Akhir-akhir ini, anakku mulai susah makan. Padahal sebelummya, apa saja yang disodorkan ke mulutnya pasti disambut sambil tertawa lebar. Aku takut nutrisinya gak cukup. Atau mungkin memang lagi umurnya untuk menolak makan ya. Ada yang bilang, kasih makanan cair saja, seperti Pediasure. Tapi, dokter anak bilang, makanan cair tidak bagus untuk perkembangan giginya. Jadi, aku tetap saja memberikan makanan padat seperti biasa. Walaupun kami harus perang 3x sehari. Karena, bagaimanapun, kita orangtua yang mengatur anak. Bukan sebaliknya kan?
Sekarang, kalau disuapin nasi, dia cuma menyimpannya di dalam mulut. Kalau tetap dibiarkan, nasi di dalam mulutnya tetap tidak akan ditelan sampai kapanpun. Taktik awalku, menyuapinya dengan sesendok air putih. Awalnya, sukses. Dia menelan air putih tadi sekaligus dengan nasinya.
Tapi kemudian, taktik itu sudah tidak mempan lagi. Karena dia sudah bisa menelan air minum tanpa harus menelan nasi di dalam mulutnya juga. Jadi, nasinya berfungsi seperti saringan
Akibatnya, dia kekenyangan air minum, sementara nasinya masih banyak yang tersisa. Karena kadang-kadang, butuh satu cangkir kecil air minum untuk membuatnya menelan dua sendok nasi. Nakal...
Tapi, aku sudah menemukan taktik baru. Sambal! Aku menambahkan sedikit sambal ke piringnya. Rasa pedas membuat dia tidak betah berlama-lama menyimpan nasi di mulutnya.
Makanan di mulutnya langsung ditelan. Tidak perlu didorong lagi dengan air minum.
Ahaaa
Sejak itu, aku harus selalu membuat sambal di menu makanannya. Jangan banyak-banyak. Cukup seujung sendok teh saja. Makannya jadi lahap, nggak pakai lama dan nggak pakai acara marah-marah..
Sekarang, kalau disuapin nasi, dia cuma menyimpannya di dalam mulut. Kalau tetap dibiarkan, nasi di dalam mulutnya tetap tidak akan ditelan sampai kapanpun. Taktik awalku, menyuapinya dengan sesendok air putih. Awalnya, sukses. Dia menelan air putih tadi sekaligus dengan nasinya.
Tapi kemudian, taktik itu sudah tidak mempan lagi. Karena dia sudah bisa menelan air minum tanpa harus menelan nasi di dalam mulutnya juga. Jadi, nasinya berfungsi seperti saringan
Akibatnya, dia kekenyangan air minum, sementara nasinya masih banyak yang tersisa. Karena kadang-kadang, butuh satu cangkir kecil air minum untuk membuatnya menelan dua sendok nasi. Nakal...
Tapi, aku sudah menemukan taktik baru. Sambal! Aku menambahkan sedikit sambal ke piringnya. Rasa pedas membuat dia tidak betah berlama-lama menyimpan nasi di mulutnya.
Makanan di mulutnya langsung ditelan. Tidak perlu didorong lagi dengan air minum.
Ahaaa
Sejak itu, aku harus selalu membuat sambal di menu makanannya. Jangan banyak-banyak. Cukup seujung sendok teh saja. Makannya jadi lahap, nggak pakai lama dan nggak pakai acara marah-marah..
No comments:
Post a Comment
Visit my other blogs:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
Cerita Film
Spamming and insulting comments are not allowed and will be deleted for sure. Thanks for sharing your opinions.