Tuesday, December 10, 2013

Kematian Dalam Adat Batak

Ada beragam cara manusia menghadapi kematian. Ada yang dirundung kesedihan, ada juga yang memilih untuk menghadapinya dengan suka cita. Saat ini, aku sedang menghadiri acara adat Batak untuk namboru dari pihak suami, yang meninggal hari Kamis pagi kemarin. Untuk yang tidak terbiasa melihat bagaimana adat Batak untuk orang meninggal, mungkin akan heran, karena keluarga yang berduka malah manortor dan bernyanyi. Sedang berduka kok malah bernyanyi.

Ada berbagai jenis acara adat tergantung usia yang meninggal. Kalau yang meninggal masih berusia muda dan belum menikah tentunya berbeda dengan yang meninggal muda tapi sudah menikah. Orang yang meninggal tua tapi masih memiliki anak yang belum menikah, tentu adatnya berbeda juga dengan yang meninggal dalam usia tua dimana semua anaknya sudah menikah dan sudah memiliki cucu bahkan cicit.



Suasana duka akan paling terasa jika yang meninggal masih berusia muda dan belum menikah (anak-anak, remaja, dewasa). Acara adat biasanya hanya sehari dan tanpa musik apapun, bahkan biasanya sepanjang acara selalu terdengar tangisan duka. Sebaliknya, jika yang meninggal sudah berusia tua, semua anaknya sudag menikah dan sudah bercucu (dalam istilah Batak disebut saurmatua), suasana dukacita biasanya tidak terlalu terasa. Acara adat dipenuhi dengan musik, gondang Batak, dan anak-anaknya akan menari atau manortor. Kenapa bisa begitu?

Dalam adat Batak, jika orang tua yang meninggal saurmatua, tidak seharusnya lagi keturunannya merasa terlalu sedih. Rasa sedih karena kehilangan orang yang dikasihi itu tetap ada, tapi perlu tetap bersyukur karena orang tua yang meninggal itu sudah berumur panjang. Sudah berhasil menikahkan semua anaknya bahkan sudah melihat langsung cucu-cucunya. Jadi, secara adat Batak, pencapaian hidupnya sudah amat baik dan mendiang sudah merasakan yang terbaik semasa hidupnya. Dan sudah waktunya dia kembali ke Penciptanya. Maka anak cucunya akan mengadakan acara adat untuk mengantarkan orangtua mereka kembali kepada Tuhan.

Jadi, tidak perlu terlalu heran lagi kalau ada acara adat meninggal dari suku Batak, yang hadir kebanyakan bernyanyi dan menari (selain berdoa tentu saja), karena kalau itu yang terlihat, berarti yang meninggal sudah berusia tua dan anak cucunya sedang mengadakan acara adat yang cocok untuk mengantarkan kepergian orang tua mereka. Bukan sedang berpesta pora karena orang tuanya meninggal loh ya :) Horas!

No comments:

Post a Comment

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff