Malam ini...
VOTE for EARTH!
Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita. Bergabunglah bersama dengan semua orang di seluruh penjuru dunia ini. Tunjukkan keperdulian kita dalam bentuk yang paling sederhana. Bahwa kita mendukung penggunaan lampu listrik yang hemat energi. Belajar untuk menghemat pemakaian energi demi menghargai bumi yang sudah memberi kita begitu banyak hal. Tunjukkan kalau kita perduli. Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita...
Pada hari ini, Sabtu, tanggal 28 Maret 2009, mulai dari pukul 20.30 WiB-21.30 WiB.
Vote for Earth....
VOTE for EARTH!
Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita. Bergabunglah bersama dengan semua orang di seluruh penjuru dunia ini. Tunjukkan keperdulian kita dalam bentuk yang paling sederhana. Bahwa kita mendukung penggunaan lampu listrik yang hemat energi. Belajar untuk menghemat pemakaian energi demi menghargai bumi yang sudah memberi kita begitu banyak hal. Tunjukkan kalau kita perduli. Hanya satu jam saja... Padamkan semua lampu listrik di rumah kita...
Pada hari ini, Sabtu, tanggal 28 Maret 2009, mulai dari pukul 20.30 WiB-21.30 WiB.
Vote for Earth....
Hai Hutabarat, dikau punya nama panjang betul, tapi merdu di telinga. Beta kasih ucap terima kasih so masukkan beta pu blog dalam daftarmu. Boleh tau apa yang menarik dari beta pu blog??
ReplyDeleteSoal listrik ini, kalau bisa sih hemat sehemat-hematnya. Jangan cuma rame2, ikut arus, tapi harus jadi sikap hidup kitorang semua, bukan?
Beta selalu ingat masa kecil di kampung, Flores Timur, 80an-90an, yang tidak punya listrik. Malam gelap, kita bisa lihat bulan, bintang-gemintang, awan menggoda bulan, lihat kunang-kunang, dan macam-macam lagi. Penerangan pakai lampu minyak tanah, kadang-kadang petromaks (stromking).
Yah, dipikir-pikir orang kotalah yang boros listrik. Iklan-iklan bercahaya, AC sedot listrik, cuci pakai listrik, masak pakai listrik... dan seterusnya.
Salam kenal ya untuk Risma, suami, dan si kecil.
bernie
Surabaya
Horas bang Bernie, terimakasih sudah kasih comment di blok sy yang sederhana ini. Salam kenal dari Medan ya..
ReplyDeleteSy tidak sengaja menemukan blok abang, waktu sy lagi goggling 'download mp3 rohani' ternyata blog abang juga ditampilkan sebagai hasilnya. Sy lihat ada banyak sekali tulisan2 disitu yang tidak hanya sekedar tulisan asal jadi. Memang sy belum sempat membaca semuanya, tapi sy memang berniat untuk membaca semuanya :).
Kalau soal hemat listrik, saya setuju sekali pendapat abang, kalau hemat listrik memang harus dijadikan kebiasaan hidup. Masalahnya, kadang-kadang kita justru harus terbawa arus dulu untuk bisa menjadikan hal itu kebiasaan.
Memang benar, orang kotalah yang terhitung boros memakai listrik. Pemakaian terbesar bukanlah dari iklan atau pemakaian lampu-lampu jalan, melainkan pemakaian listrik rumah tangga (seperti AC, mesin cuci ataupun oven listrik). Tapi di masa sekarang ini, masyarakat menganggap kalau barang-barang elektronik itulah yang bisa dijadikan sebagai simbol kemajuan, simbol kepraktisan dan bagi sebagian orang juga menjadi simbol prestise. Soal biaya listrik yang membludak tidak menjadi masalah baginya. Dia tidak merasa perlu untuk berhemat, karena menurutnya dia selalu bisa membayar sebanyak apapun tagihan PLN yang mampir ke rumahnya. Pada intinya bisa dikatakan kalau masyarakat tidak perdulu, selama dia masih bisa membayar. Dan hal ini, tidak bisa kita bendung. Kita hanya bisa saling mengingatkan satu sama lain, mengenai akan dilakukan atau tidak, itu semua kembali kepada kesadaran masing-masng. Iya kan?
Karena itulah saya melihat kalau ada pesan yang bisa dibagikan oleh program Earthhour ini. Program ini adalah contoh paling sederhana, untuk melihat bagaimana tanggapan masyarakat tentang 'penghematan energi'. Caranya tidak rumit. Cukup dengan mematikan semua bola lampu listrik selama sejam saja. Hanya bola lampu. Kulkas, TV, AC, dan alant elektonik lainnya tetap bisa dinyalakan. Nah, kalau hanya sekedar memadamkan lampu selama sejam saja sudah sulit dilaksanakan, bagaimana dengan program besar untuk hemat energinya?? Bagaimana mungkin kita bisa membiasakan diri untuk berhemat listrik sehari-hari, kalau hanya untuk berhemat listrik selama sejam untuk satu hari saja tidak bisa??
Contoh yang paling dekat sudah saya alami sendiri, bang. Saya mencoba menampilkan program Earthhour ini sebagai status di Facebook saya, lalu saya menunggu apa yang akan menjadi komentar dari rekan-rekan yang saya kenal. Apakah ada dukungan? Tidak ada bang. Nihil! Yang ada mereka malah berkomentar seperti ini:
- Medan sudah ada pemadaman bergilir kok. Kadang sampai 8 jam perhari
(Memang dulu ada pemadaman PLN 8 jam per hari, tapi sekarang sudah tidak lagi. Masalahnya, bukan soal pemadaman, tapi niatnya untuk memadamkan dalam rangka penghematan energi. Bukan karena terpaksa, toh?)
- Nantilah, kalau aku ingat
(Jadi, kalau dia tidak ingat, bagaimana? Berarti dia tidak perduli kan? Kalau untuk berhemat satu jam saja dia tidak perduli, bagaimana bisa menjadikan hemat energi itu sebagai kebiasaan hidup?)
Hanya itulah komentar yang saya terima. Menyedihkan. Program Earthhour ini sama sekali tidak mengeluarkan biaya, tidak merepotkan. Perbuatan sederhana yang menurut sy bisa dilaksanakan, akan sangat bermanfaat. karena kita bisa melihat, bahwa ternyata semua penghuni bumi ini juga perhatian terhadap hal ini. Bahwa semua kita perduli. Pasti secara psikologis akan mendorong setiap orang untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Program ini hanya sebagai stimulan. Tapi ternyata sangat sulit untuk mengajak rekan-rekan kita untuk bergabung dan mewujudkannya.
Bagaimana dengan abang sendiri? Bergabung atau tidak? :)
Blog sy ini sederhana, kapan ada waktu, abang jangan sungkan berkunjung dan memberi komentar ya. Sy pasti bisa balajar banyak dari komentar orang lain.
Terimakasih bang Bernie.
Sekali lagi, salam kenal ya..
Risma