Thursday, July 15, 2010

Makanan dan Rekreasi

Sebenarnya, yang paling utama harus ada di kota tempat kami tinggal itu ada 2 hal. Makanan dan tempat rekreasi keluarga. Makanannya harus gampang di dapat dan harus enak pastinya. Tempat rekreasinya mesti bervariasi dan relatif dekat untuk dikunjungi. Nah, kalau yang dua ini sudah terpenuhi, maka tingkat rasa betah itu bisa mencapai batas maksimum. Hahaha.. Berdasarkan pengalaman pernah tinggal di tiga tempat dalam kurun waktu kurang dari 4 tahun, rasanya selalu saja ada yang kurang.
Pertama, waktu tinggal di Batam dulu. Awalnya sih bersemangat sekali, apalagi membayangkan kalau Batam itu dikelilingi laut. Pasti menyenangkan. Dan yah, Batam masuk dalam kategori tempat tinggal yang cukup menyenangkan. Makanannya beraneka ragam, meskipun didominasi seafood. Tapi, karena Batam adalah surganya seafood, kekurangan itu bisa tertutupi. Yang paling parah menurutku adalah tidak adanya daun pisang. Jadi, kalau beli makanan dibungkus, jangan harap pakai daun pisang. Umumnya, makanan disana menggunakan Styrofoam dalam berbagai bentuk. Misalnya, kalau untuk bakso, Styrofoam nya berbentuk mangkuk (seperti mangkuk pop mie), demikian juga kalau beli bubur ayam. Solusinya, lebih bagus membawa rantang sendiri dari rumah, jadi makanan tak harus terkontaminasi Styrofoam.

Untuk tempat rekreasi, ini termasuk kategori “miskin”. Karena Batam itu pulau yang dikelilingi laut, otomatis tempat rekreasinya ya hanya laut. Tapi kami sempat menginap di Turi Resort Batam. Tempatnya baguuss sekali.. Biarpun laut itu indah, tapi kalau dilihat setiap saat kan jadi membosankan. Alternatifnya, mau tak mau, ke pusat perbelanjaan lagi. Untuk urusan yang satu ini, Batam memiliki pusat perbelanjaan yang relatif besar dan selalu ramai. Bagi sebagian orang, dikategorikan sebagai surga belanja. Tapi kalau untuk rekreasi keluarga, masih kurang.

Kedua, sekarang lagi tinggal di Palembang. Makanannya lumayan bervariasi dan enak, kecuali pindang-nya. Rasanya kurang cocok dengan lidah Medan-ku. Hahaha…mpek-mpeknya pun aku lebih suka yang mpek-mpek kulit (dan yang pasti tanpa cuka). Tapi untuk rekreasi, kami pusing tujuh keliling.Hahaha..
Mengujungi tepian sungai Musi itu sudah keseringan, sampai bosan. Mau ke rekreasi keluarga, bisa dikatakan tidak ada. Terakhir kami pergi ke Fantasy Island yang lumayan jauh dari pusat kota. Sebenarnya tempatnya lumayan menarik, tapi orangnya seabrek-abrek. Apa mungkin karena inilah tempat rekreasi keluarga yang paling menarik, sehingga semua orang tumplek blek disitu? Entahlah. Tapi kami sudah kehilangan “makna” rekreasinya. Hahaha.. Tapi berhubung si Asha sudah pakai baju renang dari rumah dan kami juga sudah membawa peralatan mandi, ya sudahlah, nyemplung saja sekalian. Tapi kalau untuk datang lagi ke tempat itu, kayaknya nggak dulu lah. Hahaha..

Berbeda dengan di Medan. Jangan tanya soal makanan. Dari makanan kelas pinggir jalan sampai kelas hotel, semuanya mantap. Tempat hiburan keluarga? Paling jauh hanya perjalanan dua jam. Bisa ke gunung, ke laut, atau ke sungai. Kalau mau ke danau, perjalanan memang agak jauh, tapi tetap bisa ditempuh pulang-balik (tidak harus menginap).

Tapi yang paling kami rindukan adalah makanan-makanan seperti masakan Cina, mie balap dan kopi tiamnya. Disini, kalau mau ngopi yang enak, ya ke JCO atau Excelso. Memang ada juga Enhaii yang jual aneka ragam serabi. Tapi, serabi juga kan bikin bosan. Tapi ya sudahlah… Kalau makanannya tidak sesuai selera, ya sudah masak sendiri sajalah. Lebih aman. Hahaha…
Kapan-kapan kalau pulang ke Medan, langsung melarikan diri ke kuetiaw Ateng, pangit Awai dan penyet Surabaya. Karena ketiganya, tidak ditemukan di kota Palembang ini…. Kemudian mengunjungi Pantai Cermin, Berastagi dan Danau Toba. Komplit...

Most Popular Halloween Traditions

Halloween is a holiday with an ancient tradition in ritual and religious celebration. While very little of the practices that originated the holiday still exist in popular culture, they did give rise to a newer, more fun and diverse way of keeping the tradition. So stock up on candy, party supplies find the scariest costume that you can, and get ready for the most popular traditions in the history of the holiday.
Jack O'Lantern: Many legends persist about the origins of the holiday, but few are as folksy or colorful as the jack o'lantern. As the legend goes, Jack was a crafty, evil man, who tricked the devil up a tree and marked it with a cross before he had the chance to come down. As a result the devil got tangled in the greenery, and could not escape. Jack eventually passed away. His evil deeds would not allow him passage into Heaven, and Hell would not take him either. He was then forced to walk the earth with only a hollowed-out turnip and a piece of burning coal to light his way.
Costumes: Adult Halloween costumes range everywhere from caveman costumes to famous movie monsters. Children usually pick their favorite cartoon characters or other kids Halloween costumes. Today, costumes are a huge part of the fun of October 31st and carry with them their own special significance as expressions of individual personality from each wearer. They also make another Halloween tradition, the party, that much more fun!
Trick or treating: This practice dates back to the Middle Ages in the areas that are now Britain and Ireland. During those times, poor people would dress up in costumes every November 1st and go from door to door begging for food. The practice was incorporated into the holiday we now know as Halloween over time and saw aggressive support during the 20th Century in North America.
Scary movies: Since the dawn of motion pictures, movies such as "The Cabinet of Dr. Caligari" and "Nosferatu" have scored big with audiences, who liked the artificial danger horror films created. In these, you could face great evil and always live to tell the tale. As movies developed, horror became one of the most profitable genres, not just around Halloween time, but all throughout the year.
Ghost stories: A campfire tradition that was popular in the 1950's and 1960's, the tradition actually goes back much further. As early as Shakespeare, audiences were enthralled with the tradition in stories such as "Hamlet" and "Macbeth." The spooky nature of the proceedings lend themselves to the other elements of the holiday.
No matter what you do this Halloween, try to fit in at least one of these great remembrances into your yearly celebration. Just beware of the goblins and ghosts!

Monday, July 12, 2010

Oleh-Oleh Akhir Pekan

Hari Minggu kemarin, seperti biasa, kami menyempatkan diri mencari hiburan keluarga ke luar rumah, mumpung lagi hari Minggu. Karena keluarnya juga sudah agak sorean, akhirnya perjalanan pulang kami bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Sudah hampir malam.

Awalnya tidak ada yang terlalu menarik perhatian. Entah kenapa, iseng aku melihat ke arah langit sore. Ya ampun..ternyata pemandangannya bagus sekali. Sebenarnya hari sudah mau gelap (sekitar jam 18.00-18.30 an gitu) tapi langit masih nampak terang. Dan karena cahaya matahari yang cerah itu sudah mulai tertutup awan, akhirnya terbentuk seperti berkas-berkas sinar yang lebih terang ditengah langit yang mulai gelap, meskipun masih berwarna biru. Kelihatan kan? Berkas cahaya mataharinya seperti membentuk koridor panjang?
Sebenarnya, aku sempat juga melihat warna jingga lembayungnya. Tapi, karena terlalu tertegun, jadi lupa ambil gambarnya.. Hikshikshiks.. Padahal, sunset kan momentnya nggak pakai lama. Kalau telat sedikit saja, berlalu lah sudah. Dan aku termasuk dalam golongan yang telat itu. Hahaha..

Tapi, daripada nggak dapat apa-apa, aku tetap melanjutkan ambil gambarnya. Berturut-turut sampai langitnya makin gelap dan kehilangan warna.
Di gambar ini, berkas cahanya masih ada, tapi sudah semakin pendek, menyempit dan terpecah-pecah. Biarpun begitu, langitnya masih biru.

Gambar yang terakhir ini, waktu langit sudah semakin gelap dan tak layak foto lagi.
Mataharinya sudah benar-benar tenggelam. Tinggal semburat merah nya saja yang masih kelihatan. Itu pun sudah mulai pudar. Semuanya hanya dalam waktu sekitar 15 menit saja.
Oh ya, sori kalau kualitas gambarnya tidak memadai. Karena foto-foto ini cuma diambil pakai BB di dalam mobil yang sedang bergerak di jalan raya. Jadi, hasilnya benar-benar pas-pasan. Hahaha.. Lagipula, aku hanya merasa, kalau keindahan seperti ini layak untuk dibagikan. Keindahan yang tak ada duanya. Jadi, ini adalah oleh-oleh akhir pekanku kali ini... Ngomong-ngomong, gimana akhir pekannya kemarin? Menarik lah ya..

Friday, July 9, 2010

Susahnya Minta Maaf

Ada banyak alasan kenapa orang tidak bersedia meminta maaf. Ada karena dia memang tidak mau mengakui kesalahannya, meskipun situasi dan kondisi menunjukkan sebaliknya. Sebab, orang meminta maaf itu ada alasannya, dan sebelum meminta maaf, tentunya terlebih dahulu dia harus mengakui kesalahannya. Ada juga yang merasa takut akan penghakiman orang, setelah dia memberikan sebuah pengakuan atas kesalahannya dan meminta maaf. Ada juga yang tidak bersedia meminta maaf karena belum siap menghadapi konsekuensi dari permintaan maafnya itu, misalnya diminta untuk membereskan masalah yang timbul akibat kesalahannya, dsb. Ada semacam perjanjian (tertulis ataupun tidak tertulis) untuk menyatakan kalau dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. Dan masih banyak lagi, mungkin kawan-kawan juga punya pendapat sendiri tentang kenapa orang tidak bersedia meminta maaf.

Setelah dilihat-lihat, ternyata alasan-alasan di atas memang termasuk kategori berat untuk dihadapi. Karena tak semua orang bisa dengan rela mengakui kesalahannya, lalu orang mana yang bisa menghadapi semua hujatan dan penghakiman dengan tenang? Tapi itulah sebabnya, hanya orang-orang yang berbesar hati dan berjiwa ksatria yang mampu dan bisa meminta maaf untuk semua kesalahannya.

Karena memang tak ada satupun manusia di dunia ini yang luput dari kesalahan. Tak satupun yang paling benar, tak satupun yang paling suci dan tak satupun yang paling bersih. Tapi dunia tetaplah dunia, lengkap dengan mahluk hidup penghuninya yang penuh kekurangan. Meskipun dirinya sendiri penuh kesalahan, dia masih bisa menghujat orang lain yang melakukan kesalahan. Jadi, apa boleh buat, sepertinya sudah menjadi kebiasaan manusia, kalau bersalah (mengaku atau tidak) pasti akan mendapat penghakiman/hujatan. Dan kalau masih ada yang berani meminta maaf dengan tulus, meskipun sudah mengetahui akibat dari permintaan maafnya itu, pastilah dia seorang yang berjiwa besar.

Orang-orang seperti Tiger Wood, Bill Clinton, Anji-Drive, Sheila Marcia, Pasha-Ungu, ataupun Cut Tary, bisa dikategorikan dalam kelompok yang berjiwa besar itu. Memang, dengan meminta maaf, bukan berarti semua permasalahan selesai. Tapi dengan kata maaf, setidaknya hujatan dari sesama manusia bisa diminimalisir. Kan orangnya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf, mau apa lagi toh? Sudah kodrat manusia untuk berbuat kesalahan kan? Bahkan banyak orang-orang berbalik jadi merasa iba, setelah melihat seseorang mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Artinya, setelah hujan hujatan, kebanyakan disusul hujan simpati...

Meminta maaf kepada satu orang saja, sulitnya bukan main kan? Apalagi meminta maaf di hadapan media dan ditonton oleh orang banyak?!?! Tapi, yakinlah…tidak semua orang mau dan mampu untuk meniru tindakan mereka. Tidak semua orang!
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff