Tuesday, November 10, 2009

Neraka di Inferno-nya Dante (3)

Bagian Ketiga: Neraka Lapisan Pertama-Limbo
(Untuk mereka yang tidak beriman dan tidak pernah dibabtis)

Setelah melihat bagaimana kondisi Ante-Hell di artikel yang lalu, sekarang, kita akan melihat seperti apa keadaan di Neraka Lapisan Pertama. Lapisan Pertama ini terdiri atas lapangan hijau yang luas dengan rumah-rumah besar bergaya Mediteranian yang dicat putih. Udaranya segar dan bersih, karena berada di bagian atas. Lapisan ini juga biasa disebut "tanah cahaya". Karena semakin jauh ke tingkat berikutnya, intensitas cahaya juga akan semakin berkurang.
Limbo tergolong tempat yang menyenangkan untuk ukuran Neraka. Penghuninya tidak mendapatkan hukuman fisik seperti layaknya penghuni neraka lainnya. Hukuman mereka lebih kepada hukuman jiwa, yaitu ketiadaan harapan. Mereka hidup dalam keinginan yang luar biasa untuk bisa bertemu dengan Tuhan, tapi keinginan itu tidak akan pernah terwujud sampai kapanpun.

Lapisan ini dibuat untuk mereka-mereka yang dulunya adalah orang-orang yang baik, tapi tidak sempat mengenal keselamatan yang dari Kristus. Termasuklah di dalamnya orang-orang yang hidup sebelum zaman Kristus, semua orang yang bukan Kristen dan yang tidak pernah dibabtis. Meskipun mereka hidup kudus, tapi Gereja menetapkan bahwa: Yesus-lah jalan keselamatan. Tidak akan ada yang sampai ke surga kalau tidak melalui Dia.

Bayi-bayi yang meninggal begitu dilahirkan juga berada disini. Bayi-bayi ini berada disana karena adanya "dosa asal". Mereka belum sempat dibabtis tapi juga terlalu muda untuk melakukan dosa. Tapi, karena adanya dosa asal, mereka harus menghuni Neraka Lapisan Ke-1 ini.

Virgil, yang ditemui Dante di perjalanan tadipun tinggal di lapisan ini, karena dia lahir sebelum zaman Kristus. Di tempat ini, Dante melihat orang-orang yang terkenal dalam sejarah manusia.
Seperti Homer, Horace, Ovid, Brutus, Lucretia, Socrates, Plato, Aristoteles, Democritus, Thales, Heraclitus, Euclid, Hector, Aeneas, dan Hippocrates. Semua pemikir-pemikir jenius, Pencipta puisi klasik, orang-orang hebat menjadi sama dengan pendosa lainnya dan mendapatkan hukuman di neraka, hanya karena mereka hidup sebelum Kristus lahir.

Tidak semua yang menyeberangi Sungai Acheron bisa sampai di Limbo atau lapisan pertama ini. Beberapa dari mereka akan diturunkan di sebuah tempat yang mengarah ke jalan yang mengitari tembok tinggi tadi menuju ke tempat yang disebut Istana Minos.

Tembok itu hanya bisa dilalui dengan cara memanjat dinding-dindingnya. Di dinding inilah terdapat gerbang yang biasanya selalu terkunci dari sisi yang satunya. Di bagian dalam Limbo inilah terletak Istana Minos yang dikelilingi oleh tujuh tembok dan memiliki tujuh gerbang. Istana ini terbuat dari marmer tanpa perabotan apapun dan disinari oleh obor dengan pengait yang terbuat dari tembaga. Dindingnya dipenuhi gambar-gambar kerbau, lumba-lumba dan manusia. Istana ini sangat luas dan memiliki banyak ruangan, dengan ruangan yang terbesar terletak di bagian yang paling ujung.

Dari ruangan terbesar ini bisa terlihat bagaimana kondisi Neraka di lapisan yang paling bawah sekalipun. Neraka terlihat sangat besar dan dipenuhi api dan asap. Disana juga terdapat sebuah mimbar yang letaknya membelakangi jendela Neraka tadi. Disana duduklah Minotaur, yang disebut juga Minos.
Hakim atas semua orang-orang mati. Minos adalah anak Zeus dan Europa, Raja dari Kreta. Ia dikenal atas kebijaksanaannya dan pengetahuannya akan hukum. Tugasnya adalah untuk menandai mereka-mereka yang akan memasuki Neraka. Dialah yang menentukan di tingkat mana seseorang itu akan tinggal di dalam neraka, sesuai dengan besar dosa yang dibuatnya.

Minos akan berbicara dengan setiap orang yang datang ke istana. Kemudian, begitu dia selesai menentukan tingkatan yang paling tepat untuk jiwa itu, dia akan melilitnya dengan ekornya dan mengantarkan pendosa itu ke lapisan tempat yang ditentukannya. Sebenarnya, tak semua orang yang menyeberang dari Limbo harus mendatangi istana dan dihakimi oleh Minos. Di balik mimbar itu, terdapat tangga yang mengarah langsung ke Neraka Lapisan Ke-2. Begitu melangkah menuruninya, tidak akan ada jalan kembali. Karena sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk kembali menaiki tangga, namun tidak ada yang akan pernah menemukan ujungnya kembali.

3 comments:

  1. Horas!!! Luar biasa! Bahasan tentang neraka, pemkiran macam ini, jelas membutuhkan minat dan refleksi khusus. Dan tak banyak orang Indonesia yang menulis materi berat macam ini.

    Salut untuk Risma Hutabarat! Salam damai. Semoga kita semua masuk surga, terbebas dari neraka!

    ReplyDelete
  2. Like this...
    postingan kamu menambah wawasan aku! thanks ya...

    ReplyDelete
  3. Ulasan yang sangat menarik Ris, thanks atas informasinya ya.
    Link km uda aku add di blogroll disini, dilink balik dengan blog ku ini ya ris, Free Civil Ebook

    Kristian Ambarita

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff