Tuesday, December 29, 2009

EYD (Ejaan Yang Disalah-gunakan)

plend es de qhu...........................kgen jgga ea ma klen.......................kpand qta reonian a??????khu tnggu eaa...........kbart a.......”

“CorY yA wen,tdii niYa gk smpet tag2 in ph0to qta qe kLYan cmUAH,..”

“hha . smasma wen . kbarku baekbaek ajj . gman kbarmu ? skaliskali dtg la k methosa.”

"PENGUMUMAN : bhwa, BBFkmbli d tyangkan d tipi,tpat a d indoziar.jgn lupa nnton iia,plend.bbf maen dri pkul 3 sore. HIDUP BBF....!!!!!! bgi pnggmar stia bbf, tolonk d tonton,iia...............................SEKIAN,PLEND.........." 

Pernah membaca status Facebook anak-anak remaja sekarang nggak? Ini ada contohnya. Keempat kalimat itu kuambil dari profil Facebook seorang keponakanku yang duduk di kelas 2 SMP yang lazim disebut Anak Baru Gede alias ABG. Pertanyaanku cuma satu:
Kira-kira, kawan-kawan blogger mengerti nggak dengan apa yang dimaksud kalimat-kalimat diatas?

Kalau aku sendiri, terus-terang, aku pusing tujuh keliling membacanya. Minta ampun ribetnya. Hampir semua bagian dalam kalimat itu melanggar tata cara bahasa Indonesia yang kukenal sejak dulu. Mulai dari penggalan kata yang amburadul (seperti: ’sama-sama’ diganti menjadi ’smasma’), penggunaan huruf besar yang berantakan (seperti: ’kalian’ diganti menjadi ’kLYan’), istilah bahasa Inggris yang di-Indonesiakan seenaknya (seperti: ’friend’ diganti jadi ’plen’), penulisan kata sesuai dengan bunyinya (seperti: ’ya’ diganti menjadi ’iia’), penulisan kata yang disegaja tidak lengkap (seperti: ’kembali’ diganti menjadi ’kmbali’) dan beberapa keanehan lagi (aku sendiri jadi capek menulisnya)

Anehnya, kawan-kawannya semua pada mengerti apa maksud dari tulisannya itu dan membalas dengan kalimat yang sama anehnya juga. Tak jarang, keponakanku ini juga mengirim sms dengan tulisan-tulisan seperti itu. Aduh, jangankan untuk membalas, membacanya saja sudah puyeng.

Rasanya, wajar saja kalau muncul kekhawatiran dari para pemerhati pendidikan di negeri ini. Pergeseran dalam penggunaan bahasa Indonesia saat ini sudah semakin parah. Kalau dulu, sewaktu fitur pesan pendek alias sms sedang booming, semua kata dibuat singkatannya. Tujuannya agar pengiriman sms (yang dihitung berdasarkan karakter) itu jadi lebih murah. Bahkan ada salah satu temanku dulu yang menulis sms tanpa spasi. Coba bayangkan. Tanpa spasi! Jadi, kita harus membacanya dengan ekstra teliti. Kalau tidak, pasti nggak bakal ngeh dengan maksud smsnya.

Menurutku, keanehan tanpa spasi itu saja sudah cukup parah. Ternyata, mucul fenomena baru yang lebih parah lagi. Malangnya, kerusakan ini justru terjadi di kalangan remaja yang notabene masih mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya. Bisa-bisa anak cucu kita ke depan nantinya sudah tidak bisa lagi menemukan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar lagi. Karena sekarang saja, Bahasa Indonesia seperti sudah kehilangan wajah aslinya. Terlalu banyak perubahan. Terlalu banyak pengrusakan. Lama-kelamaan semua ini akan menyebabkan bahasa Indonesia kehilangan identitasnya dan lenyap dari peredaran. Dan tak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Nasib...


Thursday, December 24, 2009

Selamat Hari Natal 2009


Selamat Hari Natal 25 Desember 2009

Ini hanya posting singkat saja, kawan-kawan. Menurutku, tak ada kata yang bisa mewakili betapa spesialnya hari ini bagiku dan kawan-kawan Kristen lainnya. Meskipun aku yakin, tidak semua diantara kawan-kawan yang merayakan Natal, izinkanlah aku membagikan semangat Natal yang sedang kami rasakan saat ini.

Selamat Natal untuk kawan-kawan Kristiani dimanapun berada. Semoga kelahiran Kristus juga ada di hati kita. Membimbing dan mengaruniai kita kasih yang akan membuat kita semakin mensyukuri apa yang sudah kita peroleh di hari-hari yang lalu. Dan menyadari betapa besar cinta Bapa kepada kita semua.

Selamat Hari Natal 2009!
Tuhan Memberkati,
Syalom

Tuesday, December 22, 2009

Selamat Hari Ibu

Ini kali kedua aku merayakan hari ibu, setelah menjadi seorang ibu. Sejak dulu aku selalu menyempatkan diri untuk menelepon emak-ku tercinta di kampung halaman. Hanya untuk mengucapkan ”Selamat Hari Ibu” untuknya. Seandainya saja aku bisa bertemu langsung, pasti ucapan itu akan diselingi dengan peluk dan cium di pipinya yang mulai keriput.

Hari ibu ini berbeda dengan hari wanita. Kalau hari perempuan, pastinya dirayakan oleh semua perempuan. Baik yang tua, muda, gadis, ataupun sudah menjadi ibu. Tapi hari ibu umumnya ditujukan kepada perempuan yang sudah menjadi ibu atau memiliki anak. Sehingga, umumnya juga yang memberikan ucapan ”Selamat Hari Ibu” adalah oleh seorang anak kepada ibunya.

Kasih ibu memang tak ada bandingannya di dunia ini. Dulu aku belum bisa memahami sepenuhnya besarnya cinta dan pengorbanan yang diberikan emakku kepadaku dan adik-adikku. Setelah punya anak, sedikit aku mulai bisa memahami seperti apa tugas dan tanggung jawab yang harus dipikulnya ketika kami masih kecil-kecil dulu. Semua tugas berat itu akan dimulai sejak anaknya lahir.

Hampir tidak ada ibu yang baru punya anak memiliki wajah secerah dan sebahagia ibu-ibu di iklan televisi. Hari-hari sesudah melahirkan akan dibanjiri dipenuhi dengan kegiatan begadang siang dan malam. Merawat bayi baru lahir ternyata sangat melelahkan. Bahkan di malam hari pun harus bangun setiap dua jam sekali untuk memberikan ASI. Istirahat di siang hari pun tidak maksimal, karena ASI harus tetap jalan. Setelah memasuki usia 6 bulan, ASI memang sudah tidak setiap dua jam lagi, tapi digantikan dengan membuat makanan semi padat seperti bubur dan sejenisnya.

Begitu usia satu tahun, harus mulai melatih anak berbicara dan berjalan. Membimbing agar ia bisa berjalan tegak di kedua kakinya. Mengajaknya bicara meskipun hanya sedikit yang bisa dimengerti oleh ibu dari sekian banyak celoteh penuh liur dari anaknya itu. Membersihkan kotoran, mengganti celana ketika pipis, memandikan, menidurkan. Dan semuanya yang tak bisa terucapkan satu persatu. Sangat memeras perhatian dan tenaga. Apalagi dulu kami ada bertiga dengan kelahiran susun paku alias berderet. Sehingga, semua kerepotan itu pasti tak terbayang ketika tiga anak kecil saling bersaing berebut perhatian. Bagaimana lagi dengan mereka yang terdiri dari keluarga besar, seperti suamiku ya? Mereka ada 9 bersaudara! Hanya 2 yang perempuan, sisanya laki-laki semua. Aduuh, salut sekali sama mertuaku itu. Perempuan perkasa.

Untuk Hari Ibu ini, aku mau mengucapkan ”Selamat Hari Ibu” untuk semua blogger perempuan yang sudah menjadi ibu.

Seperti mbak Lidya, mbak Evylia, mbak Dyah, dan semu blogger ibu lainnya yang kebetulan mampir disini. Selamat Hari Ibu, ya. Semoga tetap menjadi seorang ibu yang penuh cinta dan belas kasih..

Monday, December 21, 2009

Mommy Mayonnaise dan Mirror On The Wall

Aku agak repot belakangan ini. Bukan repot masak atau sejenisnya. Tapi repot mengubah domain blog-ku yang Mommy Mayonnaise dari domain gratisan blogspot, jadi domain berbayar dot com. Tapi, jangan salah. Aku sama sekali tidak mengeluarkan uang. Karena pembayaran domainku sudah lunas sampai dua tahun ke depan. Coba tebak, pembayarannya dari hasil review berbayar kemarin. Hahaha..


Penggantian domainnya sukses dengan bantuan seorang kawan yang ahli. Blog Mommy Mayonnaise sudah berubah wujud dalam waktu singkat. Tapi, muncul masalah baru.

Sebelumnya Mommy Mayonnaise sudah dapat PR2 (meskipun agak kurang terurus. Hehehe). Sekarang, PR dan Alexa-nya ambruk jadi N/A. Wajar juga, karena ganti domain, otomatis masih belum terjaring oleh Google. Bakal kerja keras lagi nih. Seperti baru buat blog. Seharian ini saja aku menghabiskan waktu untuk mengedit semua link di blog direktori yang aku punya. Mendaftar ulang di Google, Yahoo dan sejenisnya. Menghubungi kawan-kawan blogger yang bertukar link denganku agar mengganti alamat url lama dengan yang baru. Benar-benar repot.

Makanya, baru sekarang aku bisa posting lagi disini. Blog ini adalah satu-satunya yang tidak akan kupasangi iklan apapun. Blog idealis. Kemarin aku cuma posting satu saja review berbayar, yang memang membutuhkan blog berbahasa Indonesia. Tapi untuk Google Ads ataupun PTC lainnya, sepertinya tidaklah. Semua jatah iklan akan kumasukkan ke Mommy Mayonnaise saja. Mudah-mudahan PR dan dan Alexa-nya cepat kembali.

Blog itu rencananya akan kukelola secara lebih serius. Bahkan lebih serius daripada blog yang ini. Makanya, berganti domain. Kan sayang kalau sudah dibayar tapi tak diurus kan? Selagi PR nya belum tinggi, diubah saja domainnya.
Dan yang paling penting dari semuanya adalah harus tetap rajin menulis. Iya nggak? Hehe... Selamat ber-blogging ria...

Thursday, December 17, 2009

Konsumen Listrik Indonesia

Pemadaman bergilir yang dilakukan PLN akhir-akhir ini benar-benar membuat jadwal ngeblog jadi tersendat-sendat. Masalah ini begitu klisenya sehingga nyaris tidak ada penyelesaian sama sekali. Anehnya, pemadaman ini bisa hilang selama beberapa bulan (seperti beberapa bulan kemarin), lalu mendadak muncul lagi seperti sekarang ini. Apa karena major overhaul nya juga hilang timbul ya?

Ibarat penjual jasa, PLN seperti menjual produk yang amburadul. Masyarakat sebagai konsumen terpaksa harus merelakan diri diperlakukan semena-mena seperti ini. Apa karena PLN satu-satunya perusahaan yang menyediakan listrik di negara ini, lantas konsumen jadi tidak bisa mendapatkan haknya sesuai dengan kewajiban yang sudah dijalankannya?

Setelah mencari kesana-sini, akhirnya aku menemukan juga UU Perlindungan Konsumen (UUPK) yang disahkan tanggal 20 April 1999. Di dalamnya tercantum delapan butir hak-hak konsumen yang ingin aku bagikan juga disini.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapat advokasi dan perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan atau sebagaimana mestinya.

UU Perlindungan Konsumen inilah yang memayungi dan menjadi dasar hukum bagi tiap konsumen yang merasa haknya dilanggar. Tapi, apakah semua konsumen mengetahui hak-hak yang dimilikinya ini? Sepertinya tidak. Banyak konsumen yang memilih untuk berdiam diri bahkan ketika hatinya sebenarnya dongkol melihat barang atau jasa yang dibelinya tidak sebagus yang diharapkannya. Mereka menyadari penyimpangan itu, tapi mereka memilih untuk tidak ribut.

Mayoritas konsumen enggan menyuarakan haknya dengan dua alasan utama. Pertama, merasa pesimis kalau keluhan mereka akan ditanggapi dengan baik. Kedua, tidak tahu kepada siapa harus mengajukan protes, karena tidak adanya mekanisme yang mengatur tata cara pengajuan keluhan (complain).

Kalau dikaitkan dengan masalah pemadaman listrik ini. Apakah masyarakat sebagai konsumen sudah menyadari perlindungan hak UUPK atas jasa pengadaan listrik oleh PLN? Apakah masyarakat tahu tapi pesimis kalau keluhannya akan ditanggapi dengan baik? Atau malah tidak tahu kepada siapa harus mengajukan protes. Sepertinya, untuk saat ini, masyarakat masih akan memilih untuk diam saja dan bersikap nrimo meskipun haknya tidak didapat secara maksimal, sementara kewajibannya tetap harus dilaksanakan, apapun alasannya. Entahlah.

Monday, December 14, 2009

Dunia Anak Indonesia

Hari Minggu kemarin, sewaktu kami sedang berhenti di perempatan lampu merah, aku melihat sebuah baliho besar yang mengiklan-kan acara final pembuatan film anak-anak. Bukan acaranya yang menarik perhatianku, tapi slogan dari acara itu yang dicetak tebal dan dituliskan di bagian yang paling mencolok.
Kalimat sederhana tapi penuh makna.

Begitu selesai membaca kalimat itu, mata akan langsung beralih ke segerombolan anak jalanan yang berkumpul di bawah lampu merah dekat baliho itu berdiri.

Ada yang jadi pengamen dengan alat musik seadanya di jendela-jendala mobil. Ada juga yang jadi pengemis sambil menggendong adiknya yang masih balita di punggungnya, lalu berlarian kesana-kemari. Ada juga seorang anak laki-laki yang membawa kemoceng lusuh kesana-kemari dan menawarkan jasa mengelap debu instan sambil menunggu lampu kembali hijau. Biasanya usahanya itu dibalas dengan klakson dari pemilik mobil yang menyuruhnya berhenti mengelap mobilnya. Inikah wajah dunia anak Indonesia?


Anak-anak Indonesia kebanyakan sudah mulai bekerja mencari uang sejak usia yang sangat dini. Mereka bahkan mengerjakan pekerjaan yang orang dewasa saja menolak untuk mengerjakannya. Tapi, kenapa ada orang yang mau mempekerjakan tenaga anak-anak yang masih kecil seperti itu? Jawabannya singkat. Karena anak-anak bisa dibayar dengan upah rendah dan selalu bisa diintimidasi oleh majikannya. Itu untuk anak-anak yang bekerja di tempat-tempat menyedihkan, seperti menjadi pemulung, pengemis bahkan anak-anak yang menjadi kuli di tambang-tambang. Mereka bekerja karena terhimpit masalah ekonomi. Mereka mungkin bahkan tidak berani memikirkan kemungkinan untuk bersekolah.

Apakah himpitan ekonomi adalah satu-satunya alasan anak memasuki dunia kerja terlalu dini? Tidak. Karena ternyata anak-anak yang memiliki orang tua yang mampu secara finansial pun tetap tercebur juga. Contohnya sudah sering kita lihat, seperti anak-anak yang menjadi artis di televisi. Seperti: Marshanda, Tina Toon, Baim ataupun

Alanis si keriting lucu yang dulu membintangi sinetron Doo Bee Doo. Mungkin, karena kita melihat mereka selalu tampil manis dan ceria di depan tv, kita jadi lupa kalau mereka hampir tidak memiliki waktu untuk bermain karena harus melewatkan hari di lokasi syuting sinetron kejar tayang.

Orang tua dari beberapa artis-artis cilik ini bahkan mengaku dengan terus terang, kalau anak mereka kadang suka rewel di lokasi. Sehingga harus mencari cara untuk bisa membantu anak-anak mereka kembali memperhatikan proses syuting. Anak-anak itu bahkan makan, tidur dan mandi di lokasi. Alanis pemeran Doo Bee Doo dulu bahkan sudah mulai syuting sejak dia belum bisa berbicara. Tugasnya cuma tampil bengong di depan kamera dan memancing rasa gemas penonton. Dia adalah salah satu artis cilik yang mengucapkan kata-kata pertamanya di hadapan kru sinetron dan bukannya di rumah bersama orang tuanya.

Inilah dunia anak Indonesia. Anak yang bekerja adalah hal lumrah disini. Orangtua beranggapan kalau hal itu wajar, mengingat anak memang harus bekerja membantu orangtuanya yang tidak mampu. Anak menganggap bekerja pada usia dini itu kerena, apalagi kalau menjadi artis. Kan orang tuanya masih kebagian jatah menjadi menejer dan bisa mengatur arus keuangan yang dicari dari peluh anaknya yang masih balita.

Mungkin saja inilah yang menjadi latar belakang dari pembuat slogan di atas.
”Dunia anak bukan bekerja. Dunia anak dunia belajar, bermain dan berkreasi!”

Thursday, December 10, 2009

Neraka Di Infernonya-Dante (8)

Untuk kisah di Lingkaran Pertama Lapisan Ketujuh ini, bisa dilihat disini.

-Lingkaran kedua, untuk mereka yang jahat kepada dirinya sendiri.
Disini ditemukan mereka-mereka yang tidak mengasihi dirinya sendiri. Seperti melakukan bunuh diri atau tidak menjaga kesehatan dirinya dan juga mereka-mereka yang tak pernah punya waktu untuk menikmati hidupnya dan tidak mau bergembira. Mereka yang selalu bersedih, meskipun dalam situasi yang berbahagia. Tempat ini disebut juga Hutan Bunuh Diri. Sebuah hutan yang gelap dan sangat berbahaya yang dipenuhi pepohonan yang berdaun hitam. Jiwa orang-orang yang bunuh diri ini akan dikurung dalam setiap pohon-pohon berduri yang ada disana. Dan pohon-pohon inilah yang secara terus menerus diserang oleh Harpy-Harpy yang menjijikkan yang terbang di atas tempat terkutuk ini.

Harpy adalah perwujudan burung raksasa yang memiliki wajah wanita dewasa. Ketika para Harpy memakani ranting pepohonan ini, menghancurkan daun-daun dan dahannya, maka bagian yang luka itu akan mengeluarkan darah. Dan selama darah itu masih mengalir, maka jiwa yang terperangkap dalam pohon itu akan bisa mengeluarkan suara. Karena mereka yang menghancurkan tubuhnya sendiri adalah orang-orang yang mengingkari wujud manusianya. Jadi, moral utama dalam kehidupan mereka adalah penghancuran diri sendiri. Sehingga mereka hanya diizinkan berbicara melalui luka dan air mata. Hanya melalui darah mereka sendirilah mereka bisa mengeluarkan suara.

Ada juga sekelompok orang-orang yang berlarian kesana-kemari di dalam hutan. Mereka adalah mereka-mereka yang telah menghancurkan harta miliknya agar bisa lebih kaya lagi. Misalnya, orang-orang yang membakar rumahnya untuk memperoleh ganti rugi asuransi. Mereka dihukum abadi akan dikejar-kejar oleh anjing ganas. Jika mereka tertangkap, anjing-anjing itu akan mencabik-cabik mereka.

Di sela-sela Hutan Bunuh Diri ini terdapat area pembuangan sampah yang berisi semua sampah polusi yang dihasilkan manusia. Tempat ini adalah untuk mereka-mereka yang merusak diri sendiri dengan menghasilkan polusi lingkungan. Beberapa diantara mereka dikejar-kejar oleh buldoser yang hidup. Beberapa yang lain dikutuk untuk bekerja di pabrik-pabrik yang menyemburkan kotoran seperti yang mereka lakukan untuk meraup keuntungan semasa hidupnya.

Dua kelompok orang terlihat sedang sibuk bekerja. Kelompok pertama bekerja menyusun bagian-bagian barang-barang canggih yang telah rusak dan berusaha memperbaikinya. Sementara kelompok yang satunya berusaha merusaknya kembali dan kemudian menyerahkan bagian-bagian yang sudah terpisah itu untuk disusun ulang kepada kelompok pertama
.
Ada beberapa bagian dari tempat pembuangan sampah ini yang dilalui oleh selokan-selokan dengan air yang dipenuhi sampah jorok berbau busuk. Ada juga beberapa yang tergeletak di kolam minyak dan terus menerus dipatuk oleh burung pemakan minyak. Gas berbau busuk dan sampah-sampah polusi lainnya juga memenuhi tempat ini, termasuk gas air mata. Terdengar suara-suara yang terus menerus merintih, suara jeritan motor dan derakan mesin-mesin. Aliran sungai darah mendidih, Phlegethon, juga mengalir melalui lingkaran ini.

-Lingkaran ketiga, untuk pelaku kejahatan yang menentang Tuhan dan alam
Lingkaran ketiga dari Neraka Lapisan ketujuh ini adalah untuk mereka-mereka yang semasa hidupnya melakukan kejahatan menghujat Tuhan. Baik itu dengan mengutuk Nama Tuhan ataupun dengan menghina alam yang merupakan anugerah Tuhan.
Pendosa-pendosa yang tinggal disini adalah para penghujat Tuhan, lintah darat dan pelaku sodomi. Mereka akan terperangkap selamanya di Tanah Pasir Terbakar, yang secara terus menerus menurunkan hujan api yang besar yang akan menghilang begitu menyentuh tanah. Tapi akan langsung membakar jika menyentuh tubuh para pendosa itu.
Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Tanah Keburukan. Dan disini, ketiga jenis pendosa tadi akan mengalami perlakuan yang berbeda.

Para penghujat Tuhan akan ditelanjangi dan ditarik dalam posisi telentang di tanah di bawah hujan api. Beberapa diantaranya berteriak-teriak dan mengutuk Tuhan.
Para pelaku sodomi yang juga telanjang, akan mengembara selamanya di tanah yang membara itu, atau berjongkok di tanah dengan beralaskan tangan mereka sendiri.
Para lintah darat akan merangkak di pasir yang panas sambil membawa karung uang yang besar di leher mereka. Mereka menggunakan perhiasan-perhiasan mahal, tapi identitasnya ditutupi. Ini sebagai simbol bagaimana mereka telah kehilangan identitasnya karena terlalu memburu harta. Dan warna pakaian mereka menandakan klan keluarganya.
Perusahaan simpan pinjam adalah contoh lintah darat di zaman modern dan juga dikutuk disini.

Aliran darah mendidih sungai Phelegethon mengalir melalui lingkaran ini sampai ke bagian tepinya menuju ke Lapisan Ke-delapan. Disini badan sungai semakin menyempit tapi aliran darahnya semakin deras. Terdengar suara seperti jeritan dari dalam arus air yang warnanya merah terang. Aliran ini kemudian jatuh dengan suara yang mengerikan ke jurang yang dalam menuju Lapisan Kedelapan.

Tuesday, December 8, 2009

Koin Peduli Prita

Apa yang terjadi kalau ada salah satu anggota masyarakat mengalami ketidak adilan dari sebuah lembaga? Maka masyarakat luaslah yang akan bertindak menunjukkan keadilan untuknya. Kasus Prita adalah salah satu dari contoh untuk ini.

Setelah pengadilan memutuskan Prita sebagai pihak yang bersalah dan diwajibkan membayar uang penalti sebesar ratusan juta rupiah, dia hanya bisa pasrah. Meskipun ia juga pasti telah mengalami kerugian moral dan materil sejak kasus ini bergulir, ia sepertinya sudah memutuskan untuk menyelesaikan kasus yang carut-marut ini. Dia cenderung lebih merasa bingung tentang bagaimana dia akan membayar penalti sebesar itu daripada memikirkan posisinya yang divonis bersalah.

Meskipun pengadilan telah memutuskan Prita bersalah, sepertinya masyarakat luas memiliki pandangan yang berbeda. Dan karena keputusan pengadilan tidak bisa diganggu-gugat, masyarakat pun mencari cara lain untuk membantu memberikan keadilan bagi Prita. Cara yang dipilih sangat sederhana dan menyentuh hati. Koin peduli Prita. Tidak ada aksi penggalangan dana dengan gala dinner mewah ataupun konser yang mengundang artis papan atas. Masyarakat hanya mengumpulkan kepingan-kepingan uang logam yang bisa disumbangkan hampir seluruh lapisan masyarakat.

Tak hanya orang dewasa. Mahasiswa, pelajar, hingga anak-anak pun bisa menyisihkan uang logam yang kadang tidak dipergunakan (atau bahkan terlupakan) di dalam saku mereka. Tak hanya orang kaya, tukang becak dan supir angkot pun menyempatkan diri untuk menyumbangkan beberapa keping uang logam. Sekilas upaya ini seperti sia-sia. Bayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengumpulkan uang logam sebanyak 200 juta rupiah? Dan kalaupun terkumpul, bayangkan besarnya wadah yang dibutuhkan untuk menampungnya.

Tapi, yang menjadi poin utamanya disini adalah bagaimana keadilan itu punya banyak wajah. Kalau gagal mendapat keadilan dari sebelah kiri, masih ada sisi sebelah kanan. Prita mungkin sedih atas vonis berat yang dijatuhkan padanya. Dia mungkin bingung dengan besarnya penalti yang harus dibayarnya, sementara dia hanyalah ibu rumah tangga biasa dan dari keluarga sederhana. Tapi, Koin Peduli Prita ini pasti akan sangat menyentuh hatinya. Sedikit banyak, itu akan membangkitkan semangat di dalam kalbunya. Dan memberi harapan, bahwa dia tidak sendiri mengalami kesulitan ini. Koin-koin yang terkumpul dari posko-posko peduli Prita mungkin terlihat tidak menjanjikan untuk saat ini.

Tapi menurut informasi, posko sejenis sudah semakin banyak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Medan. Coba perhatikan, aksi kemanusiaan seperti ini memang biasanya bersifat menular. Sama halnya dengan ketika orang-orang menyumbang untuk korban-korban bencana alam. Semua pihak akan membantu semampunya. Menurutku, hanya masalah waktu saja, sebelum Posko peduli Prita ini semakin banyak dan semakin menjamur di berbagai tempat.

Bersamaan dengan itu, muncul pula masalah baru. Akan selalu ada orang yang mengail di air keruh. Posko juga harus bertanggung jawab untuk memastikan uang-uang logam yang terkumpul itu memang dipergunakan untuk membantu Prita dan tidak diselewengkan. Memang bentuknya hanya uang logam, tapi sepuluh ribu keping pecahan seratus rupiah adalah sama dengan seratus lembar uang sepuluh ribuan. Sama-sama satu juta rupiah kan?

Koin peduli Prita adalah tanggung jawab besar dan mudah-mudahan bisa membantu meringankan beban Prita.

Saturday, December 5, 2009

Neraka Di Infernonya-Dante (7)

Bagian Ketujuh: Lapisan Ke-enam (Kota Dis)
(Untuk para penganut bid’ah)

Setelah melewati Lapisan Ke-lima, Dante menuju ke lapisan berikutnya. Tempat ini adalah tempat penghukuman abadi untuk mereka-mereka yang menganut ajaran bid’ah semasa hidupnya. Termasuk dalam kategori ini adalah agama-agama yang melenceng dari agama Kristen tapi masih menganggap diri sebagai Kristen.
Aliran-aliran kepercayaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Alkitab. Agama-agama yang menyelewengkan penafsiran Alkitab untuk untuk kepentingan tertentu. Juga mereka-mereka yang atheis, penganut animisme, penyembah berhala

Neraka pada lapisan ini masih terbagi atas dua bagian lagi:
Pertama, daerah kosong yang dipenuhi makam dengan batang-batang besi membara bertonjolan di atasnya. Beberapa diantaranya bahkan tampak begitu merah karena panasnya. Masing-masing besi itu mewakili jiwa orang-orang yang menganut paham bid’ah semasa hidupnya. Mereka terkurung dalam lubang-lubang besar mirip tong yang bertebaran diantara makam-makam itu. Di dekat masing-masing makam juga terdapat lempengan besi yang berukuran cukup besar dan berfungsi untuk menutup lubang-lubang itu. Udara disini terasa panas dan kering.

Kedua, ada dataran luas di Kota Dis yang menyerupai musoleum yang terbuat dari marble putih. Terdapat deretan koridor selebar sekitar lima meter dengan tinggi yang hampir sama disana. Udara di dalamnya sejuk, berbeda dengan panas menyengat yang ada di bagian luar luar. Musik yang merdu dan manis mengalun lembut dari suatu tempat dan volumenya tidak pernah berubah. Di dalam musoleum, terdapat dinding yang ditutupi marble berbentuk persegi empat yang diatasnya tertulis daftar nama-nama, tanggal lahir dan tanggal kematian. Kadang-kadang juga terdapat potongan puisi. Di belakang masing-masing lempengan inilah terkurung orang-orang yang tidak mempercayai Kristus. Kalau dinding lempengan itu diketuk, kadang-kadang bayangan mereka bisa muncul keluar.

Di sisi lain, terlihat beberapa ceruk padat memenuhi dinding. Di dalam setiap ceruk ini terdapat sebuah jambangan besar. Di seberangnya terdapat terdapat beberapa ruangan kecil yang dihiasi dengan ornamen kuburan yang sangat besar dalam berbagai model. Setelah beberapa saat, maka akan mulai terdengar geraman, rengekan, kemarahan, kutukan dan sebagainya yang datang dari dalam kuburan-kuburan itu.

Beberapa dari koridor yang terdapat di musoleum ini mengarah kembali ke gerbang besi Kota Dis. Sementara yang lainnya menuju ke Lapisan Ketujuh.
Di tepi Lingkaran Keenam berbatasan dengan Lingkaran Ketujuh, tercium bau amis yang menjijikkan. Sehingga siapapun yang memasukinya mungkin harus berhenti beberapa saat dulu untuk membiasakan diri.

Bagian Ke-delapan: Lapisan Ke-tujuh
(Untuk mereka-mereka yang memiliki sifat bengis, kasar dan kejam)

Lapisan ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang dikutuk karena sifat kasar dan kekejaman yang seperti binatang semasa hidupnya. Penjaganya bernama Minotaur.
Disini terdapat tiga lingkaran yang ditentukan berdasarkan jenis dosa yang mereka lakukan.

-Lingkaran Pertama, berada tepat dibawah Lapisan Keenam.
Ini adalah tempat untuk mereka-mereka yang suka berlaku kasar pada tetangganya, baik itu dengan cara membenci, membunuh ataupun merampas.
Di lingkaran ini pula terdapat Sungai Phlegethon (Phlegyas) yang dialiri darah yang mendidih. Baunya tidak tertahankan. Berisi darah segar dan bergumpal.
Mereka yang berada disana akan meronta-meronta untuk menyelamatkan dirinya agar tidak tenggelam dan hal ini akan berlangsung selamanya. Kedalaman sungai ini tergantung pada dosa masing-masing. Semakin besar dosanya, maka sungai tempatnya berada akan semakin dalam.

Sementara itu, seekor centaur (kuda berkepala manusia) dan jiwa-jiwa terkutuk yang telah pernah mengalami kekerasan di masa hidupnya akan berpatroli di sepanjang tepi sungai. Mereka siap memanah setiap pendosa yang berusaha mengangkat dirinya dari sungai darah itu melewati batas yang ditentukan. Para pendosa yang dihukum di sungai ini mengenakan seragam seperti yang mereka pergunakan di masa hidupnya dulu. Mata mereka terlihat berkabut dan wajahnya tanpa ekspresi. Pemimpin para centaur ini bernama Chiron, putra Saturnus dan Philyra yang terkenal karena kebijaksanaannya.
Ia kemudian menunjuk centaur lain bernama Nessus untuk memandu Dante dan Virgil menyeberangi sungai Phlegethon.

Disungai darah yang mendidih ini ada satu kapal kayu yang tenggelam terkatung-katung. Di dalamnya terdapat orang-orang jahat yang menjadi penjual budak semasa hidupnya. Mereka terperangkap di bawah alat pemanggangan di dek kapal. Dante juga melihat sebuah pulau yang dibentuk dari sekumpulan pekerja hukum yang pada masa hidupnya telah dengan sadar melepaskan banyak penjahat yang seharusnya dihukum, yang telah membebaskan pembunuh-pembunuh dari hukuman dengan tidak adil. Mereka akan terpuruk saling menindih satu sama lain dan berusaha agar orang yang sedang ditindihnya tetap merasa lelah hingga tidak mampu melawan, kalau tidak pulau itu akan hancur berantakan karena fondasinya bangkit dan melarikan diri dan mereka semua tercebur ke sungai darah. Atau bahkan mencoba untuk berbalik menindih mereka yang diatasnya. Jadi, meskipun tempat ini tidak dibanjiri darah, para penghuni pulau itu tetap tidak bisa bergembira. Di satu tempat, aliran darah sungai Phlegethin ini akan menurun melewati sisa tingkatan ini dan jatuh ke Lapisan Kedelapan.

Untuk Lingkaran Kedua, lihat di posting berikutnya.

Wednesday, December 2, 2009

Neraka di Inferno-nya Dante (6)

Bagian Keenam: Lapisan Kelima
(Untuk mereka yang pemarah dan pemurung)

Aliran Sungai Styx yang mengalir dari Neraka Lapisan Keempat telah menjadikan lapisan ini terdiri atas rawa-rawa bau yang tersebunyi di balik kabut tebal. Kedalaman rawa ini hanya setinggi mata kaki, tapi sangat licin dan menjijikkan. Ada banyak pohon yang rendah dan semak-semak yang bertebaran tak beraturan. Tempat ini adalah rumah untuk dua jenis pendosa. Orang yang pemarah dan pemurung.
Disini, jiwa-jiwa yang tak terhitung banyaknya itu akan saling menyerang satu sama lain dalam lumpur. Mereka semua adalah jiwa-jiwa yang dikuasai oleh amarah. Mereka bahkan marah terhadap diri mereka sendiri sehingga mereka juga menyerang dan menggigit tubuhnya sendiri.

Virgil juga menunjukkan kepada Dante gelembung-gelembung udara yang tampak di atas lumpur. Gelembung itu menandakan bahwa ada jiwa-jiwa yang terbaring di dalam lumpur. Itu adalah jiwa-jiwa si pemurung. Pada masa hidupnya, mereka menolak menerima pencerahan spiritual. Setelah mereka meninggal, mereka akan dikubur di bawah lumpur Styx yang bau. Mereka akan mengeluarkan suara-suara gerutuan sehingga memunculkan gelembung udara yang naik ke permukaan lumpur.
Setelah melewati bagian tepinya yang berlumpur, Sungai Styx akan semakin dalam di bagian tengahnya. Disini juga terdapat orang-orang pemarah yang masing saling berkelahi di bawah air. Dan orang-orang pemurung juga terbaring di bawah permukaan air. 

Terdapat menara-menara hitam yang besar berbaris di sepanjang tepian rawa. Menara-menara ini merupakan terminal kapal. Ada pancaran cahaya berwarna merah seperti api atau laser yang memancar dari jendela paling dari setiap menara, mengarah ke menara-menara sejenis yang berada di seberang Sungai Styx. Itu adalah Kota Dis, kota tempat Setan berada.
Sinyal ini adalah untuk untuk memberitahukan bahwa si pembawa kapal, bernama Phlegyas, sedang berlayar membawa penumpang yang hendak menyeberang ke Kota Dis. Phlegyas adalah seorang pria besar yang berjanggut lebat dengan mahkota pendek dari emas yang selalu berdiri di bagian depan kapalnya.
Ia membawa penumpang dari satu terminal ke terminal yang lain di sisi Sungai Styx.

---Menyeberangi sungai Styx---
Setelah menyeberangi sungai Styx, kabut mulai menghilang dan udara terasa semakin panas. Entah bagaimana seluruh kabut itu bisa terbakar habis sehingga tampaklah di seberang Styx, dinding lumpur tebal yang bau seluas seperempat mil di bagian depan Kota Dis. Dinding-dinding itu terlihat bagaikan tirai raksasa, dengan bagian lengkung berbentuk menara yang terbuat dari besi membara. Beberapa diantaranya sepertinya cukup panas untuk bisa membakar karena terlihat merah menyala.
Api abadi yang membakar di dalam kota adalah satu-satunya sumber cahaya di dalam neraka. Di satu bagian terdapat gerbang raksasa yang memotong bagian dinding. Iblis menjaga setiap bagian dari dinding terbuka tempat gerbang itu berada.
Daerah ini adalah akhir dari "Neraka Bagian Atas" dan awal dari "Neraka Bagian Bawah"

Diantara Neraka Lapisan Kelima dan Keenam, di dalam Kota Dis, merupakan tempat birokrasi Neraka untuk manusia, seperti layaknya di dunia nyata. Sebuah gedung besar yang pekerjaannya adalah membuang waktu untuk melakukan hal-hal yang samasekali tidak membantu. Mereka meminta ribuan berkas sebelum mau bertindak untuk menolong. Lupakan niat untuk mencoba melarikan diri lewat jendela. Karena besi-besi itu akan berubah menjadi panas membara kalau didekati orang yang memiliki niat untuk kabur.
Hewan-hewan berbulu akan muncul kalau gedung sudah dipenuhi terlalu banyak orang. Ia akan melayang dari langit dan memanggil Medusa agar mengubah mereka semua menjadi batu dan dilemparkan ke neraka selamanya. Lewat dari tempat ini, ada jalan menuju ke Neraka Lapisan Keenam
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff