Tuesday, September 15, 2009

Keep The Fire!

Sebelumnya, aku mau minta maaf dulu karena menghilang selama beberapa hari tanpa kabar berita. Sebenarnya, aku sedang terkena demam Pet Society dan Farmville di Facebook. Jadi, setiap kali membuka laptop, itulah hal pertama yang kucari dan kubereskan. Niatnya mula-mula sih cuma mau main-main sebentar saja, baru buka blog. Eeehh..seringnya malah jadi keterusan. Jadinya, blog ku agak kurang perhatian selama beberapa hari ini.

Sekarang, aku datang lagi dengan sebuah cerita baru. Kali ini mau ambil topik tentang pernikahan dulu ah.
Ada cerita lucu yang biasanya beredar diantara pasangan kekasih ataupun suami istri. Aku yakin banyak diantara kita yang sudah pernah mendengar cerita lucu ini, atau mungkin pula sebagai penciptanya?
Pertama, sebelum menikah:
Sepasang kekasih akan berjalan berdampingan dan saling bergandengan tangan. Ketika si perempuan tersandung batu, kekasihnya akan berkata:
”Ya, ampun. Hati-hati dong, sayang. Mana yang sakit? Coba kulihat dulu..”
Kedua, setelah menikah dan punya anak:
Sepasang suami istri akan berjalan dengan posisi suami berjalan sendirian di depan dan si istri berjalan di belakang sambil memegang tangan anak-anaknya. Ketika si istri tiba-tiba tersandung batu, suaminya berbalik dengan tampang terkejut dan kesal sambil berkata:
”Kenapa kau? Kalau jalan itu pakai mata! Masa itu saja nggak bisa!”

Apakah betul ada perbedaan mendasar yang pasti akan dialami dua orang yang saling mencintai ini, setelah mereka menikah nanti? Sewaktu pacaran saja, katanya dunia ini milik berdua dan orang lain cuma ngontrak saja. Begitu menikah, keadaan jadi terbalik. Pacar yang dulunya mesra, berubah jadi seperti orang lain. Tidak pernah lagi jalan bergandengan, tidak pernah lagi saling memuji dan tidak pernah lagi saling bilang cinta.

Memang kebanyakan pasangan yang sudah menikah akan mulai menggeser ”bumbu romantis” agak semakin ke sudut. Hanya saja tingkat ”tenaga menggeser”nya berbeda-beda. Ada yang benar-benar menggesernya hingga jauh dan memilih untuk melupakan kembali keromantisan berpacaran dulu. Ada juga yang hanya menggeser sedikit saja, dalam artian tidak berniat untuk melupakan sama sekali. Hanya mengurangi saja.

Aku pernah membaca tulisan seorang konsultan pernikahan, ketika ada seorang perempuan yang mengirim surat kepadanya untuk menanyakan solusi atas masalah yang sedang dialaminya. Si istri mengeluh kalau suaminya sekarang sudah tidak tertarik lagi padanya. Karena suaminya sudah tidak pernah lagi bilang ”I Love You”. Tidak pernah lagi mengajak nonton bioskop. Tidak pernah lagi mengajak makan berdua, dan sebagainya. Waktunya selalu habis di kantor. Pulang ke rumah, langsung memilih bermain-main dengan anak mereka sampai kecapekan dan tidur. Atau yang lebih parahnya lagi, ada yang memilih langsung nempel di sofa di depan tv dan menonton chanel olahraga. Si istri? Sehabis menyediakan makan malam untuk suaminya, dibiarkan bengong menonton acara olahraga yang tidak terlalu diminatinya itu.

Si konsultan memberikan jawaban sederhana tapi menurutku sangat masuk akal. Perubahan itu terjadi karena pasangan yang telah menikah memiliki prioritas yang berbeda dari pasangan yang masih pacaran. Ya jelas dong.

Sewaktu masih pacaran, prioritasnya adalah bagaimana agar hubungan yang masih dalam tahap saling mengenal itu bisa sukses. Kalau masing-masing sudah saling menyukai tentunya ingin membawanya ke jenjang pernikahan toh? Untuk itulah baik si laki-laki ataupun perempuan akan selalu berusaha menyenangkan hati pasangannya. Perhatian yang diberikan pun kadang-kadang sangat berlebihan. Saling berkirim sms sampai puluhan kali dalam sehari, hanya untuk menanyakan hal yang sepele saja. Seperti:
”Sudah makan siang, sayang?” (hitungannya 3x sehari, termasuk sarapan dan makan malam)
”Jangan lupa mandinya, sayang.” (minimal 2x sehari, mandi pagi dan sore hari)
Untuk itu saja minimal sudah lima kali sms, belum termasuk balasan-balasan lainnya. Dan pertanyaan yang paling ”mubazir” tapi biasa dilakukan oleh ”yang baru jadi” adalah:
”Lagi ngapain, sayang?” (ya ampun, pertanyaan itu bisa punya banyak jawaban. Dan akhirnya pembicaraan lewat sms ini pun bertambah panjang dan ngalur ngidul. Tapi keduanya tidak keberatan kalau tagihan ponsel selalu membengkak)

Berbeda kalau sudah menikah. Berhubung karena sudah tinggal satu rumah, tidak perlu lah lagi menanyakan pertanyaan-pertanyaan ”perhatian (+) tapi ide (-)” seperti itu. Toh sudah bisa lihat langsung sehari-hari. Tagihan telepon pun tak perlu lagi membengkak, karena kalau ada yang perlu ditanyakan tinggal tunggu pasangan pulang kembali ke rumah. Tapi, unsur ”perhatian”nya jadi terkesan berkurang.

Sebenarnya asyik juga menuliskan semuanya disini, tapi kalau kepanjangan bisa jadi membosankan. Aku coba ambil satu contoh lagi saja ya. Tentang sudah jarangnya kesempatan untuk bisa makan berdua. Tidak perlu pakai acara ”candle light dinner”

segala, cukup hanya makan berdua saja, seperti waktu masih pacaran dulu. Tapi, sesudah menikah kebiasaan itu sepertinya sudah lumayan jarang, apalagi kalau sudah punya anak. Yang ada ya makan bertiga, dengan si pengganggu mungil yang selalu minta diladeni.

Kesimpulannya, walaupun menyebalkan, romantika berpasangan memang harus berubah. Suka atau tidak suka. Kita tidak mungkin mengharapkan indahnya masa pacaran akan tetap berlangsung dengan intensitas yang sama setelah menikah. Tapi kita tetap bisa menjaga agar apinya tidak padam. Hanya saja, mungkin bentuknya yang agak mengalami perubahan. Kalau waktu pacaran, apinya seperti api unggun yang cenderung liar. Setelah menikah, apinya mungkin ditempatkan dalam perapian yang lebih stabil dan nyaman. Tapi tetap saja, apinya masih ada kan? Yang penting tetap saling cinta, saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

PS: Ini bukan konsultasi resmi pernikahan ya. Hanya dilihat dari sudut pandang seorang istri. Hahaha... Sekarang, aku mau main Pet Society dulu nih. Nanti sore baru blogwalking.

5 comments:

  1. ea,klo mbak lagi demam game facebook ,aq lagi demam game psp..wakaka jadi males juga deh,,
    tapi emank kebanyakan gitu yah,,ga jauh2 bokap aq juga kek gitu..
    tapi ga ampe parah2 bgt seh,,buktinya bokap nyokap tetep harmonis aja tuh,,malah kompak bener klo marain hue2...

    ReplyDelete
  2. eee... waktu lewat di sebuah gang sempit.. aku dengar orang bertengkar...dengan jelas aku mendengar...
    katanya begini....

    katanya dulu abang cinta adek ...katanya dulu abang sayang adek....tapi kini kok abang tinggalin adek...

    dan ada sebuah jawaban yang terdengar gini....PERSETAN DEH DULU....MAKAN TUH DULU......dan aku langsung....bilang eeeeheeeeem....
    dan ternyata eee.heeem nya aku kedengaran ....seorang lelaki telanjang dada bertato keluar... sambil teriak ....sialan lo....ikut campur aje lo.....

    hiaaaaa....aku langsung cabuuuuuuut...ngacir...

    dan keesokan harinya..ternyata ketemu ama lelaki bertato tadi....dan dia berkata....APE LO....ntar gua matiin lo....

    katanya ..ntar...he...he...ntar yeee...lucu deh..

    ReplyDelete
  3. aduh..
    postingannya ini. bikin henny sedikit bergidik ngeri. semoga aja kalo henny nanti merid ga bakal jadi kayak gitu. amiiin..

    ReplyDelete
  4. itulah kebenarannya,sewaktu bercinta seperti raja dan permaisuri tapi bila dah menikah raja kekal raja, permaisuri sekedar jadi pembantu... ini yang banyak sekali terjadi.tapi saya tak dapat komen panjang sebab belum menikah... hehe

    terima kasih risma, membaca posting ini menghadirkan idea ntuk saya menulis sesuatu yang kritis.

    ReplyDelete
  5. setuju mbak... suka heran deh, harusnya kalo menikah itu bisa bikin lebih romantis, soalnya kan dah bisa buat yayang2an n mesra2an tanpa takut dosa, malah berpahala. Kok banyak pasangan yg romantisan dan yayang2an pas pacaran ya, padahal itu gudangnya dosa. Emang bener kata Nabi ya, kalo perbuatan dosa dibikin semanis madu ma setan sedangkan perbuatan yang berpahala di bikin pahit ma setan. makanya orang doyan ngelakuin hal2 yg masih di cap dosam ma Tuhan waktu pacaran (berduaan aja dah dosa,,, ughhhh). Pas udah sah suami istri eeeeh pasangan malah dicuekin.

    herman aku herman...

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff