Sebenarnya kami sudah cukup sering makan di tempat ini. Hanya saja aku sering lupa untuk menuliskannya di blog. Padahal, niatnya sudah ada. Tapi begitu perut kenyang, niat itu pun jadi terbang.
Lalu, ketika akhirnya kami makan lagi di Resto De Dago, aku menyempatkan untuk menuliskannya dan kali ini tidak lupa. Memang tempatnya tidak semodern Gelato Bar. Resto De Dago lebih menonjolkan suasana 'jadul' alias jaman dulu. Tempatnya tepat di depan RS Herna.
Pengunjung bisa memilih tempat di luar atau di dalam ruangan. Kalau di luar ruangan, ada deretan meja yang diatur rapi di sekeliling resto yang tempatnya lebih mirip rumah ini. Kalau mau, juga ada deretan payung-payung besar di bagian halaman. Di bawahnya juga terdapat kursi-kursi dengan meja bulat. Biasanya dipergunakan untuk pengunjung yang merokok.
Di dalam ruangan suasananya lebih adem karena full AC. Ruangan dipenuhi wangi aromatherapy. Lilin-lilin kecil di wadah kaca diletakkan di lantai. Dekorasinya berthema kebun. Ada pohon tiruan yang ditempatkan di tengah ruangan. Ranting-rantingnya diatur menjulur di langit-langit. Jadi, kesannya pengunjung sedang makan di bawah pohon. Lampu-lampu taman dari batu alam juga ditempatkan dengan serasi di antara meja-meja. Lalu di sudut ruangan, terdapat kolam ikan berukuran kecil yang berisi beberapa ekor ikan koi warna-warni.
Secara keseluruhan, suasana dalam restoran cukup mengesankan. Kesan makan di bawah pohon sambil mendengar desiran air dari kolam ikan dan ditemani wangi aromatherapy, pastinya membuat acara makan jadi menyenangkan.
Suasana lebih jadul terasa lewat perabotan serba kayu berwarna gelap di dalam ruangan. Jendela-jendela besarnya dipasangi tirai renda warna off-white. Pencahayaan yang agak redup. Juga beberapa buffet yang terlihat antik. Semua menambah kesan jadul yang menyenangkan.
Menu yang ditawarkan cukup bervariasi. Mulai dari masakan nasional seperti nasi timbel, sampai masakan barat seperti spaghetti dan steak. Minumannya juga beraneka ragam. Dari juice, kopi, minuman botol, sampai berbagai macam es campur.
Favoritku adalah es teler. Rasanya sip! Lengkap dengan irisan kelapa, nangka dan alpukat. Dihidangkan semangkuk besar. Makanan favoritku adalah beef spaghetti, tapi aku juga suka menu Nasi Goreng Kampungnya.
Kalau suamiku, setiap kali makan disana pilihannya cuma satu: Mie Sop Daging Sapi. Tak pernah berganti. Sementara untuk Asha, dia kami beri kentang goreng sambil sesekali mencicipi makanan pesanan kami.
Walaupun Resto De Dago ini cukup luas dan tempatnya menyenangkan, tapi pengunjungnya tidak terlalu ramai. Kecuali malam Minggu dan hari libur. Padahal, harga makanannya juga relatif standar. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Makanannya juga enak lho.
Tapi, kami malah suka kalau restonya agak sepi. Jadi bisa makan dengan lebih tenang dan bebas memilih tempat.
Lalu, ketika akhirnya kami makan lagi di Resto De Dago, aku menyempatkan untuk menuliskannya dan kali ini tidak lupa. Memang tempatnya tidak semodern Gelato Bar. Resto De Dago lebih menonjolkan suasana 'jadul' alias jaman dulu. Tempatnya tepat di depan RS Herna.
Pengunjung bisa memilih tempat di luar atau di dalam ruangan. Kalau di luar ruangan, ada deretan meja yang diatur rapi di sekeliling resto yang tempatnya lebih mirip rumah ini. Kalau mau, juga ada deretan payung-payung besar di bagian halaman. Di bawahnya juga terdapat kursi-kursi dengan meja bulat. Biasanya dipergunakan untuk pengunjung yang merokok.
Di dalam ruangan suasananya lebih adem karena full AC. Ruangan dipenuhi wangi aromatherapy. Lilin-lilin kecil di wadah kaca diletakkan di lantai. Dekorasinya berthema kebun. Ada pohon tiruan yang ditempatkan di tengah ruangan. Ranting-rantingnya diatur menjulur di langit-langit. Jadi, kesannya pengunjung sedang makan di bawah pohon. Lampu-lampu taman dari batu alam juga ditempatkan dengan serasi di antara meja-meja. Lalu di sudut ruangan, terdapat kolam ikan berukuran kecil yang berisi beberapa ekor ikan koi warna-warni.
Secara keseluruhan, suasana dalam restoran cukup mengesankan. Kesan makan di bawah pohon sambil mendengar desiran air dari kolam ikan dan ditemani wangi aromatherapy, pastinya membuat acara makan jadi menyenangkan.
Suasana lebih jadul terasa lewat perabotan serba kayu berwarna gelap di dalam ruangan. Jendela-jendela besarnya dipasangi tirai renda warna off-white. Pencahayaan yang agak redup. Juga beberapa buffet yang terlihat antik. Semua menambah kesan jadul yang menyenangkan.
Menu yang ditawarkan cukup bervariasi. Mulai dari masakan nasional seperti nasi timbel, sampai masakan barat seperti spaghetti dan steak. Minumannya juga beraneka ragam. Dari juice, kopi, minuman botol, sampai berbagai macam es campur.
Favoritku adalah es teler. Rasanya sip! Lengkap dengan irisan kelapa, nangka dan alpukat. Dihidangkan semangkuk besar. Makanan favoritku adalah beef spaghetti, tapi aku juga suka menu Nasi Goreng Kampungnya.
Kalau suamiku, setiap kali makan disana pilihannya cuma satu: Mie Sop Daging Sapi. Tak pernah berganti. Sementara untuk Asha, dia kami beri kentang goreng sambil sesekali mencicipi makanan pesanan kami.
Walaupun Resto De Dago ini cukup luas dan tempatnya menyenangkan, tapi pengunjungnya tidak terlalu ramai. Kecuali malam Minggu dan hari libur. Padahal, harga makanannya juga relatif standar. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Makanannya juga enak lho.
Tapi, kami malah suka kalau restonya agak sepi. Jadi bisa makan dengan lebih tenang dan bebas memilih tempat.
Horasss!!!
ReplyDeleteSelalu segar tiap kali saya mampir ke blognya Risma Hutabarat. Wajahnya cakep, enak dilihat. Salut!
Saya hanya bisa bayangkan suasana De Dago yang indah, makanan lezat, nuansa jadul. Diputar juga lagu-lagu jadulkah? Tapi, ojo lali jeng, awas kolesterol!!! Hehehe
Waa....tadinya saya pikir Risma lagi jalan2 ke Dago Bandung :D
ReplyDeleteJadi makanan yang disajikan adalah makanan barat dan asia ya? Mau nasi timbel saja aaah.
Kalau orang sini biasanya memilih tempat yang--- semakin banyak antriannya...semakin baik! hehe...
BAnyak yang rela mengantri lama untuk dapat tempat lho! heran ya? Padahal seringkali makanannya biasa saja kok...(karena di sini juga banyak makanan enak ya)
Sekarang mana yang lebih penting saja ya....mau makanannya enak (tapi ngantri) atau suasana nyaman tidak telalu penuh (dan rasa pun enak?) hehe ... inimah bukan perbandingan yang seimbang ya? :D
Selamat makaaaaannnn!!!
makan makan makan...menunya enak2 ya mba??? wah jadi pengen neh...ada menu buat vegetarian??
ReplyDelete