Friday, August 7, 2009

Dipaksa Jadi Paranormal

Tadi malam aku menonton sebuah acara dari chanel luar negeri yang menceritakan tentang beberapa orang remaja putri yang terlahir dengan bakat alami sebagai ”Psychic” atau paranormal.

Setelah menonton acara ini, kesimpulannya aku bukannya merasa kagum atau takjub dengan bakat alami yang mereka miliki itu. Sebaliknya, aku cenderung merasa kasihan. Disaat banyak orang pada masa kini yang mendambakan kemampuan khusus menjadi paranormal ini dengan belajar (bahkan sampai menipu), paranormal muda itu lebih beranggapan kalau bakat yang mereka miliki itu adalah kutukan.

Hampir setiap saat mereka melihat ”sosok-sosok tidak nyata” yang muncul di hadapan mereka tanpa diminta. Tak jarang mereka menemui roh-roh itu muncul dengan penampilan yang menyeramkan. Biasanya, kalau hal ini terjadi, mereka akan menjerit histeris karena ketakutan. Karena mereka merasa kalau roh-roh itu tahu mereka bisa melihatnya dan berniat mencelakakan mereka.

Pengalaman yang tidak menyenangkan ini membuat mereka tumbuh menjadi remaja yang introvert, karena takut kalau ada orang yang mengetahui bakat mereka itu dan menganggapnya gila. Mereka juga cenderung menjadi anak yang penakut, karena hampir setiap saat melihat roh-roh yang menyeramkan.

Ini juga membuat ibu mereka ikut menderita. Bagaimana tidak menderita, kalau mereka sering melihat anaknya menjerit histeris ketakutan dan tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Hampir semua ibu-ibu itu sepakat untuk tidak membawa anak mereka ke psikiater dengan alasan mereka tidak ingin anak-anaknya menjadi kelinci percobaan dalam penelitian-penelitian ilmiah.

Akhirnya, mereka bersepakat untuk meminta bantuan kepada seorang paranormal dewasa yang sudah berpengalaman, untuk membantu paranormal muda itu mengenal dan menguasai bakat alami mereka tersebut. Diharapkan, mereka tidak perlu merasa takut lagi tapi bisa menggunakan bakat itu untuk menjaga dirinya sendiri. Dan paranormal itu memberi bantuan untuk mempelajari tentang penguasaan itu dengan mengajak mereka mengunjungi rumah-rumah yang diketahui memiliki ”roh-roh” di dalamnya.

Ia mengajari mereka cara mengendalikan diri agar tidak perlu takut kalau ada diantara roh yang mereka lihat itu berusaha menakut-nakuti. Pada intinya dia berusaha meyakinkan mereka, kalau mereka berada dalam posisi yang lebih kuat daripada roh-roh itu. Jadi merekalah yang seharusnya menguasai roh, bukan sebaliknya.

Aku sendiri juga pasti tidak akan tahu harus berbuat apa, seandainya saja aku menjadi salah seorang diantara ibu-ibu itu, yang memiliki anak dengan bakat alami sebagai paranormal. Aku bisa memahami latar belakang mereka memutuskan untuk tidak membawa anak-anak mereka ke psikiater, karena pasti menyedihkan melihat anak sendiri dijadikan objek penelitian yang tidak pasti kapan akan berakhir dan apakah akan mendapat kesimpulan yang masuk akal. Sehingga mereka memilih untuk berpaling pada ”orang lain yang memiliki bakat seperti anak mereka” hanya saja sudah lebih berpengalaman dalam hal ini. Dengan begitu, ibu-ibu ini berharap anak-anak mereka bisa ”berdamai” dengan bakat alami yang bakal mereka miliki seumur hidup itu. Sehingga penderitaan dan tekanan yang mereka hadapi bisa berkurang.

Ada atau tidaknya penjelasan yang masuk akal tentang ”manusia paranormal” ini, mungkin masih belum bisa dipastikan. Tapi aku juga yakin kalau masih banyak hal-hal lain di muka bumi ini yang masih belum bisa dijelaskan dengan masuk akal dan paranormal adalah salah satu diantaranya. Selogis apapun penjelasan yang diberikan oleh ilmuwan paling skeptis sekalipun, atau mungkin penjelasan paling religius yang diberikan oleh ahli agama yang paling religius sekalipun, tidak akan bisa memberikan penjelasan yang bisa diterima secara bulat oleh semua orang di dunia ini. Setiap orang akan memilih untuk menerima penjelasan yang sesuai dengan latar belakang pemikirannya tentunya. Orang yang skeptis akan menerima penjelasan dari si ilmuwan. Sementara yang religius akan menerima penjelasan dari si ahli agama.


Aku tidak menuliskan hal ini untuk membahas tentang okultisme dan sejenisnya, jadi tidak perlulah memberi komentar yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Aku hanya menyoroti tentang bagaimana perasaan dan cara hidup mereka-mereka yang “dipaksa oleh alam” untuk menjadi paranormal. Dan bagaimana mereka berjuang untuk bisa hidup dengan bakat itu, tanpa harus merasa ketakutan seumur hidupnya. Dan di atas semua itu, aku percaya dengan pepatah yang mengatakan : Everything happens for a reasons. Termasuk juga dunia paranormal ini. Hanya saja kita mungkin masih belum bisa menemukan alasan yang tepat untuk untuk yang satu ini.

5 comments:

  1. hmm..actually saya punya ponakan yang begitu tuh...
    kayaknya kita harus tetap menerima anak2 yg spesial ini apa adanya.
    Itu kan sebenarnya bakat atau kelebihan mereka, jangan dianggap "aneh" atau dikucilkan...

    ReplyDelete
  2. entah bohong atau tidak, temanku juga ada yang seperti film di itu..

    katanya sih udah dari kecil dia bisa melihat hal yg tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang,, [makhluk halus maksudnya]

    ReplyDelete
  3. persoalan ini barangkali sangat ritual, tapi secara moralnya kita kesian. karna ini bukan sahaja satu kelebihan buat empunya diri tapi juga bisa menimbulkan trauma psikologi yang berkelanjutan jika dia tidak punya kemahuan ke arah itu. Hal ini bukan mudah untuk ditolak, memungkinkan juga satu krisis dalam diri; antara kelebihan dan terpaksaan...sungguh tidak adil..

    ReplyDelete
  4. henny pernah bertemu dengan beberapa orang yang punya bakat sebagai paranormal. nggak ada bedanya dengan kita kok, kelihatan luarnya sama aja. jadi nggak perlu dibeda-bedakan

    ReplyDelete
  5. kalo saya gak punya bakat apa-apa mbak hehe apa lagi indra ke-6 kayak gitu, yang ada sih kalo kata bahasa sunda 'bakat kubutuh' which is yang artinya 'karena butuh aja' xixixixi

    tapi saya sepakat dan setubuh juga dengan 'Everything happens for a reasons' :D

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff