Friday, June 12, 2009

Bermain-Main Di Negeri Dongeng

Aku menemukan beberapa tulisan di blog, yang menuliskan tentang bagaimana mereka menganggap novel fantasi itu sebagai novel yang aneh. Kebanyakan dari mereka mengatakan: jalan ceritanya aneh sekali; banyak yang tidak masuk akal dari plotnya; kenapa bisa begitu; kenapa bisa begini; lho, kok bisa begitu; aneh sekali, dll. Aku sampai tersenyum membacanya. Karena jawabannya sebenarnya cukup singkat: Namanya juga novel fantasi.
Apa yang bisa didapatkan orang dari membaca novel fantasi? Dari pengalamanku sendiri, aku bisa menyebutkan satu: takjub dengan imajinasi mereka.
Kalau mengenai mustahil itu adalah inti dari novel fantasi. Istilah tidak mungkin adalah istilah yang akan kita temui hampir di setiap halaman-halamannya. Tapi, coba bayangkan. Bagaimana tingginya khayalan dan imajinasi mereka untuk bisa menghasilkan novel seperti itu.
Contohnya dalam novel The Golden Compass. Sungguh! Tak ada yang nyata dalam novel ini, selain dia menuliskan nama-nama tempat atau negara. Padahal dia ada mengutip ayat-ayat Alkitab, yang membuatku tertawa membacanya. Karena dia membelokkan ayat-ayat itu seenaknya, hanya agar sesuai dengan tokoh-tokoh dalam novel itu. Terus kenapa? Mau marah? Namanya juga novel fantasi. Khayalan belaka. Itu daerah teritori dia.

Apalagi ketika novel ini diangkat ke film. Semakin banyaklah komentar: nggak mungkin; omong-kosong; aneh-aneh saja; dsb. Begitu melihat tokoh-tokoh yang muncul aneh bin ajaib. Atau benda berbentuk kompas yang disebutkan bisa mengatakan kebenaran. Ada yang berkata: rasanya seperti menonton film omong kosong. Memangnya apa yang kamu harapkan? Dari awal, semua yang ada di cerita itu memang omong kosong. Bukan untuk dijadikan referensi, toh?

Novel-novel fantasi seperti



  • The Golden Compass












  • Eragon












  • Harry Potter












  • Narnia












  • Twilight






  • dan sejenisnya. Hanya sebagai bacaan ringan.
    Ringan yang dimaksud disini bisa berarti beberapa hal. Bisa berarti, bacalah dan tidak perlu repot-repot memeras otak mencari-cari jawaban dari berbagai kemustahilan yang muncul. Baca saja, ikuti jalan ceritanya, biarkan otak beristirahat dengan sekali-sekali mengunjungi negeri antah berantah yang diciptakan penulis novel itu. Rasakan bagaimana ajaibnya bila sekali-sekali bisa berada dalam negeri dongeng yang mustahil itu dan sejenak menghibur diri dari penatnya dunia nyata.

    Istilah itu juga bisa berarti, tidak perlu repot-repot mengutak-atik makna yang mungkin tersembunyi di balik jalan cerita novel itu. Sudut pandang yang biasanya muncul disini, (biasanya dan selalunya) dikaitkan dengan unsur-unsur keagamaan. Dimana ada satu pihak yang menganggap novel/film fantasi itu mempunyai niat-niat tersembunyi untuk menyebarkan atau menghina agama lain. Dan orang-orang seperti ini biasanya dengan mudah selalu bisa mencari nama-nama atau istilah-istilah yang kebetulan mirip dengan istilah nyata yang memiliki arti religius. Kok repot amat? Novel fantasi ya novel fantasi toh? Kalau mau meneliti bidang keagamaan, yah baca kitab suci. Di dalamnya, tidak ada khayalan, tidak ada fantasi dan tidak ada dongeng.

    Menurutku, tidak semua orang yang punya daya khayal sedemikian tingginya. Aku salut dengan pemikiran aneh mereka. Menciptakan sebuah novel dengan tokoh ataupun situasi yang sama sekali belum pernah ada (seperti lukisan yang bisa bicara; lemari yang jadi pintu ke dunia lain; naga dan penunggangnya; dll), merupakan sesuatu yang cukup sulit, walaupun bukan mustahil. Itu semua tergantung baik/buruknya kualitas imajinasi seseorang. Sebaliknya, sedikit lebih mudah untuk menciptakan jalan cerita berdasarkan sesuatu yang sudah ada. Karena kita sudah melihat, mengenal atau mungkin mengalaminya sendiri. Misalnya seperti novel percintaan, tentang perang, biografi ataupun sejarah.

    Intinya, novel fantasi memang merupakan novel yang aneh. Karena jalan ceritanya sangat tidak mungkin untuk ditemukan di bagian dunia manapun. Tetapi kalau kadang-kadang muncul saat dimana otak begitu penat dan mumet dengan seluk beluk dunia nyata ini, bermain-mainlah di negeri dongeng yang dihadiahkan oleh novel-novel fantasi ini. Dimana semua permasalahan ada solusinya. Dan hal-hal yang paling tidak mungkin terjadi pun, terjadi. Jangan melotot karena protes, tapi nikmatilah sambil tertawa karena bersyukur kemustahilan macam itu bisa ada di dunia ini.

    No comments:

    Post a Comment

    Visit my other blogs:
    Mommy Mayonnaise
    Mirror On The Wall
    Cerita Film

    Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

    Shelfari: Book reviews on your book blog
    Blog Widget by LinkWithin
     

    ~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff