Chain adalah seorang pemuda yang kecanduan obat bius. Dia memiliki seorang kekasih bernama Som yang bekerja di sebuah bioskop modern. Chain dan Som berpisah, karena kebiasaan buruk Chain yang mengkonsumsi obat bius telah menyebabkan perilakunya menjadi seorang pemarah yang sering bersikap kasar. Chain bahkan menggadaikan barang-barang kekasihnya itu, sehingga uangnya bisa dipergunakan untuk membeli obat bius.
Setelah putus dari Som, Chain tinggal bersama abangnya, Yod, yang juga pecandu obat bius. Mereka berdua telilit utang dengan salah seorang bandar. Karena tidak memiliki apapun lagi yang bisa dijual, Chain dan abangnya mencari cara untuk bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Mereka berencana untuk mencuri pita film baru yang masih akan ditayangkan di bioskop. Dan mereka akan menjual film yang masih belum tayang itu kepada orang lain, sebelum ditayangkan di bioskop. Pasti ada yang akan membeli mahal untuk pita asli film itu.
Ternyata, bandar narkoba yang memberi pinjaman bagi mereka juga setuju akan rencana tersebut. Mereka berniat untuk memperbanyak sendiri pita film itu dan akan menggandakannya sendiri. Maka, tugas Chain dan abangnya adalah untuk mencuri pita film itu. Film yang mereka incar adalah sebuah film horor berjudul: Hantu Gentayangan.
Ternyata mencurinya cukup sulit, akhirnya abangnya berencana untuk menonton film itu sediri pada suatu malam, ketika bioskop sudah tutup. Dia membawa handy cam pribadi untuk merekamnya. Chain bertugas untuk masuk ke ruang tempat penyimpanan film dan memutarkannya di salah satu studio, dimana abangnya sudah menunggu dengan handy camnya. Namun, ternyata Chain tertidur selama film itu diputar.
Keesokan paginya ia terbangun dan menemukan kalau abangnya sudah tidak ada lagi disana dan meninggalkan handycam nya didalam studio. Di dalam rekaman handycam itu, Chain melihat abangnya menjerit-jerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke satu arah yang tidak tampak pada layar handycam. Sisa rekaman didalamnya kemudian rusak.
Chain mulai mencari-cari kemana abangnya berada tapi tidak ditemukan juga. Abangnya lenyap begitu saja.
Pada suatu malam, Chain kembali ke bioskop itu setelah tutup, untuk menyelidiki kembali. Dia lalu menonton kembali film Hantu Gentayangan itu dan mencoba mencari tahu apa yang membuat abangnya begitu ketakutan. Film itu mengisahkan tentang seorang nenek tua gila yang tinggal di sebuah rumah tua di suatu desa terpencil. nenek itu menjadi gila karena rumahnya terbakar dan kelima anaknya yang masih kecil juga tewas terbakar. Nenek tua itu lalu menculik anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggalnya untuk dijadikan anaknya sendiri. Anak-anak itu begitu ketakutan melihat sosoknya yang mengerikan karena luka bakar. Maka dia mencongkel mata mereka, agar mereka tidak perlu takut lagi melihat wajahnya. Begitu menyadari hal itu, para tetangga menyerbu ke rumahnya dan menggantungnya hingga tewas untuk membalas dendam.
Chain tidak merasa terlalu aneh dengan jalan cerita film itu. Sampai kemudian dia mendengar ada suara-suara yang tak wajar didalam studio itu. Dia mengira kalau itu adalah abangnya dan mulai berteriak-teriak memanggilnya, namun tidak ada jawaban. Lalu dia menghubungi ponsel abangnya itu. Terdengar nada dering handphone di salah satu tempat di dalam studio itu. Chain mulai mencari di sela-sela bangku, tetapi tidak ada apapun. Sementara, suara dering ponsel itu terdengar sangat dekat.
Di layar, film yang tadi ditontonnya terputar sendiri dan mulai tayang kembali. Dan dalam film itulah Chain melihat mayat abangnya berada. Matanya sudah tercongkel dan berlumuran darah. Di tangannya terlihat ponselnya sedang menyala, seperti ada seseorang yang sedang menghubunginya. Begitu Chain memutuskan panggilannya, ponsel ditangan abangnya itu pun mati.
Chain begitu ketakutan dan buru-buru lari dari tempat itu. Dia menyambar ranselnya dan kembali ke rumah. Tanpa dia sadari, ternyata bukan hanya ranselnya yang dibawanya, tetapi roh nenek gila yang dilihatnya tadi di film itu juga ikut menggandul di ranselnya. Sejak saat itu, Chain pun selalu dihantui dimanapun dia berada.
Dari penyelidikan di internet, dia mengetahui adanya sebuah kisah yang mirip dengan alur film tersebut. Dia melakukan penyelidikan ke sebuah rumah terpencil tempat seorang nenek gila yang menculik anak-anak dan mencongkel matanya. Ternyata memang kisah itulah yang mengilhami para kru Hantu Gentayangan sehingga mem-film kannya.
Namun, dari keterangan dokter disana, ternyata nenek itu tidak mati. Dia sempat diselamatkan dari massa yang mengamuk itu, kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Chain melihat kalau wajah nenek itu sama sekali tidak mirip dengan wajah hantu yang mengejar-ngejarnya selama ini.
Setelah menyelidiki lebih jauh, akhirnya Chain menemukan kalau ternyata hantu itu adalah arwah seorang artis yang semasa hidupnya memerankan tokoh nenek gila si penculik anak itu. Namun ada kecelakaan ketika proses syuting sedang berlangsung. Chain menemukan rekaman asli nya yang belum diedit.
Rekaman itu menunjukkan kalau ternyata artis yang mereka pilih untuk memerankan si nenek ini, sama sekali tidak memiliki bakat akting. Pada suatu scene dimana tokoh si nenek digambarkan digantung sampai mati oleh penduduk desa, tampak si sutradara marah-marah kepada si artis. Karena aktingnya ketika digantung, lebih mirip orang yang ketakutan daripada orang yang akan mati. Ketika ditanya kenapa, si artis menyatakan kalau dia takut tali yang dipakai akan benar-benar membunuhnya. Percuma saja para kru film meyakinkan kalau tali itu tidak akan putus. Si artis tetap saja takut.
Akhirnya, sutradara memberikan kesempatan terakhir kepadanya. Kalau kali ini dia tidak juga bisa memberikan akting yang baik, maka dia akan dipecat. Si artis memohon-mohon agar tidak dipecat dan berjanji akan berusaha dengan baik.
Ketika pengambilan gambar, ternyata si artis berhasil. Aktingnya benar-benar bagus. Sepertinya dia benar-benar tercekik, sehingga tangan dan kakinya menggapai-gapai kesana kemari sambil memegang lehernya. Para kru terpana dan memuji-muji aktingnya. Bahkan wajah si artis di close up untuk menunjukkan ekspresinya yang benar-benar seperti nyata. Beberapa lama kemudian si sutradara meneriakkan 'Cut'.
Tapi, ternyata si artis masih tetap menggelepar, sampai sutradara meneriakkan 'Cut' berkali-kali. Akhirnya mereka menyadari, kalau tali pengaman yang mencegah agar si artis itu tidak benar-benar tercekik telah putus. Dan adegan yang mereka rekam tadi adalah benar-benar nyata. Si artis itu benar-benar tercekik. Dan akhirnya meninggal di lokasi syuting.
Arwahnya kemudian memburu setiap orang yang menonton adegan yang menampilkan dia tewas tergantung itu. Dia menganggap setiap orang yang menonton adegan itu memang benar-benar menginginkan dia mati. Dia dendam terhadap para kru film yang dianggapnya sengaja memutuskan tali pengaman itu, sehingga dia benar=benar mengalami kejadian kematian itu.
Yang paling tragis, para kru film tetap memasukkan potongan rekaman itu ke film asli yang akan ditayangkan di bioskop. Maka, semua penonton yang menonton film itu akan mati dan langsung ikut masuk ke adegan film dan menjadi hantu gentayangan disitu.
PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih
Setelah putus dari Som, Chain tinggal bersama abangnya, Yod, yang juga pecandu obat bius. Mereka berdua telilit utang dengan salah seorang bandar. Karena tidak memiliki apapun lagi yang bisa dijual, Chain dan abangnya mencari cara untuk bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Mereka berencana untuk mencuri pita film baru yang masih akan ditayangkan di bioskop. Dan mereka akan menjual film yang masih belum tayang itu kepada orang lain, sebelum ditayangkan di bioskop. Pasti ada yang akan membeli mahal untuk pita asli film itu.
Ternyata, bandar narkoba yang memberi pinjaman bagi mereka juga setuju akan rencana tersebut. Mereka berniat untuk memperbanyak sendiri pita film itu dan akan menggandakannya sendiri. Maka, tugas Chain dan abangnya adalah untuk mencuri pita film itu. Film yang mereka incar adalah sebuah film horor berjudul: Hantu Gentayangan.
Ternyata mencurinya cukup sulit, akhirnya abangnya berencana untuk menonton film itu sediri pada suatu malam, ketika bioskop sudah tutup. Dia membawa handy cam pribadi untuk merekamnya. Chain bertugas untuk masuk ke ruang tempat penyimpanan film dan memutarkannya di salah satu studio, dimana abangnya sudah menunggu dengan handy camnya. Namun, ternyata Chain tertidur selama film itu diputar.
Keesokan paginya ia terbangun dan menemukan kalau abangnya sudah tidak ada lagi disana dan meninggalkan handycam nya didalam studio. Di dalam rekaman handycam itu, Chain melihat abangnya menjerit-jerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke satu arah yang tidak tampak pada layar handycam. Sisa rekaman didalamnya kemudian rusak.
Chain mulai mencari-cari kemana abangnya berada tapi tidak ditemukan juga. Abangnya lenyap begitu saja.
Pada suatu malam, Chain kembali ke bioskop itu setelah tutup, untuk menyelidiki kembali. Dia lalu menonton kembali film Hantu Gentayangan itu dan mencoba mencari tahu apa yang membuat abangnya begitu ketakutan. Film itu mengisahkan tentang seorang nenek tua gila yang tinggal di sebuah rumah tua di suatu desa terpencil. nenek itu menjadi gila karena rumahnya terbakar dan kelima anaknya yang masih kecil juga tewas terbakar. Nenek tua itu lalu menculik anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggalnya untuk dijadikan anaknya sendiri. Anak-anak itu begitu ketakutan melihat sosoknya yang mengerikan karena luka bakar. Maka dia mencongkel mata mereka, agar mereka tidak perlu takut lagi melihat wajahnya. Begitu menyadari hal itu, para tetangga menyerbu ke rumahnya dan menggantungnya hingga tewas untuk membalas dendam.
Chain tidak merasa terlalu aneh dengan jalan cerita film itu. Sampai kemudian dia mendengar ada suara-suara yang tak wajar didalam studio itu. Dia mengira kalau itu adalah abangnya dan mulai berteriak-teriak memanggilnya, namun tidak ada jawaban. Lalu dia menghubungi ponsel abangnya itu. Terdengar nada dering handphone di salah satu tempat di dalam studio itu. Chain mulai mencari di sela-sela bangku, tetapi tidak ada apapun. Sementara, suara dering ponsel itu terdengar sangat dekat.
Di layar, film yang tadi ditontonnya terputar sendiri dan mulai tayang kembali. Dan dalam film itulah Chain melihat mayat abangnya berada. Matanya sudah tercongkel dan berlumuran darah. Di tangannya terlihat ponselnya sedang menyala, seperti ada seseorang yang sedang menghubunginya. Begitu Chain memutuskan panggilannya, ponsel ditangan abangnya itu pun mati.
Chain begitu ketakutan dan buru-buru lari dari tempat itu. Dia menyambar ranselnya dan kembali ke rumah. Tanpa dia sadari, ternyata bukan hanya ranselnya yang dibawanya, tetapi roh nenek gila yang dilihatnya tadi di film itu juga ikut menggandul di ranselnya. Sejak saat itu, Chain pun selalu dihantui dimanapun dia berada.
Dari penyelidikan di internet, dia mengetahui adanya sebuah kisah yang mirip dengan alur film tersebut. Dia melakukan penyelidikan ke sebuah rumah terpencil tempat seorang nenek gila yang menculik anak-anak dan mencongkel matanya. Ternyata memang kisah itulah yang mengilhami para kru Hantu Gentayangan sehingga mem-film kannya.
Namun, dari keterangan dokter disana, ternyata nenek itu tidak mati. Dia sempat diselamatkan dari massa yang mengamuk itu, kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Chain melihat kalau wajah nenek itu sama sekali tidak mirip dengan wajah hantu yang mengejar-ngejarnya selama ini.
Setelah menyelidiki lebih jauh, akhirnya Chain menemukan kalau ternyata hantu itu adalah arwah seorang artis yang semasa hidupnya memerankan tokoh nenek gila si penculik anak itu. Namun ada kecelakaan ketika proses syuting sedang berlangsung. Chain menemukan rekaman asli nya yang belum diedit.
Rekaman itu menunjukkan kalau ternyata artis yang mereka pilih untuk memerankan si nenek ini, sama sekali tidak memiliki bakat akting. Pada suatu scene dimana tokoh si nenek digambarkan digantung sampai mati oleh penduduk desa, tampak si sutradara marah-marah kepada si artis. Karena aktingnya ketika digantung, lebih mirip orang yang ketakutan daripada orang yang akan mati. Ketika ditanya kenapa, si artis menyatakan kalau dia takut tali yang dipakai akan benar-benar membunuhnya. Percuma saja para kru film meyakinkan kalau tali itu tidak akan putus. Si artis tetap saja takut.
Akhirnya, sutradara memberikan kesempatan terakhir kepadanya. Kalau kali ini dia tidak juga bisa memberikan akting yang baik, maka dia akan dipecat. Si artis memohon-mohon agar tidak dipecat dan berjanji akan berusaha dengan baik.
Ketika pengambilan gambar, ternyata si artis berhasil. Aktingnya benar-benar bagus. Sepertinya dia benar-benar tercekik, sehingga tangan dan kakinya menggapai-gapai kesana kemari sambil memegang lehernya. Para kru terpana dan memuji-muji aktingnya. Bahkan wajah si artis di close up untuk menunjukkan ekspresinya yang benar-benar seperti nyata. Beberapa lama kemudian si sutradara meneriakkan 'Cut'.
Tapi, ternyata si artis masih tetap menggelepar, sampai sutradara meneriakkan 'Cut' berkali-kali. Akhirnya mereka menyadari, kalau tali pengaman yang mencegah agar si artis itu tidak benar-benar tercekik telah putus. Dan adegan yang mereka rekam tadi adalah benar-benar nyata. Si artis itu benar-benar tercekik. Dan akhirnya meninggal di lokasi syuting.
Arwahnya kemudian memburu setiap orang yang menonton adegan yang menampilkan dia tewas tergantung itu. Dia menganggap setiap orang yang menonton adegan itu memang benar-benar menginginkan dia mati. Dia dendam terhadap para kru film yang dianggapnya sengaja memutuskan tali pengaman itu, sehingga dia benar=benar mengalami kejadian kematian itu.
Yang paling tragis, para kru film tetap memasukkan potongan rekaman itu ke film asli yang akan ditayangkan di bioskop. Maka, semua penonton yang menonton film itu akan mati dan langsung ikut masuk ke adegan film dan menjadi hantu gentayangan disitu.
PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih
thnx infonya....
ReplyDeletecari ke glodok deh film nya...
hahaaa