Monday, September 28, 2009

Fernando Sinaga? Eh, salah... Fernando Silitonga

Niat awalnya sungguh mulia Aku ingin membantu salah satu keponakanku yang sedang menyusun skripsinya. Dia kuliah di informatika IT. Tiba-tiba saja aku teringat dengan salah seorang teman SMP-ku yang kuliah di tehnik informatika UGM, namanya Fernando Sinaga.

Aku yakin, dia pasti bisa membantu keponakanku itu. Karena dia hanya butuh teman yang bisa diajak diskusi soal materi skripsinya sekaligus mencari tambahan referensi. Toh semua itu bisa dilakukan via email kan? Jadi, aku berniat menghubungi langsung si Fernando ini dulu via sms, dan menjelaskan semuanya. Kalau dia setuju, baru aku menyuruh keponakanku itu untuk meng-add Facebooknya. Biar lebih sopan.

Maka, sambil menggoreng ikan, aku mengirim sms ke Fernando Sinaga. Aku sudah lama memiliki nomor ponselnya, jadi tinggal sms saja. Tak lupa aku menuliskan namaku sebagai pengirim, siapa tahu dia sudah lupa nomor ponselku. Aku minta mau tanya dulu, apa dia keberatan atau tidak. Dan jawaban yang kudapat cukup menyenangkan. Karena dia bahkan langsung memberikan alamat emailnya agar lebih gampang. Tapi di ujung smsnya dia menanyakan apa aku ini istri dari salah seorang kenalannya dan memanggilku kakak?

Aku jadi bingung. Kok dia panggil kakak? Apa ini nomor ponsel adiknya? Dan aku juga tidak mengenal orang yang disebutnya itu. Jadi aku balas lagi, dan menanyakan kalau-kalau ternyata aku kirim sms sama adiknya. Dia tidak membalas lagi. Tapi langsung menelepon.

Waktu aku dengar suaranya, aku jadi curiga. Memang terakhir kali aku ketemu dengan dia ya waktu SMA dulu. Tapi, sepertinya suaranya tidak seperti itu. Dan benar saja!! Ternyata dia bukan Fernando Sinaga tapi Fernando Silitonga

Ya ampuunn!! Malunya... Dalam sekejab aku jadi merasa seperti gadis remaja iseng yang pura-pura kirim sms ke sembarang nomor untuk mengajak kenalan. Buru-buru aku minta maaf sama Fernando Silitonga ini. Kok bisa-bisanya mereka berdua sama-sama bernama Fernando. Hanya berbeda marga saja. Sinaga dan Silitonga. Kebetulan yang aneh.

Sebenarnya aku tidak pernah sembarangan mencatat nomor ponsel kawan-kawan di ponselku. Sumbernya harus jelas dan pasti. Biasanya, yang kuanggap sebagai sumber yang jelas adalah kalah nomor itu diberikan langsung oleh pemiliknya atau kudapatkan dari kawanku sendiri. Aku tidak pernah mempercayai nomor ponsel yang dituliskan di data diri online.

Tapi anehnya, aku nggak ingat sama sekali, darimana aku dapat nomor ponsel yang satu ini. Karena nomor ini sudah lama nongrong di ponselku. Memang yang pasti aku tidak mendapatkannya dari orangnya langsung, karena aku belum pernah bertemu lagi dengan dia. Jadi, kemungkinan satu-satunya adalah aku mendapat nomor ini adalah dari salah seorang teman yang tidak bisa kuingat. Sayang sekali. Padahal aku ingin sekali menggetok jidatnya karena sudah memberikan nomor ponsel yang salah padaku Jangan-jangan, sebenarnya Fernando yang kukenal itu juga bukan lulusan informatika UGM..

Tapi, apa mau dikata? Tokh semuanya sudah terjadi. Ya sudahlah. Aku malah jadi tertawa karena merasa lucu (dengan sedikit rasa malu karena sudah sok kenal). Jadi, aku memberikan publikasi gratis untuk kedua ”Fernando” ini disini. Sebagai bentuk ucapan terimakasih karena sudah mencerahkan hari Senin pagiku ini. Untuk keponakanku sayang, sabar ya. Nanti kucarikan Fernando yang tepat untuk membantu skripsimu

2 comments:

  1. hahaha,,kok bisa salah orang ya mbak?
    tengsin banget pastinya :)

    ReplyDelete
  2. bah? kapan neh kejadiannya? ahahaha..

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff