Thursday, March 25, 2010

Memiliki Dengan Tanggung Jawab

Apakah “unsur kepemilikan” saja bisa dijadikan dasar agar bisa melakukan apapun yang kita inginkan terhadap hak milik kita itu?

YA! TENTU SAJA!
Ini kan rambutku sendiri. Bukan milik orang tuaku. Bukan milik pacarku. Bukan milik siapapun. Milikku pribadi. Jadi, terserah aku dong mau dipotong sependek apa! ATAU: Ini kan gajiku sendiri. Suka-suka aku dong mau dipakai untuk apa! Mau belanja kek, mau dibakar kek. Suka-suka aku.
Aku punya hak untuk berbuat apa saja terhadap semua hal yang menjadi milikku. Tak seorang pun dari kalian yang bisa ikut campur. Urus saja milikmu sendiri.

Gimana menurut kawan-kawan?
Menurutku, di samping setiap hak kepemilikan yang ada pada kita, terdapat tanggung jawab. Keduanya berjalan beriringan. Untuk kepemilikan yang sederhana, tentunya tanggung jawabnya juga relatif sederhana. Sebaliknya, untuk kepemilikan yang lebih besar, tanggungjawabnya juga lebih besar.

Misalnya, gaji bulanan yang kita peroleh dengan susah payah memang sepenuhnya menjadi hak milik kita. Tapi, kita tetap punya tanggung jawab untuk menggunakannya dengan “baik” kan? Sehingga tidak merugikan diri sendiri, apalagi merugikan orang lain. Kalau uang gaji itu dipakai berfoya-foya untuk belanja, mungkin tidak ada yang merasa dirugikan (kecuali si pemilik gaji sendiri). Tapi jadi lain ceritanya kalau uang gaji itu dipakai untuk membeli narkoba. Faktor tanggung jawabnya sudah hilang, karena hak kepemilikannya itu sudah disalah-gunakan.

Jadi, kita tidak bisa menjadikan faktor kepemilikan sebagai pembenaran atas segala tindakan kita. Bayangkan saja, seandainya saja semua pemilik mobil di dunia ini mengendarainya dengan sesuka hati, dengan pemikiran: dia bebas melakukan apapun dengan barang miliknya, maka kita akan berhadapan dengan kondisi jalan yang carut marut. Lalu, jika semua orang di Indonesia ini memilih untuk keluar rumah dengan telanjang bulat (wow!) dengan alasan: tubuhnya adalah miliknya pribadi dan dia bebas melakukan apapun untuk itu, bayangkan bagaimana kacaunya. Hehehe…
Sebagai contoh terakhir, kalau semua pemilik senjata api di dunia ini menggunakan senjata miliknya dengan semena-mena, maka dunia ini akan kembali ke zaman Wild Bill dan Wild Wild West. Hahaha…
Bersamaan dengan kepemilikan, datanglah tanggung jawab.

7 comments:

  1. setuju jeng...hak pemilikan sebenernya bukan hak milik tp hanya titipan Tuhan...bila Tuhan berkenan memintanya...mau apa lagi...musti diserahkan

    ReplyDelete
  2. yap.. Betul banget.. Kita tetap harus bertanggung jawab atas semua yang kita miliki.

    Oh iya..
    Untuk mengingatkan..
    Ayo tanggal 27 maret pukul 20.30 sampai 21.30 mari kita matikan lampu bersama-sama untuk menyelenggarakan earth hour dan untuk memperpanjang umur bumi kita.

    ReplyDelete
  3. Jadi inget prinsip hak asasi: Memiliki sesuatu adalah hak, asal tidak sampai mengganggu hak-hak orang lain.

    ReplyDelete
  4. jadi inget jaman sekolah dulu, belajar tentang kebebasan yang bertanggung jawab...

    ReplyDelete
  5. tepat sekali To, meskipun itu milik kita sendiri, akan tetapi kita tetap bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, lingkungan dan terutama bertanggung jawab kepada Sang Pencipta.

    ReplyDelete
  6. Setuju... kita ngga hidup di hutan belantara...
    ada etika, norma dan hukum yang menuntun 'kebebasan' setiap pribadi

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff