Saturday, October 17, 2009

Tabungan Bebas Biaya Administrasi. Mungkinkah?

Kemarin aku membaca sekilas running text di sebuah stasiun televisi. Isinya menarik. Dituliskan kalau penghapusan biaya administrasi pada semua rekening tabungan harus dijadikan sebagai gerakan nasional. Kalau sampai niat mulia ini terwujud, aku bukan hanya mengacungkan dua jempol saja. Tapi empat jempol sekaligus. Dan aku mendukung penuh program ini. Hanya saja, mungkinkah hal ini bisa terwujud?

Bisa dikatakan hampir semua bank memberikan potongan sekian ribu rupiah secara rutin setiap bulannya pada semua rekening tabungan. Sekilas, jumlah yang dipotong memang tidak seberapa. Hanya dalam kisaran 3000-7000 rupiah perbulannya. Tapi, kalau diakumulasikan selama setahun saja, berarti uang dalam tabungan kita berkurang sekitar 36 ribu-84 ribu rupiah. Untuk yang sudah menabung lebih dari 10 tahun, kalikan saja sendiri. Ini belum termasuk potongan pajak dan potongan lainnya. Potongan lainnya yang kumaksud disini adalah potongan kalau saldo tabungan kita lebih sedikit dari saldo minumum yang ditetapkan.

Rata-rata bank menetapkan biaya tambahan kalau saldo rekening dibawah 500 ribu rupiah. Memang tidak semua bank, biasanya bank-bank swasta yang besar. Potongannya juga bervariasi, biasanya dalam kisaran 5000-10000 rupiah. Hitungan sederhananya, kalau saldo rekening tidak memenuhi saldo minimum yang ditetapkan, maka tabungan pemilik rekening akan terpotong sebanyak 3x (pajak, biaya administrasi dan denda saldo minimum). Bahkan besarnya bunga tabungan pun tidak mampu menutupi kehilangan dana ini. Jadi, meskipun niat awalnya bagus, untuk menabung. Tapi, pemilik rekening tetap harus merelakan tabungannya terpotong setiap bulan.

Tapi, sepertinya beberapa bank sudah memperhatikan ceruk kecil ini. Sudah ada beberapa jenis tabungan yang sama sekali tidak dikenakan biaya administrasi ataupun pajak. Hanya saja masih berlaku untuk pemilik rekening yang masih berusia kanak-kanak. Dengan syarat, orangtuanya membuka rekening utama di bank tersebut juga. Hmm..bebas tapi terikat.

Asha sudah punya satu tabungan yang seperti ini di sebuah bank swasta. Sewaktu kami membuka rekening tabungan di bank ini, dengan senyum manisnya si CS menawarkan tabungan bebas pajak dan biaya administrasi ini untuk Asha yang masih berusia hampir 2 tahun waktu itu. Awalnya, kami agak heran juga. Apa betul benar-benar bebas potongan sama sekali. Dan dengan tegas dia mengatakan: Iya! Jadi, tabungan ini berfungsi benar-benar seperti ”celengan” rumahan. Uang kita tidak berkurang sama sekali. Bahkan lebih baik dari celengan, karena masih tetap mendapatkan bunga. Asha juga mendapatkan sebuah kartu ATM atas namanya lengkap dengan fotonya sendiri. Menarik kan?

Hanya saja, dia tidak lupa menyatakan kalau tabungan jenis ini hanya bisa diberikan kalau orang tuanya juga membuka rekening di bank itu terlebih dahulu. Dan rekening orang tua tetap terkena potongan seperti biasa. Pajak, biaya administrasi dan denda kalau saldo dibawah saldo minimum yang ditetapkan. Sepertinya, tabungan anak ini dirancang untuk memastikan agar orang tua semakin banyak menyimpan dananya di bank itu, meskipun rekeningnya dibuat atas nama si anak.

Pemikiran yang sangat bagus menurutku. Apalagi untuk orang tua yang anaknya sudah berada di usia sekolah. Dia bisa menggunakan kartu ATM itu seperlunya dan orang tua tetap bisa mengontrol pengeluaran si anak. Menurutku ini lebih baik daripada mengenalkan anak dengan kartu kredit sehingga dia sudah mengenal sistem ”ngutang” modern itu di usia yang terlalu dini. Dia juga bisa menyimpan uangnya tanpa harus mendapat potongan apapun. Benar-benar seperti celengan, hanya saja lebih modern.

Seperti itulah yang dialami Asha sekarang. Setiap bulan, papanya rutin mengirim uang ke rekeningnya itu, meskipun dia belum bisa menggunakannya. Hitung-hitung tabungan untuk masa depan kan? Kalau nanti dia sudah beranjak remaja dan sudah bisa dipercaya dalam mengelola keuangannya, saldo di tabungan itu pasti sudah lebih dari cukup dan dia sudah memiliki kartu ATM-nya sendiri. Kami hanya tinggal mengontrol pemakaiannya agar dia tidak jadi boros. Sementara celengan Hello Kitty-nya di rumah, dipergunakan untuk menyimpan lembaran seribuan dan uang-uang logam yang dia dapat dari hasil ”menjarah” papanya setiap pagi sebelum berangkat kerja Kembali ke topik semula, mungkinkah rekening bebas potongan seperti punya Asha ini juga bisa dimiliki oleh orang-orang dewasa?

Sejujurnya, aku kurang yakin kalau hal itu bisa terwujud. Potongan administrasi bisa dihitung sebagai cara untuk menarik laba bagi bank. Kalau sampai potongan itu ditiadakan, bayangkan seberapa besarnya laba bank yang berkurang. Iya kalau yang berkurang itu labanya. Bagaimana kalau peniadaan biaya administrasi ini malah membuat bank jadi bangkrut? Sedangkan bank yang berbasis syariah saja masih megap-megap dengan meniadakan beberapa potongan seperti yang dimiliki bank swasta lainnya. Aku pernah baca di sebuah majalah kalau banyak bank syariah yang terpaksa harus berhutang demi mempertahankan assetnya.

Jadi, menurutku rasanya biaya administrasi itu tidak perlu sampai dihilangkan. Cukup hanya dikurangi. Seperti bank-bank di luar negeri, yang rata-rata memberikan potongan dalam hitungan sen saja untuk setiap rekening. Kalau mungkin biaya administrasinya dikurangi dari 3000-7000 menjadi 500-1000 rupiah, rasanya masih lebih wajar. Karena nasabah tetap juga harus membayar jasa bank karena sudah menyimpankan uangnya dengan aman kan?

3 comments:

  1. hampir ga pernah ketemu tabungan yang bebas biaya administrasinya tuh mbak. kalo ada kasih tau henny deh :)

    ReplyDelete
  2. Hallow...met siang Mbak.

    Saya juga sangat setuju dan mendukung gerakan yang benevolent tersebut. Pengalaman pribadi, saya beberapa bulan yang lalu terpaksa 'cerai' dengan bank Mandiri cabang Sleman. Alasannya sederhana: karena terbatasnya kemampuan finansial, saya tidak bisa menabung dalam jumlah yang mencukupi (disini: 'mencukupi' artinya menghasilkan bunga yang memadahi untuk meng-cover biaya bulanan yang dibebankan pihak bank kepada nasabah). Sehingga, setiap bulan saya harus merugi. Uang kecil yang bisa saya sisihkan untuk tabungan harus terpotong beberapa ribu rupiah (sebagai perbandingan: besarnya potongan cukup untuk biaya makan saya sehari) setiap bulannya. Terang saja saya merasa terdholimi, merasa harus memberikan subsidi kepada pihak bank yang sudah kaya raya. Ha..ha...ah....aneh khan, guru TK masak harus turut mensubsidi Bank.....that's why I resorted to quit!

    Sekali lagi, saya turut senang dan mendukung sepenuhnya bila nantinya ada gerakan sosial yang bisa memperjuangkan nasib nasabah kecil, agar mendapatkan fasilitas perbankan tanpa harus tergerogoti resources-nya (yang sudah 'mini') hanya untuk menopang bekerjanya Bank-bank yang sudah pasti lebih kaya dari nasabah kelas bawah-nya he..he..he....

    Okey, posting yang bagus Mbak!

    ReplyDelete
  3. Hallo temen-temen...

    saya mau bagiin, selama 3 bln ini saya menabung di Danamon dengan program danamon lebih, dan pastinya ini tidak ada potongan biaya administrasi....

    semoga info ini membantu ya..... ^_^ ..... Gbu all

    ReplyDelete

Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film

Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff