
Bagaimana tidak berbahaya, kalau anak-anak bermain-main di tengah jalan seperti itu, hanya agar bisa melihat air mancur yang dilengkapi dengan lampu-lampu menarik seperti itu? Tapi mereka sangat menikmatinya. Orang-orang tua juga tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk membeli jajanan. Bisa membeli sate atau pun misop sederhana. Yang penting kan bisa mencari hiburan di luar rumah. Kalau jalan-jalan ke mal, pasti biayanya jauh lebih besar.
Tapi masih ada satu taman kecil yang tersisa, lengkap dengan air mancurnya. Letaknya di jalan Sudirman. Waktu kami kebetulan lewat sana di hari minggu, ternyata tempat itu penuh dengan orang-orang yang sedang bersantai di sore hari. Anak-anak kecil berlarian kesana kemari sambil membawa balon. Orang-orang tua duduk bersantai di rerumputan sambil makan sate ataupun sekedar ngobrol saja. Asha juga sempat berfoto sebentar dengan latar belakang air mancurnya lho
Dan akhirnya, masyarakat Medan yang tidak mampu atau bosan mencari hiburan dengan nongkrong di mal, memilih untuk mengerubungi air mancur sebagai sarana hiburan murah meriah. Ya, air mancur. Seperti yang ada di depan hotel-hotel atau mal itu. Tapi air mancur yang mereka kunjungi adalah air mancur yang dibangun pemerintah di beberapa persimpangan jalan umum, sebagai penghias jalan.
Seperti di air mancur dekat bundaran SIB (persimpangan jalan Gatot Subroto, Glugur, dan jalan Adam Malik) atau di air mancur Bank Mandiri. Sebenarnya air mancur itu bukanlah untuk rekreasi. Mana ada tempat rekreasi yang dibangun di tengan persimpangan lalu lintas begitu.
Tapi di malam hari, air areal air mancur yang sempit itu pasti dipadati masyarakat. Lengkap dengan anak-anak kecil. Tak ketinggalan juga para pedagang jajanan. Seperti gerobak bakso, sate dan pedangang mainan keliling. Orang-orang yang datang rata-rata menggunakan angkutan umum, ataupun naik sepeda motor. Jadi, mereka memarkiran sepeda motornya di tepi areal itu, dimana banyak mobil yang berseliweran. Benar-benar seperti pasar malam. Pasar malam yang berbahaya.
Bagaimana tidak berbahaya, kalau anak-anak bermain-main di tengah jalan seperti itu, hanya agar bisa melihat air mancur yang dilengkapi dengan lampu-lampu menarik seperti itu? Tapi mereka sangat menikmatinya. Orang-orang tua juga tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk membeli jajanan. Bisa membeli sate atau pun misop sederhana. Yang penting kan bisa mencari hiburan di luar rumah. Kalau jalan-jalan ke mal, pasti biayanya jauh lebih besar.
Tapi masih ada satu taman kecil yang tersisa, lengkap dengan air mancurnya. Letaknya di jalan Sudirman. Waktu kami kebetulan lewat sana di hari minggu, ternyata tempat itu penuh dengan orang-orang yang sedang bersantai di sore hari. Anak-anak kecil berlarian kesana kemari sambil membawa balon. Orang-orang tua duduk bersantai di rerumputan sambil makan sate ataupun sekedar ngobrol saja. Asha juga sempat berfoto sebentar dengan latar belakang air mancurnya lho
No comments:
Post a Comment
Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film
Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.