Kita pasti sudah pernah mendengar tentang beredarnya produk-produk kosmetik palsu. Seperti shampoo, handbody, bedak, dll. Bahkan tak jarang produk palsu itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Masyarakat awam kadang cukup sulit untuk mengenali perbedaan produk asli dengan yang palsu. Karena dari kemasannya, tidak ada yang mencurigakan. Dan yang lebih anehnya lagi, produk palsu ini pun bisa ditemukan di supermarket-supermarket modern. Entah bagaimana itu bisa terjadi.
Tempat yang lebih umum untuk menemukan produk asli tapi palsu ini adalah di pasar tradisional. Dan yang menjadi ciri khas utamanya adalah harganya yang relatif lebih murah dari yang biasanya. Makanya banyak masyarakat yang tidak menyadarinya pun kemudian membeli. Tanpa mengetahui bahaya dari produk palsu yang mereka gunakan. Sebenarnya, kalau diperhatikan dengan teliti, pasti terdapat perbedaan. Misalnya, untuk produk bedak bayi. Produk ini sangat banyak dipalsukan. Kalau merk yang asli, pasti butiran bedak terasa halus dan terasa lebih lembut di kulit. Aromanya juga lebih lembut. Kebalikannya, kalau merk yang palsu, butirannya terasa lebih kasar dan mudah bergumpal (seperti tepung) dengan aroma yang lebih keras. Demikian halnya juga dengan shampoo dan handbody.
Apalagi untuk produk kecantikan. Kosmetik palsu seperti ini biasanya mengincar mereka yang suka menggunakan produk yang mengandung pemutih. Baik untuk kulit wajah ataupun untuk dipakai ke badan. Harus hati-hati memilih. Jangan sampai niat untuk jadi lebih putih malah berubah jadi malapetaka. Seperti kulit terkelupas atau bahkan seperti terbakar.
Mungkin, isi produk memang lumayan gampang diganti. Tetapi, bagaimana para pemalsu ini bisa membuat kemasan yang serupa? Tidak mungkin mereka bisa membuat kemasan yang begitu sempurna. Satu-satunya hal yang mungkin adalah mereka mendapatkan kemasan kosong dari tempat sampah. Kemasan-kemasan bekas inilah yang kemudian diisi ulang dengan produk palsu. Tak jarang para pemulung dan pemungut sampah mengumpulkan kemasan kosong ini.
Untuk bisa mengurangi kemungkinan ini, maka sebelum membuang kemasan kosong dari shampoo, handbody, bedak ataupun yang lainnya, rusaklah terlebih dahulu. Agar kemasan-kemasan kosong itu tidak dapat dipakai kembali. Keluarga kami sudah menerapkan hal ini sekitar dua tahun. Tapi, yang paling utama, tentu saja harus lebih waspada ketika membeli produk apapun.
Tempat yang lebih umum untuk menemukan produk asli tapi palsu ini adalah di pasar tradisional. Dan yang menjadi ciri khas utamanya adalah harganya yang relatif lebih murah dari yang biasanya. Makanya banyak masyarakat yang tidak menyadarinya pun kemudian membeli. Tanpa mengetahui bahaya dari produk palsu yang mereka gunakan. Sebenarnya, kalau diperhatikan dengan teliti, pasti terdapat perbedaan. Misalnya, untuk produk bedak bayi. Produk ini sangat banyak dipalsukan. Kalau merk yang asli, pasti butiran bedak terasa halus dan terasa lebih lembut di kulit. Aromanya juga lebih lembut. Kebalikannya, kalau merk yang palsu, butirannya terasa lebih kasar dan mudah bergumpal (seperti tepung) dengan aroma yang lebih keras. Demikian halnya juga dengan shampoo dan handbody.
Apalagi untuk produk kecantikan. Kosmetik palsu seperti ini biasanya mengincar mereka yang suka menggunakan produk yang mengandung pemutih. Baik untuk kulit wajah ataupun untuk dipakai ke badan. Harus hati-hati memilih. Jangan sampai niat untuk jadi lebih putih malah berubah jadi malapetaka. Seperti kulit terkelupas atau bahkan seperti terbakar.
Mungkin, isi produk memang lumayan gampang diganti. Tetapi, bagaimana para pemalsu ini bisa membuat kemasan yang serupa? Tidak mungkin mereka bisa membuat kemasan yang begitu sempurna. Satu-satunya hal yang mungkin adalah mereka mendapatkan kemasan kosong dari tempat sampah. Kemasan-kemasan bekas inilah yang kemudian diisi ulang dengan produk palsu. Tak jarang para pemulung dan pemungut sampah mengumpulkan kemasan kosong ini.
Untuk bisa mengurangi kemungkinan ini, maka sebelum membuang kemasan kosong dari shampoo, handbody, bedak ataupun yang lainnya, rusaklah terlebih dahulu. Agar kemasan-kemasan kosong itu tidak dapat dipakai kembali. Keluarga kami sudah menerapkan hal ini sekitar dua tahun. Tapi, yang paling utama, tentu saja harus lebih waspada ketika membeli produk apapun.
No comments:
Post a Comment
Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film
Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.