Wednesday, March 31, 2010

Berhentilah MENGGEMUKKAN bayi

Sekarang, aku mau bercerita untuk satu hal yang pernah kuamati langsung. Yaitu, permasalahan obesitas pada seorang gadis yang sedang beranjak remaja. Kita sebut saja namanya Aura. Memang, untuk kategori anak seusianya, Aura termasuk gendut dan bongsor. Tak heran, nafsu makannya memang besar. Dia bisa makan lebih dari 5x sehari kalau ibunya memasak menu favoritnya.

Kalau diperhatikan lebih jauh, Aura cenderung introvert dan kurang pergaulan. Kalau bicara pun hanya sepatah-sepatah dan tidak jelas. Menyadari kalau masalah kelebihan berat badannya itulah yang membuatnya seperti itu, ibunya memaksa Aura untuk mengikuti program diet yang lumayan ketat, padahal dia baru kelas 6 SD.
Ibunya dengan terbuka dan bangga mengatakan kalau anaknya itu memang sedang mengikuti program diet, bahkan sampai ke dokter segala, biar berat badan Aura turun dengan cepat. Awalnya sih berhasil, Aura terlihat lebih langsing. Tapi dia dilarang makan apapun di luar jam makannya yang hanya dua kali sehari. Apalagi minum susu? Jangan coba-coba. Tapi kelangsingan itu hanya bertahan sebentar. Beberapa bulan kemudian, Aura kembali terlihat gendut seperti dulu. Ibunya beralasan kalau Aura ternyata tidak bisa menahan nafsu makannya. Meskipun dilarang, dia sering makan dengan sembunyi-sembunyi. Akhirnya, program diet nya gagal total!

Aku merasa kasihan pada Aura dan kurang setuju dengan program diet ketat dari si ibu. Anak seumur Aura sedang aktif-aktifnya berkegiatan dan sedang sibuk-sibuknya di sekolah. Seharusnya, dia malah harus berusaha agar asupan makanan dan gizi ke tubuhnya seimbang dengan banyaknya energi yang harus dikeluarkan. Pastinya harus makan yang teratur tiga kali sehari dengan lauk pauk lengkap. Ini kok malah dilarang makan? Gimana kalau nanti dia kena sakit maag karena hanya makan dua kali sehari dan tanpa susu? Gimana kalau nanti dia pingsan di sekolah karena kekurangan tenaga? Gimana kalau dia jadi kurang konsentrasi belajar karena perutnya lapar?
Orang tua memang banyak maunya. Dulu, waktu bayi, si anak ‘dipaksa’ makan banyak dan minum susu berkali-kali dalam sehari (melebihi takaran yang dianjurkan di kemasannya) biar terlihat gendut. Kenapa? Karena bayi yang gendut identik dengan menggemaskan. Kadang, si bayi/balita sampai terlihat sesak napas atau sering gumoh saking kenyangnya. Biasanya bayi yang kelebihan berat badan juga jadi malas bergerak alias kurang aktif. Dan dia terbiasa memakan apapun, kapanpun dia mau dengan porsi yang tidak terbatas.

Tapi, kenapa begitu perut si bayi terbiasa menerima makanan dalam porsi besar dan dalam waktu yang cukup lama, lalu si ibu tiba-tiba memaksa mengubah kebiasaan itu sesudah dia beranjak remaja?

Penelitian medis menyatakan kalau bayi yang kelebihan berat badan, kemungkin besar akan mengalami obesitas di masa dewasa. Anak seperti Aura, yang sudah terbiasa makan dalam porsi besar sejak kecil, pastinya akan cukup sulit untuk melepaskan kebiasaannya itu. Padahal, di masa sekarang, remaja bisa bertingkah laku cukup kejam terhadap rekan-rekannya remaja yang lain. Tidak segan-segan mengejek dan mengintimidasi siapa-siapa yang mereka anggap aneh dan tidak gaul. Dan obesitas adalah salah satu bahan ejekan yang tidak pernah habis dimakan waktu.

Aura yang sudah tidak percaya diri dengan berat badannya, masih harus bergumul lagi dengan ejekan teman-temannya di sekolah. Di rumah, masih harus berhadapan dengan omelan ibunya tentang pengaturan dietnya. Alhasil, dia tumbuh sebagai anak yang introvert dan tidak percaya diri. Dia merasa ada yang salah dengan tubuhnya dan dengan dirinya.

Kenapa tidak dari awal saja orang tuanya menjaga agar anak-anak seperti Aura tidak mengalami obesitas ya?  

Sekarang, sudah tidak trend lagi memiliki anak yang terlalu gendut. Anak seharusnya dibiasakan dengan berat tubuh yang proporsional dan ideal sesuai usianya. Jadi, sewaktu dia beranjak dewasa, dia tidak harus menghadapi masalah obesitas seperti ini. Pola makannya juga harus diatur agar tidak berlebihan. Anak yang gendut itu belum tentu sehat. Tapi anak yang berat badannya proporsional sudah pasti lebih sehat dan lebih aktif.
Menurutku, berhentilah menggemukkan bayi kalau nantinya akan menyesal karena punya anak remaja yang kelebihan berat badan.. Membiasakan pola makan yang sehat dan tidak berlebihan seharusnya dilakukan sedini mungkin. Sehingga berat tubuh anak bisa dikontrol dengan baik dan di masa remajanya, dia tidak harus berhadapan dengan masalah berat badan. Kalaupun ternyata anak menjadi gendut karena satu dan lain hal, janganlah terlalu memaksakan program diet ketat ketika umurnya masih terlalu muda. Karena diet bukan melulu tentang mengurangi makanan, tapi juga tentang niat yang teguh dari pelaksananya. Dan anak umumnya masih belum memahami niat itu.

PS: Kalau melihat bayi yang gendut menggemaskan, reaksiku ada dua:
A: Aduh, gendutnya kau, nak. Aku jadi pengen mencubit pipimu…
B: Jangan terlalu gendut, nak. Kalau nanti remaja kau masih gendut juga, pasti akan jadi bulan-bulanan kawan-kawanmu…

Monday, March 29, 2010

Seribu Komentar Dalam Sebulan

Waktu blogwalking ke sebuah blog Amerika beberapa hari yang lalu, aku menemukan posting yang (menurutku) cukup aneh. Judulnya sih lumayan bagus: The March Comment Challenge, yang berarti kita ditantang untuk bisa meberikan komentar di blog manapun selama bulan Maret ini. Tapi, yang membuatku jadi ilfil (ilang filing..hehehe) adalah melihat kalimat berikutnya:
“I challenge you to make 1000 comments during the month of March.”
Apa??? Nggak salah tuh?
Kalau 1000 komentar dibagi 30 hari saja, berarti aku harus memberikan minimal 33 komentar per harinya. Itu kalau termasuk hari Sabtu dan Minggu loh. Padahal, biasanya aku selalu berusaha menghabiskan akhir pekan bersama suami dan anakku, yang berarti mengurangi jam di depan laptop.

Jadi, kalau dikurangi 8 hari (4x akhir pekan) berarti pembaginya menjadi 22 hari. Artinya, minimal aku harus meninggalkan 45 komentar setiap harinya! Ya amplop, bisa-bisa aku harus nongkrong di depan komputer selama paling tidak 12 jam (720 menit) dong ya. Untuk memenuhi target 45 komentar itu, paling tidak waktu yang kumiliki untuk menuliskan satu komentar adalah rata-rata 16 menit. Itu pun belum dikurangi waktu untuk makan, istirahat dan mandi. Hahahaha…. Mustahil aku bisa mengikuti hal ini!!!

Menulis komentar bukan hal yang mudah bagiku (kecuali menuliskan komentar-komentar singkat, seperti: nice info, keep blogging, thank you for sharing, dll). Aku tidak bisa memberikan komentar di topik yang tidak menarik perhatianku, ataupun di topik yang tidak kumengerti. Aku tidak bisa memberikan komentar seadanya hanya untuk menyenangkan si empunya blog, tanpa menuliskan sesuatu yang memang muncul dalam pemikiranku. Makanya, aku tidak bisa menuliskan komentar seperti yang di dalam kurung itu. Hahaha…
Lagipula, walaupun hampir seharian berada di dunia maya, aku kan tetap punya ‘kehidupan’ nyata. Aku juga pengen nonton film horror dari DVD, pengen nulis artikel sesering mungkin di ke-4 blog ku. Harus ngasih makan anakku dan membuat susunya. Harus masak di pagi hari, harus mandi, istirahat siang sebentar, dll. Belum lagi memanen di Farmville dan game kesayanganku lainnya. Hehehe.. There’s no way I can do that!

Tapi anehnya, banyak loh yang mengikutinya. Banyak sekali. Lebih dari 100 orang. Sepertinya ada banyak blogger yang punya waktu seharian di depan laptop nih. Dan coba tebak apa hadiahnya. Transfer paypal? No! Give away gift? No! Hadiahnya hanyalah si pemilik blog akan mendisain sebuah “button” dengan tulisan:
untuk dipajang di blog si pemenang, agar semua orang bisa melihatnya. Dan pastinya, si penyelenggara kontes akan menyertakan link blog nya di award itu. Dan sebagai balasan, dia akan memajang blog si pemenang lengkap dengan alamat url-nya di blog si penyelenggara. Hampir mirip dengan pemberian award biasa, hanya saja yang ini lebih ribet. Padahal, ujung-unjungnya adalah tukar link biasa. Entahlah.

Tapi menurutku, hadiahnya ini tidak sepadan untuk banyaknya waktu yang sudah kekeluarkan, meskipun blog itu sudah PR4. Gimana menurut kawan-kawan? Hehehe…

Thursday, March 25, 2010

Memiliki Dengan Tanggung Jawab

Apakah “unsur kepemilikan” saja bisa dijadikan dasar agar bisa melakukan apapun yang kita inginkan terhadap hak milik kita itu?

YA! TENTU SAJA!
Ini kan rambutku sendiri. Bukan milik orang tuaku. Bukan milik pacarku. Bukan milik siapapun. Milikku pribadi. Jadi, terserah aku dong mau dipotong sependek apa! ATAU: Ini kan gajiku sendiri. Suka-suka aku dong mau dipakai untuk apa! Mau belanja kek, mau dibakar kek. Suka-suka aku.
Aku punya hak untuk berbuat apa saja terhadap semua hal yang menjadi milikku. Tak seorang pun dari kalian yang bisa ikut campur. Urus saja milikmu sendiri.

Gimana menurut kawan-kawan?
Menurutku, di samping setiap hak kepemilikan yang ada pada kita, terdapat tanggung jawab. Keduanya berjalan beriringan. Untuk kepemilikan yang sederhana, tentunya tanggung jawabnya juga relatif sederhana. Sebaliknya, untuk kepemilikan yang lebih besar, tanggungjawabnya juga lebih besar.

Misalnya, gaji bulanan yang kita peroleh dengan susah payah memang sepenuhnya menjadi hak milik kita. Tapi, kita tetap punya tanggung jawab untuk menggunakannya dengan “baik” kan? Sehingga tidak merugikan diri sendiri, apalagi merugikan orang lain. Kalau uang gaji itu dipakai berfoya-foya untuk belanja, mungkin tidak ada yang merasa dirugikan (kecuali si pemilik gaji sendiri). Tapi jadi lain ceritanya kalau uang gaji itu dipakai untuk membeli narkoba. Faktor tanggung jawabnya sudah hilang, karena hak kepemilikannya itu sudah disalah-gunakan.

Jadi, kita tidak bisa menjadikan faktor kepemilikan sebagai pembenaran atas segala tindakan kita. Bayangkan saja, seandainya saja semua pemilik mobil di dunia ini mengendarainya dengan sesuka hati, dengan pemikiran: dia bebas melakukan apapun dengan barang miliknya, maka kita akan berhadapan dengan kondisi jalan yang carut marut. Lalu, jika semua orang di Indonesia ini memilih untuk keluar rumah dengan telanjang bulat (wow!) dengan alasan: tubuhnya adalah miliknya pribadi dan dia bebas melakukan apapun untuk itu, bayangkan bagaimana kacaunya. Hehehe…
Sebagai contoh terakhir, kalau semua pemilik senjata api di dunia ini menggunakan senjata miliknya dengan semena-mena, maka dunia ini akan kembali ke zaman Wild Bill dan Wild Wild West. Hahaha…
Bersamaan dengan kepemilikan, datanglah tanggung jawab.

Thursday, March 18, 2010

Hamil Sebelum Menikah. Trend?

Ingat nggak, waktu dulu sedang musimnya selebriti merayakan ulang tahunnya secara mewah dan besar-besaran? Ketika itu, banyak sekali masyarakat umum dari kalangan mampu yang memilih merayakan ulang tahunnya (biasanya ulang tahun ke-17) juga di hotel-hotel berbintang. Demi mendapatkan kesan berkelas dan wah layaknya pesta-pesta selebriti di televisi. Kenapa? “Kan sekarang lagi musimnya pesta besar-besaran.” Begitulah sebagian kecil dari besarnya pengaruh televisi pada masyarakat luas. Gaya hidup mereka-mereka yang sering nampang di televisi, tak jarang menjadi acuan para penontonnya
Dan gaya hidup yang terbaru (tapi termasuk stok lama) sekarang ini adalah, trend untuk hamil sebelum menikah atau hamil dulu baru menikah atau hamil dulu dan tetap tidak menikah. Nah, kalau yang ini, ada banyak sekali contoh-contoh terbaru yang bisa kita lihat beredar di layar televisi. .

Di televisi, perempuan Indonesia yang dibesarkan dengan adat ketimuran, sudah dengan berani menantang kamera wartawan dan mengatakan kalau dia sedang mengandung meskipun belum pernah menikah. Ada juga yang mengatakan kalau ia sedang menuntut pengakuan ayah dari anaknya yang sudah besar, karena dia ingin membuat akte kelahiran untuk buah hatinya itu. Akte kelahiran biasanya bisa diurus begitu si anak lahir kok, tapi syaratnya harus menyertakan akta nikah. Kalau ternyata, anaknya tidak bisa diurus akte kelahirannya, berarti ada masalah dengan akta nikahnya kan? Eh, ternyata si anak itu adalah anak di luar nikah. Yah pantas saja tidak bisa diurus akte kelahirannya. Ada juga perempuan yang bersikukuh untuk menutupi ayah dari anaknya, tapi tetap bertahan tidak menikah dengan alasan lebih memilih jadi single parent daripada tetap memaksa menikah dan akhirnya bercerai.

Apa jadinya, kalau perempuan-perempuan Indonesia ini sudah tidak merasa malu lagi kalau melahirkan anak sebelum menikah, seperti perempuan-perempuan ‘bule’ sana? Apakah kita benar-benar sudah siap meniru kebudayaan Barat itu lengkap dengan konsekuensinya? Dulu, kalau seorang perempuan hamil di luar nikah, keluarganya akan buru-buru ‘mengungsikan’ si calon ibu yang belum bersuami itu ke kampung. “Malu dengan gunjingan orang” alasannya. Sekarang? Weleh-weleh…jangankan sembunyi, eh malah nongol di layar televisi. Heran.
Perasaan “malu akan gunjingan orang” itu sebenarnya bisa dijadikan antisipasi mental yang ampuh untuk menangkal trend hamil sebelum menikah ini. Perempuan-perempuan timur akan berusaha agar tidak terjerumus ke perilaku seks sebelum menikah agar tidak mengalami hukuman digunjingkan masyarakat ini. Karena, malunya tak akan pernah bisa hilang. Kalau ternyata, hukuman mental ini sudah tidak lagi ampuh, maka kita tinggal menunggu waktu saja. Karena sebentar lagi akan lebih banyak lagi perempuan-perempuan muda lainnya yang akan hamil sebelum menikah dan “tidak perlu merasa malu". Kenapa?
"Wong dimana-mana juga banyak yang hamil di luar nikah kok, tapi tetap santai. Kenapa aku harus malu? Perduli amat dengan omongan orang! So what gitu loh”
Punya anak perempuan di zaman sekarang ini memang susah ya..

Friday, March 12, 2010

Ulang Tahun Kedua

Ini adalah ulang tahun kedua yang kutuliskan di blog ini. Tidak terasa waktu berlalu. Dan disinilah aku, sekali lagi membagikan rasa syukur di blog tercintaku ini. Aku bersyukur karena Tuhan masih mengaruniaiku umur tahun ini. Dan aku bersyukur untuk begitu banyaknya berkat dan karunia yang sudah kuterima dalam setahun ini. Yang membuat perasaan senang adalah ketika membaca banyak ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman di Facebook. Sedikit banyak, perasaan terharu itu datang juga. Mengingat banyaknya doa yang disampaikan teman-teman di hari ulang tahunku ini.
Di kesempatan ini juga aku mau bersyukur karena blog perdana ku ini masih berhasil survive hingga sekarang. Sehingga aku bisa menuliskan artikel ulang tahunku sebanyak dua kali disini. Terimakasih untuk teman-teman blogger yang sudah meluangkan waktu untuk memberikan komentar-komentar berkualitas atas pemikiran-pemikiran dan berbagi ilmu yang kusampaikan lewat blog ini.

Juga terimakasih untuk kawan-kawan yang bersedia datang dan membawa banyak traffic ke blog ini. Aku berterimakasih untuk semua komentar yang disampaikan di shout box ku. Baik itu komentar yang menyenangkan, atau yang nyeleneh, bahkan yang aneh-aneh ;) Karena kawan-kawan sudah membantu memperbaiki Alexa ku yang sempat jeblok hingga 5 juta (karena kesibukan bermain game di Facebook. Hehehe) menjadi tinggal 800 ribuan sekarang ini. Terimakasih semuanya :)

Friday, March 5, 2010

Friendly Visitor Award

Rasanya sudah lumayan lama aku tidak menulis artikel tentang award seperti ini. Mungkin karena waktu-ku di blog ini juga sudah tidak sebanyak dulu lagi. Maklum, aku harus memprioritaskan dua blog ku yang domainnya berbayar: Mommy Mayonnaise dan Female Stuffs. Jadi, maaf kalau ada beberapa award dari kawan-kawan yang terlambat kuposting ya..

Award FRIENDLY VISITOR ini adalah salah satunya.
Award ini kudapat dari Executive Production, yang terus terang saja aku masih bingung memastikan apakah yang empunya blog ini mas atau mbak ya. Soalnya, ada beberapa yang memanggil mas (mungkin karena nama situsnya sendiri memakai nama cowok), ada juga yang memanggil mbak (karena foto di blog ini bergambar cewek dan si mbak juga ninggalin pesan). Tapi, ya sudahlah, cewek atau cowok kan tetap juga sobat dunia maya. Hehehe..

Untuk mbak, terimakasih sudah memberikan award ini untuk ketiga blog ku, tapi aku posting disini (blog yang PR nya lebih tinggi diantara semuanya) saja ya. Nggak papa toh? :) Toh, tujuannya kan untuk memberikan back link ke blog mbak juga kan? Hehehe...

Ini adalah award ber-back link sebenarnya. Tapi, berhubung aku tidak bisa memastikan mana yang menerima atau tidak, maka aku akan membagikan award ini ke 10 orang teman-teman blogger yang singgah dan membaca artikel ini saja lalu bersedia menerimanya saja ya. Silahkan diambil dan diposting kembali di blog masing-masing. Jangan lupa memasukkan link Perempuan Rumahan di artikel sobat tentunya.

Setelah itu, tuliskan komentar disini, lengkap dengan url artikel award yang sudah kawan-kawan tuliskan, dan aku akan menambahkan nama dan link sobat di artikel ini juga. Jadi, sama-sama beruntung dengan backlinknya kan? :)

Oh ya, hanya untuk sepuluh blog saja ya, kalau kebanyakan kayaknya aku yang bakal kelabakan, Hehehe..
Backlink untuk award ini:
1. Free Download Application, game, movies
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Salam blogger untuk semuanya dan selamat berakhir pekan...

Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff