Masih terbawa suasana pernikahan dan baju-baju pengantin dari blog filmku, iseng-iseng aku browsing sana-sini untuk mencari gambar-gambar pakaian pengantin tradisional di beberapa negara Asia. Dan hasilnya luar biasa menarik. Ternyata, meskipun telah habis-habisan digempur dengan busana pengantin ala barat yang berwarna putih dan penuh renda, busana pengantin tradisional tetap terlihat anggun. Untuk busana pengantin tradisional empat etnis suku Batak di Sumatera Utara, aku tulis di blog yang satu lagi. Ini ada beberapa gambar dan semuanya kuurutkan berdasarkan busana yang paling kusukai nih.
Ini dia busana pengantin yang paling menarik perhatianku, meskipun aku tidak yakin mau memakainya untuk pesta pernikahan. Warna-warna meriah sangat mendominasi di busana pengantin tradisional China ini ya. Sebenarnya, pakaian yang pria berwarna biru dan yang wanita berwarna merah. Tapi tetap ada perpaduan warna di masing-masing baju. Lihat betapa rumitnya hiasan kepada di rambut pengantin perempuan, mengingatkan rumitnya hiasan rambut pengantin perempuan dari tanah Minang ya. Tapi kalau selempang yang dibentuk seperti kuntum bunga di dada pengantin pria, ampun deh besarnya. Hehehe
Ini dia busana pengantin yang paling menarik perhatianku, meskipun aku tidak yakin mau memakainya untuk pesta pernikahan. Warna-warna meriah sangat mendominasi di busana pengantin tradisional China ini ya. Sebenarnya, pakaian yang pria berwarna biru dan yang wanita berwarna merah. Tapi tetap ada perpaduan warna di masing-masing baju. Lihat betapa rumitnya hiasan kepada di rambut pengantin perempuan, mengingatkan rumitnya hiasan rambut pengantin perempuan dari tanah Minang ya. Tapi kalau selempang yang dibentuk seperti kuntum bunga di dada pengantin pria, ampun deh besarnya. Hehehe
Selanjutnya yang paling kusuka adalah busana pengantin tradisional India. Lihat motif-motif bunga yang menghiasi hampir seluruh permukaan kain, lengkap dengan bordiran di sepanjang tepiannya. Kesannya anggun dan agung. Aku kurang yakin sih, tapi ada yang namanya kain songket India dan kain ini cukup terkenal di kalangan penikmat mode. Mungkin saja yang ada di gambar ini adalah kain songket India itu. Kalau yang ini, aku mau dan pe-de saja memakainya. Cantik sekali.
Busana pengantin yang satu ini sebenarnya panjang sampai menyentuh tanah. Seperti ciri khas pakaian tradisional Korea lainnya, bentuknya seperti baju baby-doll karena menyempit tepat di bawah dada, kemudian melebar lagi. Yang paling unik adalah hiasan kepalanya. Ada dua helai kain, semacam pita, yang menjuntai di sisi kiri dan kanan kepala. Sementara dari belakang, pengantin terlihat seperti sedang mengenakan kerudung. Tak lupa, hiasan rambut di puncak kepala itu, kelihatan tradisional sekali ya. Sekilas pengantinnya jadi terlihat seperti burung merak. Aku mau memakai busana pengantin tradisional Korea ini, karena kelihatan sangat anggun dan jatuhnya pas di badan. Tapi untuk hiasan kepalanya, kayaknya dipikir-pikir dulu lah.
Dari semuanya, busana pengantin tradisional Jepang inilah yang menurutku paling rumit. Seperti umumnya kimono, pakaian tradisionalnya terdiri atas beberapa lapis kain, yang harus diikat dan dililit dengan kencang dan tepat di tubuh. Seperti pengantin ini, kimono bagian dalamnya terlihat berwarna putih, dan ditutup dengan kain seperti jubah yang berwarna merah dan penuh dengan lukisan bunga dan burung. Rambutnya disanggul khas rambut tradisional dengan hiasan (yang sepertinya) berlapis emas. Menurutku, busana pengantin yang ini cenderung terlihat megah dan agung. Berbanding terbalik dengan busana pengantin pria yang cenderung kalem dan agak ”biasa saja”. Aku kurang pe-de kalau harus memakai pakaian ini untuk pesta pernikahan.
Yang terakhir dan yang menurutku paling polos untuk kategori busana pengantin adalah dari Vietnam. Lihat betapa sederhananya model pakaiannya. Yang perempuan hanya menggunakan gaun merah berleher cheongsam dengan belahan tinggi di samping, mencapai pinggang. Sebagai pasangannya dia mengenakan rok lurus berwarna keemasan. Hiasan rambutnya berbentuk seperti topi, juga berwarna merah. Dan tidak ada perhiasan apapun. Yang pengantin pria cenderung lebih ”ramai’ karena pakaiannya yang berwarna biru punya motif bulat keperakan. Sama-sama berleher cheongsam dan sama-sama menggunakan hiasan kepala seperti topi. Tapi hiasan kepala pengantin wanita hampir mirip dengan topi untuk pemain golf cewek ya. Dan karena sederhananya, aku bahkan tidak ingin memakai busana pengantin yang satu ini untuk pesta pernikahanku. Terlalu sederhana. Tidak ada kesan agung, dan anggunnya. Yah, selera orang bisa berbeda-beda kan.
Tapi ada satu kesimpulan utama yang bisa kulihat dari kelima gambar yang kupilih secara acak ini. Bahwa mayoritas orang Asia memilih warna merah sebagai warna busana pengantin. Warna merah memang memberi kesan yang mewah dan menjadikan si pengantin pusat perhatian. Bandingkan dengan busana ala ball gown yang diadopsi dari budaya barat. Warna tradisional untuk gaun barat ini adalah putih atau putih gading, dengan alasan warna itu melambangkan kesucian. Tapi menurutku, ball gown milik Eropa, kalah anggun dengan busana pengantin India. Juga kalah menarik dengan busana pengantin China. Dan yang pasti, kalah megah dengan busana pengantin Jepang. Tapi kenapa, orang Asia masih berlomba-lomba meninggalkan busana pengantin tradisionalnya yang luar biasa dan mengejar-ngejar busana pengantin ala Eropa yang biasa-biasa saja? Tanya kenapa...
Busana pengantin yang satu ini sebenarnya panjang sampai menyentuh tanah. Seperti ciri khas pakaian tradisional Korea lainnya, bentuknya seperti baju baby-doll karena menyempit tepat di bawah dada, kemudian melebar lagi. Yang paling unik adalah hiasan kepalanya. Ada dua helai kain, semacam pita, yang menjuntai di sisi kiri dan kanan kepala. Sementara dari belakang, pengantin terlihat seperti sedang mengenakan kerudung. Tak lupa, hiasan rambut di puncak kepala itu, kelihatan tradisional sekali ya. Sekilas pengantinnya jadi terlihat seperti burung merak. Aku mau memakai busana pengantin tradisional Korea ini, karena kelihatan sangat anggun dan jatuhnya pas di badan. Tapi untuk hiasan kepalanya, kayaknya dipikir-pikir dulu lah.
Dari semuanya, busana pengantin tradisional Jepang inilah yang menurutku paling rumit. Seperti umumnya kimono, pakaian tradisionalnya terdiri atas beberapa lapis kain, yang harus diikat dan dililit dengan kencang dan tepat di tubuh. Seperti pengantin ini, kimono bagian dalamnya terlihat berwarna putih, dan ditutup dengan kain seperti jubah yang berwarna merah dan penuh dengan lukisan bunga dan burung. Rambutnya disanggul khas rambut tradisional dengan hiasan (yang sepertinya) berlapis emas. Menurutku, busana pengantin yang ini cenderung terlihat megah dan agung. Berbanding terbalik dengan busana pengantin pria yang cenderung kalem dan agak ”biasa saja”. Aku kurang pe-de kalau harus memakai pakaian ini untuk pesta pernikahan.
Yang terakhir dan yang menurutku paling polos untuk kategori busana pengantin adalah dari Vietnam. Lihat betapa sederhananya model pakaiannya. Yang perempuan hanya menggunakan gaun merah berleher cheongsam dengan belahan tinggi di samping, mencapai pinggang. Sebagai pasangannya dia mengenakan rok lurus berwarna keemasan. Hiasan rambutnya berbentuk seperti topi, juga berwarna merah. Dan tidak ada perhiasan apapun. Yang pengantin pria cenderung lebih ”ramai’ karena pakaiannya yang berwarna biru punya motif bulat keperakan. Sama-sama berleher cheongsam dan sama-sama menggunakan hiasan kepala seperti topi. Tapi hiasan kepala pengantin wanita hampir mirip dengan topi untuk pemain golf cewek ya. Dan karena sederhananya, aku bahkan tidak ingin memakai busana pengantin yang satu ini untuk pesta pernikahanku. Terlalu sederhana. Tidak ada kesan agung, dan anggunnya. Yah, selera orang bisa berbeda-beda kan.
Tapi ada satu kesimpulan utama yang bisa kulihat dari kelima gambar yang kupilih secara acak ini. Bahwa mayoritas orang Asia memilih warna merah sebagai warna busana pengantin. Warna merah memang memberi kesan yang mewah dan menjadikan si pengantin pusat perhatian. Bandingkan dengan busana ala ball gown yang diadopsi dari budaya barat. Warna tradisional untuk gaun barat ini adalah putih atau putih gading, dengan alasan warna itu melambangkan kesucian. Tapi menurutku, ball gown milik Eropa, kalah anggun dengan busana pengantin India. Juga kalah menarik dengan busana pengantin China. Dan yang pasti, kalah megah dengan busana pengantin Jepang. Tapi kenapa, orang Asia masih berlomba-lomba meninggalkan busana pengantin tradisionalnya yang luar biasa dan mengejar-ngejar busana pengantin ala Eropa yang biasa-biasa saja? Tanya kenapa...
wah...posting begini ada nilai sangat tinggi. kalau saya lebih suka kombinasi warna pada pengantin cina. blog ini sudah buat satu kajian rupanya...
ReplyDeleteterima kasih atas artikelnya.
Cina dan Korea sama kayak Indonesia. gede banget hiasan dikepalanya mbak. tapi semuanya bagus-bagus. :)
ReplyDeleteBangsa Asia yang memiliki banyak suku (klan) memang kayak akan budaya. Hanya Malaysia aja yg memiliki 1 budaya budaya Melayu. Cuma sayang suka mengklaim budaya Jawa, Bali dan Ambon. Hati-hati sobat, budaya Batak nanti juga diklaim Malaysia, hehe...
ReplyDeleteklo aku sih paling demen busana cina,yah abis rame bgt busananya,,
ReplyDeletetapi klo disuruh pake ogah deh,,
aku juga bingung kenapa harus merah yah?
imlek,kawinan,dkk semua merah,,hmm
semuanya bagus, kalau aku milih yang pertama aja d, maksudnya ceweknya he3x
ReplyDeleteindah n inspiratif...
ReplyDeleteyang Indonesia???
eeeee..........................
ReplyDeletebulan sep ini ane mo nikah
kira2 gimana?
yang indo gak ada?
trus klo ada sekalian listing harganya mbak...buat ingo gitu!!
bagus lho gaunnya, Indonesia jarang pake gtuan...
ReplyDeletesimple terus dari doeloe..hehe
eh, neng...dukung saya ya di Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
@b'Alan: terimakasih kembali, bang. Sy senang bang Alan menyukai tulisan ini :)
ReplyDelete@Henny: Iya, Hen.. Mungkin hampir semua pengantin perempuan Asia beranggapan kalau hiasan besar di rambut itu sangat penting.
@kang Enes: kalau mereka berani membajak budaya Batak, bisa-bisa mereka semua jadi tuli, bang. Soalnya suara orang Batak kan keras, terus letaknya lebih dekat dengan mereka. Sekali menjerit, bisa tuli semua penduduk disana. Hahaha...
@Gavin: mungkin warna-warninya yang meriah itulah yang buat orang tertarik, Vin. Sama. Aku juga nggak pede kalau harus pakai sendiri :)
@my blog: waks.. yang ini malah ngincar modelnya. Hahaha
@Poer: nggak mungkin sanggup sob, menampilkan busana pengantin se-Indonesia :) Tapi aku ada posting busana pengantin suku-suku Batak di http://mommymayonnaise.blogspot.com Coba dicek disana :)
@Cuvublagu: Ini khusus yang Asia, sob.. Oh ya, sy nggak jualan tuh. Makanya nggak ada price-list :D
@KKOWP (singkatan oke. Hehehe): Indonesia punya malah lebih ribet, sob..
Wah... telat postingnya!!! coba kalo dulu sebelum saya nikah!!! bisa nyoba gaya salah satu dari mereka!
ReplyDeleteJadi mau kawin lagi he.....
NICE POSTING SOBAT!
wah, saya jadi kepengen kawin cepat2 neh..
ReplyDeleteSunggu Blog yang luar biasa
ReplyDeleteSemuanya saya suka
Terutama rasa cinta budaya yang mengenakannya
posting lebih banyak lagi kawan tentang budaya kita dan yang lainnya, biar kita mengetahui secara keseluruhan tentang ragam budaya kita.
makasih postnya bagus banget...
salam silaturahim ....
Pakaian pengantin India nya cantik banget. Jadi pengen make juga hehehehe... tapi Mia pengen make baju ala putri di negeri dongeng buat nikah nanti hohohoho
ReplyDelete@Kang Dedy: masa' karena lihat baju pengantin jadi pengen nikah lagi, kang? Kalau lihat baju renang jadi pengen berenang juga? Hehe..
ReplyDelete@Ivan: sama saja dengan kang Dedy. Kalau lihat baju penari ballet, kira-kira jadi pengen nari juga nggak, Van? :D
@Mia: selera bisa berbeda-beda, Mia. Yang penting jangan melupakan budaya kita :)
jadi mau merid dua kali neeeh
ReplyDeleteWah keren yah artikelnya...
ReplyDelete:)
sip infonya
tapi kalo menurut aQu sendiri yah..
gaun pengantin warna putih lebih elegant selain memiliki makna yang dalam juga terlihat bersih dan anggun