Friday, May 29, 2009

Penangkaran Buaya, Asam Kumbang


Buaya ternyata lebih menyeramkan kalau dilihat langsung daripada ditonton di Chanel Animal Planet ya. Di daerah Asam Kumbang, Medan, ada sebuah penangkaran buaya milik sebuah keluarga Tionghoa. Penangkaran buaya ini sudah ada sejak tahun 1959 dan masih tetap dikelola secara turun temurun hingga sekarang. Penangkaran ini adalah properti pribadi namun mereka memberikan kesempatan bagi siapapun yang ingin melihat buaya-buaya peliharaan mereka, dengan hanya membayar tiket 15 ribu rupiah perorang.

Di dalam kompleks penangkaran ini, terdapat sekitar sepuluh kolam dari batu yang dibuat berdinding lumayam tinggi (setinggi dada orang dewasa) yang di dalamnya terdapat berbagai buaya yang dikelompokkan berdasarkan usianya. Di pintu masuk, yang pertama kali terlihat adalah sebuah kolam yang agak besar berisi seekor buaya berusia 34 tahun! Ukurannya besar sekali! Sepertinya perutnya bisa menampung tubuh manusia dewasa dalam keadaan utuh. Buaya ini sepertinya adalah buaya tertua disana. Lebih banyak berbaring diam sambil sesekali membuka matanya yang besar dan kuning itu dengan bermalas-malasan. Aku memang baru sekali ini melihat buaya secara langsung. Sepuluh tahun lebih aku tinggal di kota ini, belum pernah sekalipun aku mengunjungi lokasi penangkaran ini. Jadi, aku agak ngeri juga melihat buaya sebesar itu dalam jarak dekat.
Kolam-kolam yang lain berisi sekitar 10-15 ekor buaya. Ketika kami datang sekitar pukul 10 pagi, buaya-buaya itu berjemur sambil menumpukkan diri satu dengan yang lainnya. Beberapa diantara mereka menutup mata, namun tidak sedikit juga yang membuka mata dan memandang pengunjung yang dengan mata kuning mereka. Mereka tidak perlu bergerak untuk mengintimidasi korbannya. Benar-benar predator sejati.

Di penangkaran ini juga disediakan kolam rawa buatan, tempat beberapa buaya dewasa. Menurut papan keterangan yang tertempel di pohon, salah satu buaya disana ada yang berumur 50 tahun! Tapi karena kebanyakan buaya-buaya di kolam rawa ini lebih senang merendam diri sampai sebatas kepala, jadi kami tidak bisa menebak, yang mana yang berumur 50 tahun. Yang pasti, ukurannya akan jauh lebih besar daripada yang berumur 34 tahun tadi ya.

Seorang pawang buaya membersihkan anak-anak buaya dengan panjang seperti lengan orang dewasa, di dalam beberapa ember bulat, dengan menggunakan cairan seperti sabun. Dan anak-anak buaya ini memang lumayan kotor. Jadi air bekas ’mandinya’ juga benar-benar kotor!
Sementara buaya-buaya yang sudah besar, tidak dibersihkan secara manual. Cukup dengan mengalirkan air menggunakan pipa-pipa sedang ke setiap kolam, maka aliran air yang baru akan mendorong air kotor ke parit pembuangan.
Sayangnya, kami tidak bisa melihat ketika buaya-buaya itu diberi makan. Jadwal makannya sekitar pukul 16.30 Wib setiap harinya, sementara kami datang jam 9 pagi. Jadi, cuma bisa melihat proses pembersihan mereka saja.

Wednesday, May 27, 2009

One Missed Call


Seorang gadis bernama Leann (Azura Skye) menerima sebuah pesan panggilan tak terjawab dari temannya bernama Shelly. Ternyata Shelly ini sudah meninggal, ketika pesan telepon itu masuk ke ponsel Leann. Dua hari kemudian Leann tewas. Selanjutnya, giliran Brian (Johnny Lewis) yang menerima telepon dari Leann, yang mengatakan kalau dia akan tewas dalam dua hari. Leann menganggap pesan itu sebagai permainan konyol yang membuatnya marah.

Ia menceritakan panggilan itu pada Beth (Shannyn Sossamon), temannya. Ia menceritakan bagaimana ia mulai sering melihat kejadian aneh setelah menerima pesan itu. Brian mengatakan kalau ia sering melihat sesosok manusia yang berpakaian serba hitam dan mengenakan jaket berkerudung, mengawasinya dari kejauhan. Dan perlahan-lahan sosok hitam itu mulai berjalan mendekatinya. Ia tidak mengerti artinya, tapi tetap merasa ketakutan. Tak lama kemudian Brian juga meninggal tetap di depan mata Beth. Karena tiba-tiba saja sebuah gedung yang sedang dibangun meledak dan melemparkan sebilah besi tepat ke jantung Brian.

Tinggallah Beth dan Taylor (Anna Claudia Talancon), teman Leann yang belum mendapat panggilan tak terjawab. Tapi Taylor merasa yakin kalau apapun yang membunuh Leann dan Brian, pasti akan membunuh mereka juga. Karena nama mereka berdua ada di ponsel Leann dan juga Beth. Ia yakin, kalau pembunuh itu akan membunuh mereka-mereka yang berada dalam daftar telepon Leann dan Brian juga.

Lalu mereka membongkar baterei ponsel masing-masing dengan tujuan agar tidak ada yang bisa menelepon mereka. Tapi malam itu, ponsel Taylor tetap berdering dengan nada yang sama dengan nada pesan tidak terjawab yang diterima Leann dan Brian sebelum meninggal. Padahal baterei ponsel itu sudah lepas. Jelas sekali ada hal-hal yang berbau mistis dalam kejadian ini. Maka mereka pun mulai menghapus semua nomor-nomor telepon yang masih ada di dalam daftar telepon mereka. Lalu menghancurkan ponsel itu dan membuangnya ke selokan.

Seorang detektif bernama Jack (Edward Burns) datang menemui Beth, untuk membantu menyelidiki kasus ini. Karena ternyata Shelly (Meagan Good) yang tewas sebelum Leann adalah adiknya. Jadi dia juga merasa sangat perlu menyelidiki penyebab yang pasti dari kematian adiknya itu.

Mereka berusaha menelusuri siapa yang pertama sekali menerima telepon tidak terjawab itu. Dan mereka menemukan sebuah nama: Marie Layton (Rhoda Griffis). Seorang wanita perawat di panti jompo. Jack dan Beth kemudian mengunjungi rumah Marie, yang ternyata kosong dan tidak terawat. Di dalam rumah itu mereka menemukan sebuah kepingan CD yang ternyata adalah rekaman tentang dua orang gadis cilik yang sedang bermain-main.
Dari foto yang juga terdapat disana, mereka mengetahui nama kedua gadis itu adalah Ellie Layton (Ariel Winter) dan Laurel Layton (Reagan Lamb), mereka adalah anak-anak Marie Clayton. Tapi rekaman itu tidak lengkap dan terputus. Mereka juga menemukan sebuah inhaler yang biasa dipergunakan oleh penderita asma.

Dari penemuan ini mereka menyimpulkan kalau Marie Clayton adalah seorang wanita yang mengidap kelainan jiwa. Kegilaan yang membuatnya cenderung untuk menyakiti anak-anaknya. Karena ketika Jack meneliti riwayat pengobatan Laurel, ternyata ia sering keluar masuk rumah sakit karena berbagai luka. Tapi mereka bertiga diduga sudah tewas. Karena rumah sakit St. Luke yang merawat Laurel ketika terluka, terbakar, saat mereka semua berada disana.

Sementara itu, Taylor yang ketakutan dihubungi oleh seorang pria bernama Ted (Ray Wise) yang mengaku dia bisa mengusir setan. Tapi syaratnya, Taylor harus ikut dalam upacara pengusiran setan yang dilakukan secara live dalam acara reality show yang dibuatnya. Dan Taylor setuju untuk mengikuti acara itu, dengan harapan pria itu benar-benar bisa mengusir roh yang menghantuinya. Ternyata ia salah. Ia tetap tewas dalam acara itu dan sebutir permen bulat merah juga keluar dari mulutnya.

Pada saat itu pulalah Beth menerima sebuah pesan panggilan tidak terjawab, yang mengatakan bahwa ia akan mati besok. Karena itu, Jack memutuskan untuk menginap si rumah Beth dan menjaganya malam itu. Ketika itulah Beth bercerita pada Jack, bahwa dia adalah salah satu anak yang menjadi korban dari ibu yang gila. Ibunya sering menyakitinya ketika ia masih kecil dan salah satu tanda yang masih tersisa adalah bekas sundutan rokok yang dibuat ibunya ketika ia masih kecl dulu. Dan akhirnya ayahnya bunuh diri dengan menggantung diri.

Tak lama kemudian, Jack mendapat telepon yang menginformasikan kalau Laurel Layton masih hidup dan tinggal di sebuah panti asuhan. Tapi menurut Nyonya Ford (Karen Beyer), penjaga panti asuhan itu, Laurel tidak pernah bicara lagi sejak peristiwa kebakaran itu terjadi. Dan ia memang tidak menjawab apapun ketika Jack dan Beth menanyainya, dia hanya sibuk memegang boneka beruangnya. Yang ternyata bisa mengeluarkan bunyi yang sama dengan bunyi pesan panggilan tidak terjawab yang diterima Leann, Brian dan Taylor sebelum meninggal.

Beth mencoba mencari jawaban dengan mendatangi RS. St. Luke yang sudah tinggal puing-puing saja. Di dalam RS ini ia melihat berbagai penampakan hantu, bahkan ada yang berusaha menyeretnya. Kalau saja Jack tidak segera datang menyelamatkannya. Tapi para hantu itu berhasil memisahkan mereka berdua dan membuat Jack pingsan.

Beth melarikan diri dan menemukan sebuah terowongan bawah tanah. Dia merangkak di sepanjang terowongan itu. Dan di ujungnya dia menemukan sesosok tubuh yang sudah menjadi tengkorak, dan tangannya menggenggam sebuah ponsel yang masih menyala seperti ada yang menghubungi. Saking kesalnya, Beth menghancurkan ponsel itu sampai benar-benar rusak. Dalam kesibukannya, dia tidak melihat kalau sosok tengkorak itu bergerak dan mendekatinya. Beth berusaha melarikan diri, tetapi tengkorak itu mengejar dan berhasil menangkapnya.

Beth memohon-mohon agar tidak dibunuh. Tapi sosok tengkorak itu malah menangis sambil berulang kali meminta maaf pada Beth. Sosok tengkorak itu ternyata adalah Marie Layton. Dia belum meninggal tapi menderita luka bakar yang sangat parah. Dia bersembunyi di ujung lorong itu tanpa alasan yang jelas. Dia baru meninggal sesudah bertemu dengan Beth. Dalam peristiwa ini ternyata Beth selamat, bahkan sesudah batas waktu kematiannya lewat. Dan ia pun memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.

Sebelumnya, Jack menyempatkan diri ke panti asuhan untuk mengunjungi Laurel dan memberitahukan tentang kematian ibunya. Tapi niat itu urung, karena Laurel ternyata sudah tidur. Jack kemudian melihat lukisan Laurel di dinding, yang menggambarkan boneka beruangnya. Terdorong naluri, ia memeriksa boneka beruang itu. Dan menemukan kepingan CD lain di dalamnya.

Ternyata rekaman CD itu menunjukkan kebenaran yang tidak terduga. Tampaklah Ellie Layton muda sedang berusaha memotong urat nadi pergelangan tangan adiknya. Laurel ketakutan tapi tidak berani membantah. Tiba-tiba ibunya masuk dan melihat perbuatan Ellie. Dia segera membawa Laurel keluar dan mengurung Ellie di kamar.

Ellie menjerit-jerit minta dikeluarkan. Tapi ibunya tidak mendengarnya. Kemudian asmanya tiba-tiba kambuh dan obat inhalernya habis. Dia mulai sesak napas dan berusaha menghubungi ponsel ibunya. Tapi panggilannya tidak terjawab. Dan Ellie pun meninggal. Saat itulah Laurel mengakui kalau Ellie lah yang selama ini melukainya. Tapi dia selalu memberikan Laurel sebutir permen bulat berwarna merah, setiap kali Ellie menyakitinya.

Mengetahui kalau ternyata bukan Marie yang ingin membunuh Beth, tapi Ellie. Jack pun segera menghubungi telepon rumah Beth. Dia tidak mengangkatnya. Akhirnya Jack memutuskan untuk langsung mendatangi rumah Beth.

Tanpa sepengetahuannya, ponselnya yang disimpan polisi sebagai barang bukti ternyata mendapat panggilan tidak terjawab yang mengatakan kalau kematiannya akan segera datang saat itu juga. Rekannya yang menemukan ponsel itu berusaha menghubunginya untuk memberitahukan hal itu. Tapi Jack tidak menjawab karena terlalu sibuk menghubungi Beth dan terburu-buru mengunjunginya.

Di rumahnya, Beth sendiri sudah mulai mengalami keganjilan-keganjilan. Jack menggedor pintu rumahnya. Setelah masuk, ia mulai menceritakan penemuan-penemuan barunya. Tapi sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, ada suara gedoran lagi di pintu. Mereka berdua tertegun. Dengan hati-hati, Jack mencoba mengintip melalui lubang pintu. Tiba-tiba saja, sebilah pisau muncul dan menusuk matanya begitu dalam. Dia terjatuh dan meninggal. Lalu mendadak pintu terbuka, dan tampaklah sesosok orang berpakaian serba hitam dan mengenakan jaket berkerudung. Wajahnya penuh luka dan mengerikan. Arwah Ellie Clayton. Dia berusaha mendekati Beth untuk membunuhnya.

Tapi kemudian muncullah arwah Marie Clayton, yang kemudian mencekik Ellie dari belakang. Roh Ellie memudar dan masuk kedalam ponsel Beth yang tergeletak di lantai. Kemudian arwah Marie pun menghilang. Tapi ternyata, semua belum berakhir. Karena ponsel Beth kembali berdering dengan nada yang sama dengan sebelumnya. Dan dari mulut Jack keluar sebuah permen bulat berwarna merah lagi.

PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih

Monday, May 25, 2009

Makan di Resto De Dago


Sebenarnya kami sudah cukup sering makan di tempat ini. Hanya saja aku sering lupa untuk menuliskannya di blog. Padahal, niatnya sudah ada. Tapi begitu perut kenyang, niat itu pun jadi terbang.

Lalu, ketika akhirnya kami makan lagi di Resto De Dago, aku menyempatkan untuk menuliskannya dan kali ini tidak lupa. Memang tempatnya tidak semodern Gelato Bar. Resto De Dago lebih menonjolkan suasana 'jadul' alias jaman dulu. Tempatnya tepat di depan RS Herna.

Pengunjung bisa memilih tempat di luar atau di dalam ruangan. Kalau di luar ruangan, ada deretan meja yang diatur rapi di sekeliling resto yang tempatnya lebih mirip rumah ini. Kalau mau, juga ada deretan payung-payung besar di bagian halaman. Di bawahnya juga terdapat kursi-kursi dengan meja bulat. Biasanya dipergunakan untuk pengunjung yang merokok.

Di dalam ruangan suasananya lebih adem karena full AC. Ruangan dipenuhi wangi aromatherapy. Lilin-lilin kecil di wadah kaca diletakkan di lantai. Dekorasinya berthema kebun. Ada pohon tiruan yang ditempatkan di tengah ruangan. Ranting-rantingnya diatur menjulur di langit-langit. Jadi, kesannya pengunjung sedang makan di bawah pohon. Lampu-lampu taman dari batu alam juga ditempatkan dengan serasi di antara meja-meja. Lalu di sudut ruangan, terdapat kolam ikan berukuran kecil yang berisi beberapa ekor ikan koi warna-warni.

Secara keseluruhan, suasana dalam restoran cukup mengesankan. Kesan makan di bawah pohon sambil mendengar desiran air dari kolam ikan dan ditemani wangi aromatherapy, pastinya membuat acara makan jadi menyenangkan.

Suasana lebih jadul terasa lewat perabotan serba kayu berwarna gelap di dalam ruangan. Jendela-jendela besarnya dipasangi tirai renda warna off-white. Pencahayaan yang agak redup. Juga beberapa buffet yang terlihat antik. Semua menambah kesan jadul yang menyenangkan.

Menu yang ditawarkan cukup bervariasi. Mulai dari masakan nasional seperti nasi timbel, sampai masakan barat seperti spaghetti dan steak. Minumannya juga beraneka ragam. Dari juice, kopi, minuman botol, sampai berbagai macam es campur.

Favoritku adalah es teler. Rasanya sip! Lengkap dengan irisan kelapa, nangka dan alpukat. Dihidangkan semangkuk besar. Makanan favoritku adalah beef spaghetti, tapi aku juga suka menu Nasi Goreng Kampungnya.

Kalau suamiku, setiap kali makan disana pilihannya cuma satu: Mie Sop Daging Sapi. Tak pernah berganti. Sementara untuk Asha, dia kami beri kentang goreng sambil sesekali mencicipi makanan pesanan kami.

Walaupun Resto De Dago ini cukup luas dan tempatnya menyenangkan, tapi pengunjungnya tidak terlalu ramai. Kecuali malam Minggu dan hari libur. Padahal, harga makanannya juga relatif standar. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Makanannya juga enak lho.

Tapi, kami malah suka kalau restonya agak sepi. Jadi bisa makan dengan lebih tenang dan bebas memilih tempat.

Friday, May 22, 2009

Mau Coba Menyetir Mobil di Medan?


Beberapa bulan yang lalu, aku sempat belajar nyetir mobil. Tutornya? Tentu saja suamiku tercinta. Hehehe.. Berhubung rumah kami berada di kompleks yang 'tidak ramah angkot' jadi susah kalau tidak bisa nyetir mobil. Nggak bisa kemana-mana. Mau nyetop angkot, tempatnya jauh.

Jadi, rencananya kalau aku sudah bisa nyetir sendiri, akses keluar rumah kan jadi lebih lancar karena tidak terlalu tergantung lagi sama suami. Biarpun sebenarnya aku nggak terlalu percaya diri untuk bisa menyetir mobil sendiri. Belum apa-apa aku sudah grogi duluan, takut nabrak.


Dan yah saudara-saudara, suamiku ternyata tidak bisa diharapkan menjadi tutor mengemudi yang baik. Sepanjang jalan tahunya maraaahhh melulu 'hati-hati'; 'awas ada mobil parkir'; 'gasnya jangan terlalu dalam'; 'klosnya jangan dilepas'; 'ganti persneling'; 'jalannya jangan terlalu ke tengah'; 'jangan ngerem mendadak'; dsb. Saking banyaknya, nggak bisa kutulis semua Alhasil, rasa pe-de ku yang sebenarnya 'ajrut-ajrutan' tadi malah semakin hancur. Gimana bisa konsen mengkoordinasikan mata ke depan sambil selalu memperhatikan kaca spion dengan kaki di pedal gas atau rem dan tangan kiri di persneling, kalau kupingku penuh dengan omelan? Akhirnya, ya salah melulu. Pusyiing dan kesal.


Kadang-kadang aku suka iri melihat ibu-ibu lain (bahkan anak remaja) yang sudah mahir nyetir mobil. Kok aku nggak bisa ya? Hehehe..

Tapi, ternyata jalanan juga bukanlah tempat yang ramah untuk perempuan yang membawa mobil sendiri. Bahkan untuk yang sudah mahir sekalipun. Karena kalau ada hambatan yang muncul di jalan, misalnya macet karena laju mobil yang lamban, atau karena proses memarkir mobil yang terlalu lama, pasti muncul komentar seperti ini: "Pantas, yang nyetir cewek sih.."

Sampai segitunya, yah
Begitu parahkah cara menyetir perempuan di mata para lelaki itu? Padahal, kalau yang buat kesalahan itu laki-laki, tidak ada komentar: 'Pantas, yang nyetir cowok sih'
Paling cuma diteriaki: 'Tolol!'
Ini membuat aku jadi ragu-ragu kalau mau nyetir mobil sendiri.

Kalaupun misalnya aku sudah mahir nanti, belum tentu aku siap untuk turun ke jalanan kota Medan yang semrawut ini. Dimana angkot dengan seenak udelnya berhenti dimanapun dia suka. Mendadak lagi! Atau pengendara motor yang suka menyelip kesana-sini. Belum lagi mereka yang suka nyetir ugal-ugalan di tengah kota dan menerobos lampu merah.
Sampai-sampai ada istilah: 'Kalau sudah lulus nyetir mobil di Medan, maka lebih gampang lagi kalau nyetir mobil di Jakarta' saking semrawutnya jalanan disini.


Lagipula, aku ini tipe orang yang mudah panik. Seandainya saja, tiba-tiba mobil yang kubawa sendiri mogok di tengah jalan, lalu semua orang mulai membunyikan klakson keras-keras dengan tidak sabar. Hampir bisa dipastikan, kalau aku bakal semakin panik dan mungkin bisa jadi lupa cara memutar kunci kontak dan akan butuh lebih banyak waktu lagi untuk menyalakan mobil. Dan ketika itu aku pasti akan mendengar langsung komentar "Pantas, yang nyetir perempuan!" itu diarahkan padaku. Sedih, malu, dan marah pasti bakal membuat wajahku merah padam! Perempuan oh perempuan.

Mungkin memang sebaiknya aku naik taxi aja ya. Kalau misalnya ada kebutuhan mendesak dan suami nggak bisa ngantar. Karena sepertinya aku belum siap untuk menyetir mobil di jalan umum (kalau misalnya sudah bisa, lho), karena aku pasti akan melakukan kesalahan beberapa kali. Dan aku belum siap dikomentari "DASAR PEREMPUAN!!" karena dianggap tidak becus menyetir mobil.

Monday, May 18, 2009

Boleh Pemilu, Yang Penting Damai

Media akhir-akhir ini dipenuhi dengan berbagai berita tentang persiapan Pemilu Presiden. Yah, orang-orang mulai memberikan pendapat dan komentar masing-masing. Mulai dari komentar positif, namun tidak sedikit juga yang negatif. Itu semua tergantung pada pendapat masing-masing individu tentunya.

Apalagi setelah tiga pasang calon presiden-wakil presiden telah mendaftarkan diri secara resmi ke KPU. Dan masing-masing tim sukses sudah memulai menabuh genderang perang masing-masing. Bukan hanya media yang akan mulai memanas tapi juga semua pendukung masing-masing pasangan. Pada tahap ini, pasangan pilihannya adalah yang terbaik. Pasangan lain itu dianggap buruk, tak jarang dianggap sebagai lawan perang. Dan mereka rela mati untuk mempertahankan pasangan pilihannya.

Dan pada tahap ini pula, istilah wong cilik jadi terkenal. Semua akan mengklaim akan berpihak pada wong cilik ini, kalau rakyat memilih mereka. Berjuta janji manis, menyapa kesana-kemari, kunjungan kesana-kemari, sumbangan ke lembaga sosial ini dan itu, dan mulai mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang ’kini’ dianggap tidak berpihak pada wong cilik ini. Walaupun sebelumnya tidak ada yang pernah menyikapi kebijakan itu. Baru menjelang pemilu seperti ini, kebijakan itu dicela.

Nasib wong cilik ini memang hanya bisa dijadikan komoditas. Menjelang Pemilu, dijanjikan sejuta hal-hal indah. Selesai Pemilu, mereka terlupakan. Dan wong cilik ini juga menyadari hal itu. Bukan hal baru! Tak perlu kaget!
Pesta demokrasi memang identik dengan janji-janji. Terlepas dari apakah janji itu akan ditepati atau tidak, toh?

Mungkin bagi banyak pihak, pesta demokrasi ini cukup hingar bingar. Tapi, tetap saja ada segelintir pihak yang tidak beranggapan demikian. Saya adalah salah satunya. Yah, biasa sajalah. Pemilu. So what? Yang penting, jangan ada kerusuhan. Baik itu pra-pemilu, pemilu dan pasca-pemilu. Karena ketidak-puasan terhadap hasil pemilu ’pasti’ terjadi. Hanya saja, mudah-mudahan hal itu tidak memicu kerusuhan.

Bagi saya, kondisi aman dan kondusif jauh lebih penting dan berharga dari urusan pemilu ini. Bahkan, kalau untuk menjaga keamanan dan kedamaian, maka urusan pemilu ini harus dibatalkan, saya orang pertama yang akan mengangkat tangan untuk menyetujui.

Maka, bagi mereka yang memiliki rencana dan bagian dalam pesta demokrasi ini, lakukanlah apa yang menjadi kepentinganmu, tapi jangan sampai memancing kerusuhan. Karena kalau kerusuhan terjadi, wong cilik yang kau janjikan banyak hal ini juga yang akan menderita.

Mudah-mudahan pesta demokrasi tahun ini berjalan lancar. Siapapun yang terpilih untuk memimpin negara ini (rela atau tidak rela dan curang atau tidak curang) harus diterima dengan lapang dada. Dan pihak-pihak manapun yang tidak terpilih (mau atau tidak mau dan curang atau tidak curang) harus bisa berlapang dada menerimanya. Karena Pemilu ini sejatinya bukan untuk memuaskan para elit-elit politik yang memperbutkan kursi kepemimpinan. Tetapi untuk rakyat semata. Dan wong cilik ini sudah pasti tidak menginginkan adanya kerusuhan!

Friday, May 15, 2009

Iklan PONDS yang tidak bermutu


Begitu piciknya pemikiran para pembuat iklan masa kini, mereka berhasil membuat stigma baru:
ISTRI HARUS CANTIK DAN BERKULIT PUTIH MULUS DAN TIDAK BERKERIPUT, AGAR BISA DISAYANG SUAMI”

Coba saja lihat berbagai iklan kosmetik saat ini, yang segmen pasarnya menyasar ibu-ibu muda ini. Tidak perlu ragu, aku bisa menyebutkan kalau yang pertama sekali memperkenalkan pemikiran itu adalah produk Ponds Age Miracle. Dengan menjadikan perempuan-perempuan muda yang terkenal sebagai bintang iklannya

Misalnya, Becky Tumewu, dan ada beberapa artis lainnya. Jalan ceritanya sama, bagaimana suami-suami mereka terkejut melihat perubahan yang dialami istri-istri mereka. Bagaimana perubahan itu telah membangkitkan rasa sayang mereka. Kesimpulan yang bisa ditarik, selama ini para suami itu tidak memperhatikan istrinya karena mereka tidak putih mulus dan tidak cantik. Kalau benar begitu, bayangkan bagaimana menyedihkannya nasib para istri ini, seandainya saja tidak ada Ponds Age Miracle yang menyelamatkan perkawinan mereka.

Salah satu skenarionya adalah ketika dalam iklan tersebut ditampilkan seorang suami yang tidur membelakangi istrinya. Sementara si istri ditunjukkan dengan tampang yang merana. Kemudian dia menggunakan Ponds Age Miracle, beberpa hari kemudian, suaminya sudah mulai tidur berhadapan dengannya. Dan akhirnya mereka tidur berhadapan sambil berpegangan tangan. Gimana kalau seandainya istrinya tidak memakai Ponds ya? Pasti suaminya itu pergi meninggalkannya.

Lihatlah bagaimana menyedihkannya nasib para istri kalau begitu, seandainya Ponds Age Miracle tidak ada. Karena hanya Ponds Age Miracle yang bisa menyelamatkan kehidupan pernikahan mereka. Bukan karena cinta, bukan karena rasa tanggung jawab, bukan karena keperdulian satu sama lain atau bahkan perngorbanan yang seharusnya ada dalam hubungan suami istri, bukan itu yang dianggap bisa menjaga kelanggengan pernikahan. Tapi kelanggengan itu hanya bisa dijaga oleh sebuah produk kecantikan!

Betapa menyedihkan kalau begitu? Pernikahanmu tergantung pada produk itu? Karena kalau kau tidak segera menghilangkan keriput-keriput itu, suamimu akan mengacuhkanmu. Dimulai dari tidur membelakangimu, dan akhirnya akan pergi meninggalkanmu.

Iklan yang kemudian muncul dengan membawa pesan sama adalah Citra Hand & Body Lotion. Di iklan ini ada tagnya, bagaimana si suami berkata di akhir iklan:
”BANGGANYA AKU BISA PUNYA ISTRI SEPERTI DIA”
Ucapan ini muncul karena si suami melihat kulit punggung istrinya yang putih mulus karena memakai Citra hand body.
Ya ampun…
Betapa piciknya suaminya, dan betapa malangnya istrinya. Karena suaminya hanya bangga kalau istrinya berkulit putih mulus. Malang sekali nasib para perempuan yang berkulit gelap, karena mereka tidak akan pernah bisa dianggap cantik seperti perempuan yang berkulit terang.

Perempuan zaman sekarang ini, bukan lagi sekedar perempuan biasa yang hanya tahu berdandan dan shopping. Perempuan sekarang adalah perempuan yang pintar secara akademis dan punya akal sehat. Pintar-pintarlah memilah produk yang muncul dalam iklan perawatan wajah ataupun tubuh. Jangan mau memakai produk yang iklannya merendahkan martabat dan keberadaan wanita seutuhnya.

Para istri, cintailah tubuhmu dengan merawatnya setiap hari. Tapi jangan biarkan sebuah produk kecantikan semata yang mengatur kehidupan pernikahanmu! Para suami, sayangilah istrimu meskipun mereka tidak sesempurna para wanita cantik yang kau lihat di TV. Karena tokoh-tokoh iklan itu sebenarnya tidak nyata!

Wednesday, May 13, 2009

Coba Bersihkan Dengan Garam

Pertama, Cofeemaker
Gelas coffeemaker yang sering kusam karena terkena kopi bisa dibersihkan dengan mudah. Campur satu cangkir es batu dengan satu sendok makan air dan empat sendok garam. Masukkan bahan-bahan tadi ke dalam gelas coffeemaker lalu aduk perlahan selama beberapa saat. Kemudian bilas dengan air, dan cuci dengan sabun seperti biasa.



Kedua, Cangkir kopi dan teh
Untuk menghilangkan noda di bagian dasar cangkir, taburkan saja garam pada bagian yang terkena noda. Tambahkan sedikit air, dan gosok perlahan-lahan. Kemudian cuci hingga bersih.



Ketiga, Kompor
Untuk noda hangus, gunakan campuran garam dan kayu manis. Taburkan pada permukaan yang terkena noda hangus. Kemudian segera bersihkan dengan kain lap.
Untuk noda minyak dan noda berbentuk cair lainnya, setelah ditaburi garam dan kayu manis, diamkan dulu selama kurang lebih lima menit, baru bersihkan dengan kain lap.



Keempat, Oven
Kalau bagian dalam oven ternoda dengan noda yang lengket sekalipun, bisa dibersihkan dengan menggunakan garam. Cukup dengan manaburkan garam pada permukaan noda. Diamkan beberapa saat hingga noda mengering dan menjadi kerak. Setelah oven dingin, bersihkan kerak dengan menggunakan spatula.



Kelima, Lemari Es
Campuran garam dan soda kue dalam perbandingan yang sama, bisa dipergunakan untuk membersihkan kotoran dan menghilangkan bau tak sedap pada lemari es. Caranya, taburkan campuran tadi pada permukaan spons lembab, lalu gunakan untuk mengelap bagian dalam lemari es.

Dengan bahan-bahan sederhana yang bisa didapatkan dari lemari dapur, noda-noda membandel di peralatan dapur kita pun bisa hilang.

Monday, May 11, 2009

Jagalah kata-katamu!


Hati manusia itu menurutku bagaikan kristal. Indah sekaligus rapuh. Ada banyak hal di sekeliling manusia yang membuat kristal itu retak, atau bahkan hancur berantakan. Namun yang paling menyakitkan di antara semuanya adalah pukulan kata-kata.

Bukan pukulan fisik yang membuat manusia itu menjerit-jerit dan minta ampun. Tapi pukulan verbal yang membuat manusia itu menangis dalam diam, atau menjerit tanpa kata-kata. Lebam dan luka fisik masih bisa diobati dengan bantuan medis. Tapi lebam dan luka hati yang timbul karena rasa sakit hati tak bisa diobati segampang itu.

Sama seperti retakan pada kristal, yang tak mungkin hilang tanpa bekas. Yang bisa dilakukan adalah berusaha menjaga agar kristal itu tidak retak lebih parah atau bahkan hancur sampai tidak bisa diperbaiki lagi. Karena kondisi ini akan lebih parah daripada luka fisik.

Dan penyebab terbesarnya adalah perkataan manusia itu sendiri. Perkataan yang indah, penuh inspirasi yang dibubuhi sedikit pujian, akan membangkitkan rasa optimis dan kepercayaan diri orang yang mendengarnya. Tapi, sebaliknya, perkataan yang mengandung ejekan paling halus yang berselubung lelucon paling lucu sekalipun akan mampu menghancurkan karakter, melukai jiwa dan membuat manusia merasa dirinya tidak berharga. Apalagi kalau serangan kata-kata ini dilakukan secara rutin dan bertubi-tubi. Misalnya, seorang yang cantik, jika selalu diejek jelek oleh seseorang. Maka perlahan tapi pasti, si cantik ini akan benar-benar yakin kalau dirinya memang jelek! Sebesar itulah kekuatan kata-kata.

Lantas, kenapa manusia lebih condong untuk memilih kata-kata yang bisa melukai hati daripada menyembuhkan jiwa? Bukankah lebih indah kalau manusia memberikan pujian pendek yang sederhana, namun bisa membuat orang lain tersenyum lebar baik di bibir ataupun di hatinya, dan membangkitkan rasa percaya dirinya. Daripada lelucon yang diiringi cemoohan tersamar, yang disadari atau tidak telah membuat orang lain meneteskan air mata karena merasa dirinya tidak berharga, menghapus senyum dari wajahnya atau bahkan membunuh kreatifitas yang telah menempanya agar menjadi pribadi yang utuh selama bertahun-tahun.

Bukankah akan lebih menyenangkan bila melihat orang lain gembira dan penuh semangat daripada menangis dan patah semangat? Seperti bait lagu rohani yang dulu sering dinyanyikan di perkumpulan PA di kampus dulu:

'hati yang gembira.. Adalah obat..
Tapi semangat yang patah, keringkan tulang..
'


Semoga setiap hari kita bisa menjadi manusia-manusia yang lebih baik lagi.

Jalan-Jalan Ke Sembahe


Hari Minggu tanggal 10 kemarin, kami sekeluarga melakukan perjalanan ke sebuah objek wisata terkenal bernama Sembahe. Yang terletak di antara jalan raya Medan-Berastagi, sekitar 40 km dari kota Medan yang dapat ditempuh kurang lebih selama satu jam perjalanan, sebelum memasuki kota Sibolangit. Sembahe adalah objek wisata berupa sungai yang berukuran cukup besar dengan aliran air yang bisa dianggap deras dengan banyak bebatuan, baik di tepian ataupun di dasar sungai.

Kami berangkat sekitar pukul 12 dari Medan, dengan menggunakan dua buah mobil. Total yang berangkat ada sekitar 10 orang, termasuk si kecil tersayangku Asha. Perjalanan tidak terlalu padat. Pengendara motor yang biasanya memadati jalanan dan sering menyelip diantara mobil-mobil, tidak terlalu banyak. Mungkin karena cuaca yang panas terik siang itu. Sehingga rasanya akan tidak nyaman sekali jika perjalanan ditempuh dengan sepeda motor.

Begitu sampai di Sembahe, tempat itu sudah dipadati pengunjung. Umumnya berupa rombongan keluarga yang membawa anak-anak kecil. Anak-anak itu bermain riang di sungai. Cuaca yang panas membuat kegembiraan semakin terasa. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain merendam diri di air pegunungan yang sejuk ditengah panas matahari yang menyengat seperti hari itu.

Tapi, saking padatnya pengunjung, kami cukup kerepotan mencari pondok-pondok yang tidak ditempati orang. Pondok-pondok sederhana beralaskan tikar dan beratap seng itu memadati sepanjang tepian sungai. Dengan hanya membayar 25 ribu rupiah, kami sudah bisa menempati sebuah pondok mungil untuk tempat bersantai sambil memandang aliran sungai.

Akhirnya, setelah naik turun tangga, kami mendapatkan sebuah pondok yang baru saja ditinggalkan sebuah keluarga penyewa sebelumnya. Setelah makan nasi bungkus yang sudah dipersiapkan dari Medan sebelumnya, anak-anak mulai masuk ke sungai dan bermain-main.

Asha digendong papanya dan mereka pun mulai menyemplungkan diri ke sungai. Asha suka air. Sekali seminggu, kami membawanya ke kolam renang. Kebiasaan ini sudah kami jalankan sejak ia berumur setahun. Dan masih berlangsung hingga sekarang. Aku sudah membayangkan betapa gembiranya dia nanti.

Ternyata aku salah! Asha malah menangis waktu dicemplungkan ke dalam sungai. Kami tidak tahu pasti penyebabnya. Mungkin karena airnya yang telalu dingin (maklum, dari pegunungan), atau karena arusnya yang terasa, tidak seperti di kolam renang yang airnya lebih tenang. Atau mungkin karena dia tidak merasa nyaman dengan banyaknya bebatuan di dasar sungai.


Yang pasti, dia hanya berada di air sekitar 10 menit. Setelah itu dia diantar ke pondok sambil menggigil. Sepertinya dia lebih suka bermain bersama dengan kami. Tentu saja setelah badannya dikeringkan, dibaluri minyak kayu putih, dan memakai celana panjang. Kemudian mulai bermain dengan sendok, botol, atau apapun yang bisa diraihnya. Sambil tak lupa untuk berfoto sebentar Hujan tiba-tiba turun, dan sinar matahari yang terik tadi pun hilang tak berbekas.

Selama hampir satu jam kami menunggu, tidak ada tanda-tanda hujan akan mereda. Kami hanya bisa bertahan di pondok. Karena jalan menuju ke parkiran mobil cukup jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Kami tidak mau mengambil risiko Asha nanti jadi demam karena kehujanan.

Pada saat itu, para pedagang yang berada di sepanjang tepian sungai sudah mulai memanggil para pengunjung yang masih berada di dalam sungai.
”Ayo, naik, naik. Sebentar lagi airnya pasti deras. Karena hujan. Ayo, naik, naik.”
Dan tak lama kemudian, sungai sudah sepi dari pengunjung. Orang-orang mulai berbenah-benah dan berganti pakaian. Ada yang masih menunggu hujan reda, ada juga yang langsung berjalan menembus hujan, untuk pulang.


Tiba-tiba saja, aku melihat air sungai menjadi sangat deras, seperti gambar ini. Berbeda dengan keadaan sungai sewaktu kami tiba, seperti gambar di awal tadi. Sepertinya ada banjir kiriman yang berasal dari hujan yang terjadi di pegunungan. Air sungai berubah coklat karena lumpur dan sangat deras. Tumpukan batu yang berada di tepi dan di bagian tengah sungai pun menghilang tertutup air.

Di bagian tengah sungai terdapat batu raksasa menyerupai jembatan yang terletak dengan posisi melintang d tengah sungai. Batu raksasa itu sampai bergoyang-goyang dengan bunyi yang keras karena terkena hantaman sungai. Saat itu, pemandangan sungai sudah tidak menarik lagi. Apa yang bisa dilihat dari sungai kecoklatan yang meluap dan sangat deras seperti itu, selain perasaan ngeri. Aku yakin, kalau tadinya masih ada orang yang berada di dalam air, khususnya mereka yang duduk-duduk di bebatuan di tengah sungai, pasti akan terbawa arus tanpa bisa meraih apapun untuk pegangan.

Aku sudah sering mengunjungi Sembahe ini. Dimulai sejak masa aku kuliah di USU sekitar sepuluh tahun lalu. Tapi belum pernah aku melihat langsung air sungainya meluap seperti ini. Ternyata sangat menakutkan. Sungai deras dengan air bergemuruh yang akan menghanyutkan apapun yang berada di dekatnya.

Sebenarnya, perjalanan kami ini terlalu singkat. Tapi, apa mau dikata. Hujan deras ternyata muncul sebagai pengganti sinar matahari terik yang melatarbelakangi keberangkatan kami tadi. Kami memutuskan untuk pulang di tengah hujan. Dengan terlebih dahulu mengambil payung yang tersedia di mobil.

Tapi tak apalah. Kebersamaan adalah inti terpenting dari perjalanan ini. Karena kami berkumpul beramai-ramai dan menikmati waktu liburan. Kesempatan seperti ini cukup langka. Karena semua orang biasanya sibuk dengan urusan masing-masing. Dan jarang sekali waktu yang tersedia untuk bisa berkumpul bersama keluarga besar

Friday, May 8, 2009

Berbagai model tirai

Tirai bisa dibilang sebagai bagian pertama dalam interior rumah yang cukup mendapat perhatian. Meskipun ruangannya sederhana, dalam arti minimalis tanpa bermacam-macam perabotan, tapi dengan model tirai yang tepat akan menjadi terlihat penuh tanpa harus membuat ruangan sesak.

Sebaliknya, kalau ruangan tersebut sudah dipenuhi dengan furniture, ditambah lagi dengan tirai-tirai yang penuh draperi dan terjurai, bisa membuat kesan ruangan jadi sumpek.

Aku senang browsing ataupun melihat-lihat gambar tirai dalam segala macam model, warna dan motifnya. Model tirai sekarang semakin kreatif. Mulai dari yang lipit-lipit biasa sampai ’triple pleat’ (tiga lipitan yang dijadikan satu). Mulai dari kain dengan harga puluhan ribu rupiah permeter, sampai ke harga ratusan ribu rupiah permeter. Semuanya tergantung kebutuhan, dan tentu saja…budjet!


Untuk urusan tirai ini, yang pertama sekali aku ingin pahami adalah bagaimana menentukan ukuran kain yang tepat agar bisa menghasilkan model tirai yang tepat. Tidak terlalu pelit bahan, sampai modelnya jadi kurang indah. Atau malah kebanyakan bahan, jadinya tirai terlihat ’kedodoran’.

Yang pertama sekali diketahui adalah ukuran rel yang tergantung pada ukuran jendela. Untuk menentukan panjang rel, pasang rel tirai sekitar 7,5 – 12,5 cm di atas jendela. Dan untuk panjangnya, lebihkan sekitar 15 cm di masing-masing sisi. Agar ketika tirai dibuka dan digeser ke samping, sinar matahari bisa masuk dengan leluasa tanpa terhalang tumpukan kain tirai

Untuk menentukan lebar tirai, ukurlah panjang rel, lalu dibagi dua (untuk tirai yang menggunakan dua helai tentunya) kemudian tambahkan beberapa cm untuk keliman pada ujung tirai.

Ada berbagai pilihan untuk menentukan panjang tirai.
Satu, sebatas kusen. Ujung tirai berada 1 cm diatas kusen, sehingga lebih mudah dibuka.
Dua, dibawah kusen. Ujung tirai berada 10-15 cm di bawah kusen.
Tiga, sebatas lantai. Ujung tirai rata dengan lantai (tidak kurang atau lebih)
Ketahui panjang tirai dengan mengukur mulai dari bagian bawah cincin pengait sampai ke bagian bawah yang diinginkan. Tambahkan sekitar 15 cm untuk menjaga kemungkinan kain menyusut atau kalau memerlukan perbaikan di kemudian hari.

Bagian yang menarik adalah untuk memilih model/disain untuk bagian atas tirai. Tentu saja ini tidak dibutuhkan untuk model tirai yang tanpa top. Dan untuk bagian ini, dibutuhkan tambahan kain sekitar 1,5 sampai 2 kali lebar tirai, agar tirai terlihat padat.



• Untuk model ’pencil pleat’ atau bentuk lipit yang rapat-rapat, dibutuhkan bahan 2,5-3 kali lebar awal tirai.





• Untuk model ’triple pleat’ atau tiga lipitan yang dijadikan satu, dibutuhkan bahan 2-3 kali lebar awal tirai.





• Untuk model ’box pleat’ dimana bahan dilipat untuk membentuk lipit kotak yang simetris, dibutuhkan bahan 3 kali lebar awal tirai.





• Untuk model ’goblet’ atau setengah lingkaran, dibutuhkan bahan 2 kali lebar awal tirai.





• Untuk model ’smocked’ atau bentuk kerut seperti sarang lebah, dibutuhkan bahan 2 kali lebar awal tirai.







• Untuk model ’sheer pleat’ atau bahan ringan melambai dengan bentuk topnya lebih tebal, dibutuhkan 2 kali lebar awal tirai.






Yang juga perlu diperhatikan adalah untuk mengukur pola tirai yang akan berulang. Misalnya, ada model kerut di bagian tengah dan bagian bawah tirai. Atau kalau menggunakan kain yang bermotif, harus diperhitungkan juga jarak antar motif, seandai saja ada kebutuhan untuk menyambung kain. Untuk itu, sebaiknya tambahkan ekstra satu lajur motif pada setiap lebar yang dibutuhkan.

Wednesday, May 6, 2009

Dreamgirls


Wah, salut sekali menonton film ini. Luar biasa. Kalau bahasa kerennya: outstanding!
Para pemainnya juga bukan artis yang baru muncul. Juga bukan artis yang hanya mengandalkan tampang. Tapi memang artis yang memiliki talenta luar biasa dalam bidang tarik suara.
Mulai dari awal film sampai dengan akhirnya, penonton tidak henti-hentinya disuguhi dengan lagu-lagu indah yang dinyanyikan dengan sepenuh hati. Beyonce Knowles, favoritku. Suara beningnya benar-benar membuat tercengang. Apalagi waktu dia menyanyikan sebuah lagu solo berjudul Listen dengan nada tinggi. Selain wajah cantik, suara Beyonce Knowles cukup khas dan bisa langsung dikenali. Menurutku suaranya semi sengau tapi tetap enak didengar. Aktingnya juga oke sekali.

Di film ini dia memang mendapat peran yang mengharuskan dia selalu tampil glamour. Sebagai vokalis utama dari trio Dreamgirls, sekaligus sebagai istri produser yang kaya raya. Jadi, bisa dikatakan kalau di sepanjang film ini, si cantik Beyonce Knowles memang selalu tampil menawan dengan gaun-gaun mewah.

Jennifer Hudson dengan lagu anyarnya yang berjudul ”One Night Only” benar-benar luar biasa. Aku sampai merinding mendengarnya. Nada suaranya yang tinggi, sangat khas suara penyanyi kulit hitam. Berani dan penuh dengan vibrasi. Meskipun secara fisik, Jennifer Hudson tidaklah semenarik Beyonce Knowles, tapi kalau urusan suara, dia benar-benar saingan yang patut diperhitungkan.

Memang hiruk pikuk dunia hiburan bisa berakibat sangat buruk bagi mereka yang tidak siap untuk berada di dalamnya. Tokoh Effie White (Jennifer Hudson) si suara emas yang menjalin cinta dengan sang produser, akhirnya harus rela tersingkir daru dunia yang hingar bingar ini. Karena dia tidak bisa bersikap profesional dalam pekerjaannya. Dan menganggap dirinya bisa melakukan apapun, karena dia adalah kekasih dari sang produser.

Sementara sang produser sendiri (diperankan oleh Jamie Foxx), adalah seorang pria yang tamak dan menganggap artis-artis binaanya tak lebih dari properti yang bisa dia manfaatkan sepenuhnya untuk meraih keuntungan. Dia juga digambarkan sebagai pria oportunis, yang mengambil keuntungan dari para artisnya. Sewaktu Effie White masih terkenal, dia menjadikannya istri. Namun segera berpisah darinya begitu Effie White jatuh karena sikapnya yang egois. Selanjutnya, dia menjadikan Deena Jones (Beyonce Knowles) sebagai istrinya. Ketika Deena Jones menggantikan posisi Effie White yang sudah dikeluarkan.

Tokoh Deena Jones adalah sosok perempuan yang sebenarnya baik hati namun sangat ingin untuk bisa eksis di dunia hiburan. Wajah cantiknya membuat ia cepat mendapat perhatian dari si produser. Dan memiliki kesempatan lebih besar untuk bisa menjadi pengganti vokalis utama. Namun, sikapnya yang cenderung mengalah justru membuatnya tertekan. Suaminya memanfaatkan dirinya untuk meraih keuntungan. Baik dari menyanyi ataupun dari film.Dan dia harus melakoni itu semua meskipun di dalam hatinya menolak. Di akhir film, dia akhirnya berani melawan dan meninggalkan suaminya yang angkuh itu. Dengan risiko meninggalkan segala kemewahan dan kenyaman yang sudah dirasakannya.

Trio Dreamgirls berhasil menguasai tangga lagu favorit. Walaupun akhirnya trio yang bombastis ini harus bubar, karena beragam konflik internal yang mereka alami.

Tapi jalan ceritanya sendiri sangat indah dan menyentuh hati. Ditambah dengan alunan vokal para pemerannya, menjadikan film musikal ini menjadi film musikal favorit ku yang kedua, setelah Evita Peron yang diperankan oleh Madonna.

PS: Untuk kawan-kawan yang menyukai artikel-ku tentang film, selanjutnya aku akan memindahkah tulisan tentang film ke blog khusus: Cerita Film. Tapi artikel yang masih ada disini masih tetap akan disimpan, hanya saja tidak akan bertambah lagi. Karena untuk selanjutnya, artikel tentang film akan kutuliskan di blog film itu saja. Terimakasih
Shelfari: Book reviews on your book blog
Blog Widget by LinkWithin
 

~Serendipity~ | Simply Fabulous Blogger Templates | Mommy Mayonnaise | Female Stuff