Sunday, February 15, 2009

Serba serbi imunisasi


Sejak baru lahir pun, bayi sudah langsung mendapat imunisasim Vaksin yang diberikan, baik berupa suntikan atau sirup, akan merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi yang berguna untuk melawan penyakit. Imunisasi dpat dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu, imunisasi aktif, dimana tubuh ikut berperan dalam membentuk kekebalan dan dirangsang untuk membangun pertahanan imunologis terhadap penyakit. Dan ada imunisasi pasif, dengan memberikan antibodi langsung, dimana tubuh tidak dirangsang untuk membentuk kekebalan.

Bermacam-macam imunisasi beserta manfaat dan efeknya.
1. BCG (Bacille Calmette Guerin)
Kekebalan untuk penyakit TBC. Diberikan berbentuk suntikan di lengan atau paha. Bekas suntikan biasanya berubah menjadi seperti bisul kecil, yang akan mengering dengan sendirinya.

2. DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
Kekebalan untuk penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.
Efek samping yang biasa timbul adalah demam, yang bisa diobati dengan obat penurun demam biasa.

3. Campak
Kekebalan terhadap penyakit campak.
Efek samping yang terjadi juga sama, yaitu demam.

4. Hepatitis B
Kekebalan untuk penyakit yang menimbulkan kerusakan hati yang bahkan bisa berkembang menjadi kanker.

5. HiB
Kekebalan terhadap penyakit radang selaput otak atau meningitis yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Vaksin ini tidak tergolong wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi, manfaatnya sangat besar.

6. MMR
Kekebalan terhadap gondong, campak dan campak Jerman.
Tapi, vaksin yang satu ini masih cukup sering diperdebatkan. Khususnya berkaitan dengan adanya dugaan kalau kemungkinan besar vaksin MMR ini bisa menyebabkan penyakit autis. Memang masih belum ada bukti pasti mengenai keterkaitan vaksin MMR dengan penyakit autis. Bahkan di acara Oprah Winfrey Show, salah satu tamunya adalah Jenny Mc Carthy yang anaknya juga terkena autisme, menyatakan keyakinannya akan hal ini. Tapi, dia tidak secara langsung menyatakan menolak vaksin ini. Tapi lebih baik kalau pemberiannya jangan terlalu cepat. Biasanya MMR diberikan ketika anak berumur 15 bulan. Menurutnya, lebih baik Vaksin MMR diberikan begitu anak berumur lebih dari 2 tahun saja. Karena gejala-gejala autis biasanya muncul setelah usia 2 tahun.

Tapi, kalau untuk Asha, saya dan suami sepakat untuk tidak memberikan vaksin MMR sama sekali. Selain karena faktor keragu-raguan, juga karena vaksin tersebut juga tidak termasuk dalam imunisasi wajib. Sepanjang yang wajib sudah terpenuhi, kami rasa itu sudah mencukupi, tentunya selalu didukung dengan asupan gizi seimbang.

No comments:

Post a Comment

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff