Apa yang bisa didapatkan dari kesediaan mendonorkan darah secara rutin? Ada yang tahu? Iya! Mendonorkan darah. Biasanya bisa dilakukan di Palang Merah Indonesia terdekat. Memangnya ada keuntungannya?
Ada. Dan keuntungan yang didapatkan lumayan besar.
Hari Minggu kemarin, aku menemani suamiku ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia di Kampung Durian, Medan. Dia mau mengikuti jejak temannya yang sudah bertahun-tahun mendonorkan darah secara rutin ke PMI setiap enam bulan sekali. Dan tentu saja, PMI dengan senang hati akan menerimanya. Semakin banyak orang yang menyumbangkan darah dengan sukarela, tentunya akan semakin baik toh?
Ada. Dan keuntungan yang didapatkan lumayan besar.
Hari Minggu kemarin, aku menemani suamiku ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia di Kampung Durian, Medan. Dia mau mengikuti jejak temannya yang sudah bertahun-tahun mendonorkan darah secara rutin ke PMI setiap enam bulan sekali. Dan tentu saja, PMI dengan senang hati akan menerimanya. Semakin banyak orang yang menyumbangkan darah dengan sukarela, tentunya akan semakin baik toh?
Temannya itu mengatakan kalau dia sudah secara rutin mendonorkan darah, karena dengan itu berarti tubuh kita melakukan pencucian darah secara alami dan hampir bebas resiko. Karena sesudah darah kita diambil, maka tubuh akan memproduksi darah baru lagi, yang lebih bersih tentunya. Sementara darah yang lama, akan diproses lagi dan diberikan ke orang-orang yang membutuhkannya. Untuk yang memiliki masalah obesitas, donor darah juga bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan, asal dilakukan secara teratur. Ini bukan informasi kacangan lho. Teman suamiku itu mendapatkan informasi ini dari seorang dokter.
Dan ada temannya yang sudah mengalami penyakit asam urat, hanya dengan dua kali donor darah dalam setahun (per-enam bulan) saja, penyakitnya sudah mulai membaik. Apalagi yang ada masalah berat badan. Daripada menahan diri dalam makanan, apalagi sampai minum obat pelangsing yang berbahaya. Lebih baik jadi donor darah toh? Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga sekaligus membantu orang lain yang membutuhkan darah. Dan semua itu bisa dikatakan tanpa resiko.
Inilah yang membuat suamiku bersemangat untuk mendonorkan darahnya. Biarpun sebenarnya dia sangat anti dengan jarum suntik. Tapi ternyata ada suatu hal yang sangat mengganjal di pikiran ketika mendatangi kantor PMI. Tempatnya kotooorrrrrrr sekali.....
Ini beberapa gambar yang kuambil disana, dengan menggunakan handphone.
Pintu masuknya terlihat kumuh dan berdebu tebal. Pintunya yang terbuat dari kaca, hanya ditutup dengan tirai renda yang sudah tidak ketahuan lagi warnanya, lengkap dengan robekan di bagian bawah. Ampun deh.
Di ruang tunggu, hanya ada tempat duduk dari marmer, untuk menunggu giliran. Dan tempat duduk ini juga kotornya bukan main. Di bagian bawahnya, debu dan sampah bertebaran, padahal kami datang kesana masih lumayan pagilah, sehabis sarapan. Tapi suasana tempat itu sudah kotor.
Lalu ada meja yang berfungsi untuk pemeriksaan awal. Karena sebelum mendonorkan darah, tentu saja ada pemeriksaan untuk menentukan apakah orang tersebut layak untuk mendonorkan darah, sekaligus mengecek golongan darah. Di meja ini, ada tempat kapas yang aku kurang yakin, steril atau tidak. Jarum untuk menusuk ujung jari memang disimpan di satu wadah, yang sudah terlihat buram. Lalu ada sebuah baskom kecil berisi cairan kimia tertentu yang keruh, tempat mencuci kaca preparat bekas mengecek darah. Dan yang pasti, meja ini berdebu dan tidak terlihat steril.
Dan inilah zona pasiennya. Bisa lihat sendiri atau harus dijelaskan lagi? Di meja dekil dan berdebu itulah dia mengurus kantong darah lengkap dengan jarumnya. Disamping alat pengukur tekanan darah itu adalah tempat kapas dan botol putih di sampingnya itu adalah tempat alkohol. Dan lihatlah keadaan di bagian bawah mejanya itu. Ya ampun, sampahnya berada di luar tempat sampah! Kelihatan nggak debunya? Sebenarnya, di lantai bawah tempat tidur itu banyak sekali bercak-bercak kehitaman. Aku nggak yakin sekali sih, tapi sepertinya itu bercak darah yang sudah lama. Dan tidak dibersihkan!
Dan saudara-saudara, inilah inti utama alias jiwa dari Unit Transfusi Darah PMI ini, alat untuk menghisap darah secara otomatis. Gambar ini kuambil dari dekat dan lihatlah kondisinya yang menyedihkan! Alat itu berdebu dan penuh kertas sampah!! Sebenarnya alatnya kecil kok dan membersihkannya pasti tidak repot. Tapi sepertinya, tugas itu masih dianggap terlalu berat untuk mereka yang bertugas menjaga tempat itu. Di lantai bawah, sepertinya bisa terlihat bercak darah lama yang kuceritakan tadi. Kelihatan nggak?
Tulisan ini bukan untuk mengejek PMI. Sungguh! Tapi menurutku, kualitas kebersihan di Unit Transfusi Darah itu seharusnya paling tidak menyamai kualitas kebersihan di klinik dokter dong. Karena mereka juga menggunakan alat-alat medis disana. Orang-orang datang kesana itu rentan terkena infeksi. Sedangkan tempat yang bersih sekalipun masih belum tentu bisa dianggap steril, apalagi yang kotor dan dekil seperti ini? Bagaimana orang bisa bersemangat datang untuk mendonorkan darah? Salah-salah malah nanti terkena penyakit lagi.
Fasilitas kesehatan seharusnya menjadi teladan bagi orang yang datang kesana. Keadaan tempat yang bersih, meskipun harus berbau karbol, adalah pendukung yang paling utama. Khususnya untuk alat-alat yang akan dipergunakan untuk kepentingan mendonor darah. Apalagi mesinnya itu. Adduuhhh...sampai sekarang, aku masih tidak habis pikir melihatnya. Kesannya jadi tidak steril dan sudah pasti tidak profesional. Menurutku, PMI harus segera berbenah diri, apalagi tugas mereka sangat mulia. Yaitu memastikan selalu tersedianya suplai darah untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Dan kalau masalah kebersihan seperti ini tidak dibenahi dengan baik, bagaimana orang mau datang secara sukarela untuk mendonorkan darah?
Dan ada temannya yang sudah mengalami penyakit asam urat, hanya dengan dua kali donor darah dalam setahun (per-enam bulan) saja, penyakitnya sudah mulai membaik. Apalagi yang ada masalah berat badan. Daripada menahan diri dalam makanan, apalagi sampai minum obat pelangsing yang berbahaya. Lebih baik jadi donor darah toh? Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga sekaligus membantu orang lain yang membutuhkan darah. Dan semua itu bisa dikatakan tanpa resiko.
Inilah yang membuat suamiku bersemangat untuk mendonorkan darahnya. Biarpun sebenarnya dia sangat anti dengan jarum suntik. Tapi ternyata ada suatu hal yang sangat mengganjal di pikiran ketika mendatangi kantor PMI. Tempatnya kotooorrrrrrr sekali.....
Ini beberapa gambar yang kuambil disana, dengan menggunakan handphone.
Pintu masuknya terlihat kumuh dan berdebu tebal. Pintunya yang terbuat dari kaca, hanya ditutup dengan tirai renda yang sudah tidak ketahuan lagi warnanya, lengkap dengan robekan di bagian bawah. Ampun deh.
Di ruang tunggu, hanya ada tempat duduk dari marmer, untuk menunggu giliran. Dan tempat duduk ini juga kotornya bukan main. Di bagian bawahnya, debu dan sampah bertebaran, padahal kami datang kesana masih lumayan pagilah, sehabis sarapan. Tapi suasana tempat itu sudah kotor.
Lalu ada meja yang berfungsi untuk pemeriksaan awal. Karena sebelum mendonorkan darah, tentu saja ada pemeriksaan untuk menentukan apakah orang tersebut layak untuk mendonorkan darah, sekaligus mengecek golongan darah. Di meja ini, ada tempat kapas yang aku kurang yakin, steril atau tidak. Jarum untuk menusuk ujung jari memang disimpan di satu wadah, yang sudah terlihat buram. Lalu ada sebuah baskom kecil berisi cairan kimia tertentu yang keruh, tempat mencuci kaca preparat bekas mengecek darah. Dan yang pasti, meja ini berdebu dan tidak terlihat steril.
Dan inilah zona pasiennya. Bisa lihat sendiri atau harus dijelaskan lagi? Di meja dekil dan berdebu itulah dia mengurus kantong darah lengkap dengan jarumnya. Disamping alat pengukur tekanan darah itu adalah tempat kapas dan botol putih di sampingnya itu adalah tempat alkohol. Dan lihatlah keadaan di bagian bawah mejanya itu. Ya ampun, sampahnya berada di luar tempat sampah! Kelihatan nggak debunya? Sebenarnya, di lantai bawah tempat tidur itu banyak sekali bercak-bercak kehitaman. Aku nggak yakin sekali sih, tapi sepertinya itu bercak darah yang sudah lama. Dan tidak dibersihkan!
Dan saudara-saudara, inilah inti utama alias jiwa dari Unit Transfusi Darah PMI ini, alat untuk menghisap darah secara otomatis. Gambar ini kuambil dari dekat dan lihatlah kondisinya yang menyedihkan! Alat itu berdebu dan penuh kertas sampah!! Sebenarnya alatnya kecil kok dan membersihkannya pasti tidak repot. Tapi sepertinya, tugas itu masih dianggap terlalu berat untuk mereka yang bertugas menjaga tempat itu. Di lantai bawah, sepertinya bisa terlihat bercak darah lama yang kuceritakan tadi. Kelihatan nggak?
Tulisan ini bukan untuk mengejek PMI. Sungguh! Tapi menurutku, kualitas kebersihan di Unit Transfusi Darah itu seharusnya paling tidak menyamai kualitas kebersihan di klinik dokter dong. Karena mereka juga menggunakan alat-alat medis disana. Orang-orang datang kesana itu rentan terkena infeksi. Sedangkan tempat yang bersih sekalipun masih belum tentu bisa dianggap steril, apalagi yang kotor dan dekil seperti ini? Bagaimana orang bisa bersemangat datang untuk mendonorkan darah? Salah-salah malah nanti terkena penyakit lagi.
Fasilitas kesehatan seharusnya menjadi teladan bagi orang yang datang kesana. Keadaan tempat yang bersih, meskipun harus berbau karbol, adalah pendukung yang paling utama. Khususnya untuk alat-alat yang akan dipergunakan untuk kepentingan mendonor darah. Apalagi mesinnya itu. Adduuhhh...sampai sekarang, aku masih tidak habis pikir melihatnya. Kesannya jadi tidak steril dan sudah pasti tidak profesional. Menurutku, PMI harus segera berbenah diri, apalagi tugas mereka sangat mulia. Yaitu memastikan selalu tersedianya suplai darah untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Dan kalau masalah kebersihan seperti ini tidak dibenahi dengan baik, bagaimana orang mau datang secara sukarela untuk mendonorkan darah?