Monday, August 31, 2009

Ayo, Jadi Donor Darah

Apa yang bisa didapatkan dari kesediaan mendonorkan darah secara rutin? Ada yang tahu? Iya! Mendonorkan darah. Biasanya bisa dilakukan di Palang Merah Indonesia terdekat. Memangnya ada keuntungannya?

Ada. Dan keuntungan yang didapatkan lumayan besar.

Hari Minggu kemarin, aku menemani suamiku ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia di Kampung Durian, Medan. Dia mau mengikuti jejak temannya yang sudah bertahun-tahun mendonorkan darah secara rutin ke PMI setiap enam bulan sekali. Dan tentu saja, PMI dengan senang hati akan menerimanya. Semakin banyak orang yang menyumbangkan darah dengan sukarela, tentunya akan semakin baik toh?

Temannya itu mengatakan kalau dia sudah secara rutin mendonorkan darah, karena dengan itu berarti tubuh kita melakukan pencucian darah secara alami dan hampir bebas resiko. Karena sesudah darah kita diambil, maka tubuh akan memproduksi darah baru lagi, yang lebih bersih tentunya. Sementara darah yang lama, akan diproses lagi dan diberikan ke orang-orang yang membutuhkannya. Untuk yang memiliki masalah obesitas, donor darah juga bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan, asal dilakukan secara teratur. Ini bukan informasi kacangan lho. Teman suamiku itu mendapatkan informasi ini dari seorang dokter.

Dan ada temannya yang sudah mengalami penyakit asam urat, hanya dengan dua kali donor darah dalam setahun (per-enam bulan) saja, penyakitnya sudah mulai membaik. Apalagi yang ada masalah berat badan. Daripada menahan diri dalam makanan, apalagi sampai minum obat pelangsing yang berbahaya. Lebih baik jadi donor darah toh? Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga sekaligus membantu orang lain yang membutuhkan darah. Dan semua itu bisa dikatakan tanpa resiko.

Inilah yang membuat suamiku bersemangat untuk mendonorkan darahnya. Biarpun sebenarnya dia sangat anti dengan jarum suntik. Tapi ternyata ada suatu hal yang sangat mengganjal di pikiran ketika mendatangi kantor PMI. Tempatnya kotooorrrrrrr sekali.....
Ini beberapa gambar yang kuambil disana, dengan menggunakan handphone.

Pintu masuknya terlihat kumuh dan berdebu tebal. Pintunya yang terbuat dari kaca, hanya ditutup dengan tirai renda yang sudah tidak ketahuan lagi warnanya, lengkap dengan robekan di bagian bawah. Ampun deh.

Di ruang tunggu, hanya ada tempat duduk dari marmer, untuk menunggu giliran. Dan tempat duduk ini juga kotornya bukan main. Di bagian bawahnya, debu dan sampah bertebaran, padahal kami datang kesana masih lumayan pagilah, sehabis sarapan. Tapi suasana tempat itu sudah kotor.

Lalu ada meja yang berfungsi untuk pemeriksaan awal. Karena sebelum mendonorkan darah, tentu saja ada pemeriksaan untuk menentukan apakah orang tersebut layak untuk mendonorkan darah, sekaligus mengecek golongan darah. Di meja ini, ada tempat kapas yang aku kurang yakin, steril atau tidak. Jarum untuk menusuk ujung jari memang disimpan di satu wadah, yang sudah terlihat buram. Lalu ada sebuah baskom kecil berisi cairan kimia tertentu yang keruh, tempat mencuci kaca preparat bekas mengecek darah. Dan yang pasti, meja ini berdebu dan tidak terlihat steril.

Dan inilah zona pasiennya. Bisa lihat sendiri atau harus dijelaskan lagi? Di meja dekil dan berdebu itulah dia mengurus kantong darah lengkap dengan jarumnya. Disamping alat pengukur tekanan darah itu adalah tempat kapas dan botol putih di sampingnya itu adalah tempat alkohol. Dan lihatlah keadaan di bagian bawah mejanya itu. Ya ampun, sampahnya berada di luar tempat sampah! Kelihatan nggak debunya? Sebenarnya, di lantai bawah tempat tidur itu banyak sekali bercak-bercak kehitaman. Aku nggak yakin sekali sih, tapi sepertinya itu bercak darah yang sudah lama. Dan tidak dibersihkan!

Dan saudara-saudara, inilah inti utama alias jiwa dari Unit Transfusi Darah PMI ini, alat untuk menghisap darah secara otomatis. Gambar ini kuambil dari dekat dan lihatlah kondisinya yang menyedihkan! Alat itu berdebu dan penuh kertas sampah!! Sebenarnya alatnya kecil kok dan membersihkannya pasti tidak repot. Tapi sepertinya, tugas itu masih dianggap terlalu berat untuk mereka yang bertugas menjaga tempat itu. Di lantai bawah, sepertinya bisa terlihat bercak darah lama yang kuceritakan tadi. Kelihatan nggak?

Tulisan ini bukan untuk mengejek PMI. Sungguh! Tapi menurutku, kualitas kebersihan di Unit Transfusi Darah itu seharusnya paling tidak menyamai kualitas kebersihan di klinik dokter dong. Karena mereka juga menggunakan alat-alat medis disana. Orang-orang datang kesana itu rentan terkena infeksi. Sedangkan tempat yang bersih sekalipun masih belum tentu bisa dianggap steril, apalagi yang kotor dan dekil seperti ini? Bagaimana orang bisa bersemangat datang untuk mendonorkan darah? Salah-salah malah nanti terkena penyakit lagi.

Fasilitas kesehatan seharusnya menjadi teladan bagi orang yang datang kesana. Keadaan tempat yang bersih, meskipun harus berbau karbol, adalah pendukung yang paling utama. Khususnya untuk alat-alat yang akan dipergunakan untuk kepentingan mendonor darah. Apalagi mesinnya itu. Adduuhhh...sampai sekarang, aku masih tidak habis pikir melihatnya. Kesannya jadi tidak steril dan sudah pasti tidak profesional. Menurutku, PMI harus segera berbenah diri, apalagi tugas mereka sangat mulia. Yaitu memastikan selalu tersedianya suplai darah untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Dan kalau masalah kebersihan seperti ini tidak dibenahi dengan baik, bagaimana orang mau datang secara sukarela untuk mendonorkan darah?

20 comments:

  1. salam sahabatku,

    info yang baik, khususnya buat generasi muda. donor darah adalah satu cara mulia untuk membantu orang lain. kita juga dapat tahu keadaan kesihatan kita pada waktu itu.

    terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Salam kenal mbak, begitu baca postingan ini bayanganku masuk ke sebuah ruangan yang sangat tidak terawat,aku ngebayngin rumah yang lama gak dihuni, tapi aku pernah masuk PMI Surabaya bersih kok, mau donor di Surabaya mbak ? bersih lo..tempatnya..he..he..

    Sukses selalu to keluarga

    ReplyDelete
  3. hehehe..kalo aye liat gambar yang no.1 Mpok..aye jadi inget waktu enyak ngajak ke pasar..cos kyak lorong pasar gitu ya..? jadi serem Mpok..

    ReplyDelete
  4. Aku ingat waktu Tes kesehatan mau masuk Perkuliahan diambil darah 10cc mataku langsung berkunang-kunang mau pengsan.. sejak itu aku gak berani diambil darah.. apalagi donor wihhh .. takuutttt...hihiiihiii..

    ReplyDelete
  5. Ehm,,,, Jujur umur saya belum cukup buat donor darah nih... Eh, tapi rada fobia ma jarum suntik juga sih.... Gmn ya???Penginnya sih ngedonorin darah, tapi rada takut...Hehe...Kunjungan balik ya....

    ReplyDelete
  6. kira2 kalo blogger yg sering begadang seperti saya, bisa gak ya mendonor darah?

    ReplyDelete
  7. sebuah kemuliaan bagi setiap manusia bila berarti bagi manusia laen...

    tapi kalo saya sih.... takut disuntiiiik..

    atuuuuuuuut....aaaaaaaaaaawwww..

    ReplyDelete
  8. Pingin juga ikutan donor darah. Tapi sayang, saya masih kekurangan darah. Maklum kurus, hehe...

    ReplyDelete
  9. Info yg bermanfaat, sob. Sy ikut terharu dengan keadaan PMI tsb. Pdhl pasien yg mendapatkan darah dari RS kan tidak gratis alias bayar. Tp knp keadaan PMI seperti itu ya? Semoga salah satu pengurus PMI ada yg membaca artikel ini. Sehingga dapat kembali peduli dg kebersihan di lingkungannya. Amin.

    ReplyDelete
  10. dahulu wktu sma saya ikut skali dan skrg ingin ikut lai tapi kok ga ada ya aksi donornya ;D

    ReplyDelete
  11. Saya tercatat sudah 15 kali bu, baru 15 kali dek bukan sudah, salam kenal ya, viva republik! Jaya

    ReplyDelete
  12. aku seh ampe skrg blom pernah donor darah..haha
    jadi pengen tes juga...tapi aku lolos kualifikasi ga yha?
    kan kurus bener aku

    ReplyDelete
  13. pengen juga neh jadi pendonor darah, siapa tau ada juga yang membutuhkan dan bisa menolong sesama

    ReplyDelete
  14. saya takut jarum suntik.. hehe
    tapi kalo sudah mag ya harus disuntik.... hehe

    ReplyDelete
  15. Wah mulia banget nih,.. ayo semua mumpung bulan puasa,.. pahalanya berlipat2 lho hihihii.... [aku ngak pernah coz badanku kan kurus hihih...] salam

    ReplyDelete
  16. Ohh..gitu yah mbak
    jadi kalo kita donor darah berarti bisa memproduksi darah yang lebih sehat lagi.
    mantap ahh2
    saya juga mao donor ampe kering. Hehehe

    ReplyDelete
  17. Pengen juga sebenarnya rutin jadi donor darah.. Tapi ngeliat tempatnya ancur kayak gitu jadi timbul rasa ngeri juga.. jangan-jangan pake jarum bekas lagi.. Hiiii..

    Mungkin udah saatnya PMI meremajakan dirinya ya..

    ReplyDelete
  18. bukannya ane gak mau donor,, tp ane udah kurus,, nani klo donor malah tambah kurus ,, wuakakakakak

    ReplyDelete
  19. pernah dengar juga tentang proses transfusi yang akan men-trigger tubuh untuk menghasilkan darah baru..

    sampai saat ini, saya belum pernah sekalipun jadi pendonor darah, blum tergerak :p

    ReplyDelete
  20. @b' Alan: benar. Membantu orang lain, sekaligus mengecek kesehatan lewat darah kita. Sama-sama saling menguntungkan.

    @J.Wali: enak sekali kalau PMI di Surabaya bersih, mas. Kapan ya Medan bisa seperti itu?

    @b' Deni: benar, bang. Kayak pasar. Hanya saja, ini isinya peralatan medis semua. Pekerjanya juga nggak pake jas laboratorium.

    @b' Mahir: kok sama dengan suamiku :) tapi dia sukses mengusir rasa takutnya. hehehe

    @Aviorclef: yah, jangan dipaksa, sob. Kalau memang mau jadi donor, ya harus dengan kerelaan hati kan? :)

    @Ivan: selama nggak kena penyakit menular, kayaknya nggak ada masalah tuh :)

    @Okta: yaah...okta.. Masa' takut sama jarum suntik. Dipatahin aja, beres :D

    @Enes: memang nggak sembarangan, kang. Ada penentuan berat badan dan tekanan darah dulu. Kalau nggak memungkinkan untuk jadi donor, yah pasti ditolak.

    @Galeri Foto: iya nih. Mudah-mudahan PMI disini semakin baik lagi.

    @Koko: Iya ni, Ko. Kayaknya bulan donor PMI sudah ditiadakan ya...

    @Dodi: wah...plok-plok-plok...tepuk tangan dariku buatmu, sob. Usaha kecil untuk membantu yang membutuhkan :)

    @Gavin: sama dong permasalahannya dengan Kang Enes, Vin. jangan dipaksain. Gendutin diri aja dulu. Hehehe

    @Rendra: mudah-mudahan tulisan ini yang telah mendorong niat baik dari bang Rendra ini :D

    @Santi: yah, mau nggak mau memang harus berhadapan dengan jarum suntiknya. Karena itu satu-satunya cara..

    @Bakti: udah tiga orang nih yang dengan sukarela mengumumkan badan kurusnya.. Hehehehe.. Peace, Ti...

    @Belajar blog: jangan sampe kering, sob.. sisain untuk didonorkan lagi 6 bulan ke depannya. Hahahah

    @Nadja: Memang, yang niat jadi donor bisa-bisa mundur pelan-pelan kalau lihat tempatnya kotor seperti itu. PMI memang harus segera berubah..

    @Roomen: Hebat... Romen orang kurus ke-4 yang tidak bisa mendonorkan darah. Hayo, gemukkan diri dulu.. Hahahaha

    @Nich: kalau sudah dengar dan sudah tahu manfaatnya, kenapa masih belum tergerak juga, sob? :)

    ALL: terimakasih atas komentarnya.....

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff